BOSSku ternyata JODOHKU

24. Kumpul lagi

Sabtu sore aku sudah berada di dalam bus menuju kotaku. Membutuhkan waktu sekitar dua jam untuk bisa setor wajah dan hati di hadapan bapak ibu.

Suasana bus tak begitu ramai, maklum pertengahan bulan. Tapi kalau awal bulan...bus bisa full sampai tempat duduk punya kenek pun ditawarkan.

Setelah bus memasuki jalan tol, aku mulai membuka ponselku untuk mengganti ke mode silent. Biasanya aku akan tidur tidur ayam kalo sudah membayar tarif.

Baru kelar menyimpan uang kembalian ke dompet, ponselku bergetar. Nama si Boss tertera di sana. Aku memutar bola mataku malas...tapi terpaksa juga mengangkat telponnya.

"Haloo...met sore pak", sapaku hampir seperti berbisik. Khawatir suaraku mengganggu penumpang lain.

"Sore juga Sa...kamu lagi dimana?" suara khasnya terasa lembut di telingaku...

Aku tersenyum sendiri. Pengennya sih aku iseng aja menjawab 'dihatimu pak'...tapi aku tahan... Untung saja aku duduk sendirian di baris ketiga, sebelahku kosong.

"Lagi di bus bapak...mau jenguk orangtua", sahutku masih seperti berbisik.

"Oooo"

"Oo kenapa pak?"

"Gak papa Sa...makanya kok kedengeran suara bising".
'suara bising apa suara bisikanku ya paak' batinku geli.

"Ini masih di jalan tol, tapi ada apa ya Pak?" aku mengeryitkan alisku bingung, tidak biasanya dia meneleponku di luar jam kerja.

"Hmmm..mau tanya..apa orderan Sumber Bahagia jadi dikirim hari ini ?" tanya beliau dengan ragu.
Sumber Bahagia adalah salah satu distributor besar kami di Jakarta.

Aku menegakkan tubuhku yang tadinya agak menyandar.

"Ya sudahlah pak, sudah berangkat tadi sebelum saya pulang. Lagian juga sudah saya konfirmasi ke pegawai pak Nico di sana", jawabku tenang.

"Laporan untuk hari ini juga sudah saya taruh di meja Mbak Linda", sambungku lagi.

"Linda ijin ada urusan..saya sendiri tadi sibuk sama Allea. Tapi lain kali kalo ada hal yang berhubungan sama distributor, dan kebetulan Jonathan gak ada di tempat, kamu bisa langsung kasih laporan ke saya aja Sa, gak perlu melalui Linda lagi", terangnya