48. Calon papa mertua 1.

77.9K 4.8K 59
                                    

Senin pagi Mas Chandra sudah standby menjemputku ke rumah tanpa memberikan kabar sebelumnya. Aku sendiri juga bingung tidak tahu apa kelebihan yang ada pada diriku, sehingga Mas Chandra tidak mau terpisah denganku walau hanya semalam saja. Entahlah...

Kali ini kemeja biru muda lengan panjang dan blue jeans menghiasi tubuh atletisnya, selalu rapi dan wangi seperti biasanya membuatku terpana gak ada habisnya.

"Ayo ikut sarapan dulu Chand", Mbak Lena menawarkan nasi goreng buatannya. Akupun mengajaknya duduk mengitari meja makan.

"Makasih Len, Ardi mana?"

"Sudah berangkat tadi habis subuh Chand"

"Kok gak pindah ke sini aja sih Len?"

"Lagi proses Chand, bantu doa ya...sebentar lagi kan kamu bakalan bawa Salsa setelah menikah. Rumah jadi terasa sepi.."

"Lho Om ini siapa sih Ma? Kok mau bawa tante Sasa?" tanya Cella yang baru bergabung di meja makan.

"Namanya Om Chandra, calon suaminya tante Sasa, ayo kenalan dulu!"

Cella tanpa canggung mengulurkan tangannya menyalami mas chandra, "Kenalin Om, aku ini Cella, dan ini kakakku namanya Mas Reza".

"Hai Cella...Cella kelas berapa?"

"TK B Om, kalo mas reza kelas IV", ujar Cella dengan kenes... Reza hanya terdiam masih asyik menikmati nasi gorengnya.

"Om juga punya Allea...masih playgroup. Lain kali om kenalin sama Allea ya..mau gak?"

"Ya mau dong Om...Cella jadi punya adik", ujar Cella.

"Memang Cella pingin punya adik?" tanya Mas Chandra menggoda Cella.

"Ya pingin om, tapi mama gak mau kasih", jawab Cella seperti pasrah.

Mbak Lena mendelik, "Ya nanti Tante Sasa kasih adik buat Cella"

Aku yang asyik makan jadi keselek, Mas Chandra yang duduk si sebelahku mengulurkan minumannya dan memberikan tepukan di punggungku

Aku menghela nafas gusar, "Apaan sih mbak, menikah aja belum".

Mbak Lena malah tergelak, "Kan bentar lagi...iya gak Chand?"

Mas Chandra mengangguk mengiyakan, mulutnya masih mengunyah makanan.

Setelah menyelesaikan sarapan dan mambantu Mbak Lena membereskan meja makan, akupun segera mengambil tas kerjaku dan berpamitan.

"Tante Sasa sama Om Chandra berangkat kerja dulu ya..", aku mencium pucuk kepala Reza dan Cella...sebelum bergegas keluar rumah.

"Len..makasih sarapannya ya, aku pamit dulu"

"Sebentar Chand...papamu minggu ini jadi ke sini kan?"

"InSyaa Allah Len...kemarin aku sudah bilang sama papa, kayaknya papaku antusias banget mau ketemu sama Bapak", jawab Mas Chandra sambil mengenakan sepatunya.

"Siiplah...biar kamunya cepetan sah jadi adik iparku", goda Mbak Lena.

"Itu juga mauku Len", Mas Chandra terkekeh berjalan ke mobilnya. Aku jadi jengah..

"Aku berangkat ya mbak", pamitku dengan salah tingkah. Mbak Lena malah mentertawaiku...

"Kalo Salsa bandel...jitak aja dahinya Chand"
Serunya lagi sebelum mas chandra membuka pintu mobil.

"Idiiih...gak mbak Lena, gak mas dion...demennya jitak dahi aja", gerutuku bergegas masuk ke mobil.

"Yuk Len..Assalamu'alaikum", pamitnya lagi sebelum melajukan mobilnya dengan santai ke jalan besar.

BOSSku ternyata JODOHKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang