"Maksudnya?"
Aku melihat Mas Chandra menghela nafas..
"Maafkan saya Pak, tujuan saya ke sini untuk berkenalan dengan Bapak dan Ibu, karena saya mempunyai hubungan khusus dengan Salsa tidak hanya sekedar teman, tetapi lebih dari itu" jelas Mas Chandra dengan tenang dan to the point.
Bapak memegang tanganku dan menatapku lembut. "Benar itu Sa?"
Aku tersenyum dan mengiyakan. Bapak terdiam sejenak, Mas Chandra menatap Bapakku dengan ketenangan yang luar biasa. Bisa jadi ini karena dia sudah berpengalaman sebelumnya.
"Sa...kenapa mejanya masih kosong? Kemana kue yang tadi kamu bikin?" Ibuku mengingatkan untuk mengusir suasana yang sedikit beku..
Memang tadi pagi sebelum aku keluar dengan sahabat sahabatku aku masih menyempatkan diri membuat sosis solo dan kue lemper.
"E..iya bu...kelupaan" aku bergegas ke dapur membuatkan teh hangat dan menyiapkan kue buatanku
Sambil menunggu air mendidih, aku berusaha menguping pembicaraan di ruang tamu, hingga terdengar suara mas chandra...
"Kalo Bapak dan Ibu mengijinkan, sebenarnya saya ingin secepat mungkin bisa menikahi puteri Bapak" suaranya masih terdengar tenang.
Segera aku bergegas ke ruang tamu lagi, menghidangkan suguhan di meja dan duduk manis di tempatku tadi dengan jantung deg degan...
Menatap Mas Chandra yang nampak serius berhadapan dengan Bapak.
"Kalo Bapak sih..menyerahkan keputusan sama anak Bapak. Segala wejangan telah Bapak berikan. Kriteria apa yang Bapak mau...dia juga sudah faham. Selama dia bahagia, Bapak dan Ibu juga ikut bahagia" jawab Bapak bijak masih dengan kelembutan seperti biasanya.
"Lha...kamu sendiri gimana Sa?" tanya ibu.
Aku menatap Mas Dion yang mengangkat alisnya dan mengangkat dagunya seolah olah berkata 'jawab aja'.
"Kalo kriteria yang Bapak maksud untuk jadi pendamping Salsa, InSyaa Allah Mas Chandra memenuhinya Pak" jawabku tegas.
"Maaf Bapak, saya tadi belum menyampaikan kalo status saya ini sudah menduda dan memiliki seorang puteri usia 4 tahun. Ibunya meninggal ketika melahirkan anak saya" sela Mas Chandra pelan.
"Nak Chandra usianya berapa sekarang?" Sahut ibuku.
"Tiga puluh empat tahun Bu" jawab Mas Chandra lagi dengan sopan. Memang sih Mas Chandra orangnya sopan, kecuali sama aku...upst...
"Berapa saudara Nak?"
"Saya mbarepnya Bu..punya adik satu laki laki"
"Ooo" ibu bernafas lega.
Aku menahan senyumku, karena ibuku selalu berharap aku dapat suami yang terlahir sebagai anak sulung, sekarang terpenuhi kan... Mas Chandra anak sulung.
"Apa kamu mau menerima Nak Chandra dengan status duda dan anaknya Sa?" Sekarang Bapak bertanya kepadaku dengan serius.
Aku menoleh ke Ibuku yang sedang tersenyum, melihat Mas Dion yang menaik turunkan alisnya menggodaku, dan aku menatap Mas Chandra yang nampak tegang menunggu jawabanku.
Sepertinya wajahku sudah memerah, dan aku kembali menatap Bapak sesaat sebelum akhirnya aku sembunyikan wajahku di belakang bahu bapak yang ada di sampingku.
"A...ku..aku gak mau pak" jawabku usil menggoda Mas Chandra.
"Ehmm" suara deheman Mas Chandra membuatku menahan senyumanku. Aku tahu dia lagi menahan emosinya. Sesekali menggodanya...tak apalah..
KAMU SEDANG MEMBACA
BOSSku ternyata JODOHKU
Ficción GeneralDilarang PLAGIAT!! Atau mengcopy cerita ini!! FOLLOW SEBELUM BACA... PROSES REVISI/ 2 PART AKHIR DIHAPUS ______________________________________ Salsabila ... gadis cantik dan sederhana. Merelakan berpisah dengan kekasihnya hanya karena ingin membaha...