Setelah hampir 9 jam perjalanan, akhirnya aku sampai juga di kota ini. Kota yang penuh dengan banyak kenangan dan yang sudah 2 tahun ini aku pergi meninggalkannya. Kota tempat aku berjuang mengawali kemandirianku setelah lepas dari kedua orang tuaku.
Aku menghembuskan napas lega ketika kakiku sudah menjejak tanah. Bibirku tanpa diminta sudah menggumamkan kata syukur kepada Yang Maha Kuasa. Hingga untuk sesaat aku masih terdiam di tempatku dengan sepasang mataku yang mengitari penjuru stasiun, dari ujung ke ujung. Dan ketika aku yakin bahwa aku sudah berada di tempat yang seharusnya, aku bergegas menyeret koper besarku mencari jalan keluar dari stasiun Pasar Turi, Surabaya. Kemudian mengikuti rombongan penumpang lainnya yang berjubel ke arah yang sama.
Hampir semalaman aku tertidur di kereta eksekutif dari Jakarta. Tapi meskipun begitu, masih saja ada sisa kantuk dan rasa penat yang menggelayuti tubuhku. Sementara itu di atas sana, aku merasakan sinar matahari mulai menyambut pagiku dan membuatku memicingkan mata ... silau.
Aku memanggil salah satu taxi yang selalu standby di depan gerbang stasiun. Tujuanku kali ini minta di antar ke rumah kakak perempuanku satu-satunya yang kebetulan tinggal di kota ini, sebelum besok atau lusa aku akan kembali ke kota kelahiranku untuk menemui kedua orang tuaku.
Oiya ... kenalkan terlebih dahulu. Namaku Salsabila Rahma, teman-temanku biasa memanggilku Salsa. Usiaku saat ini hampir 28 tahun, dan statusku masih lajang atau single.
Aku baru saja resign dari pekerjaanku setelah lima tahun meniti karir di perusahaan lama. Selama 3 tahun aku berkantor di kantor pusat di Surabaya sebagai staff marketing, dan 2 tahun terakhir ini aku dipindahkan ke kantor cabang di Jakarta sebagai sekretaris di sana.
Sebenarnya Bosku, pemilik perusahaan sangatlah baik kepadaku. Dia juga merasa puas dengan kinerjaku. Itulah sebabnya ketika aku pernah mengajukan surat pengunduran diri hingga dua kali, beliau selalu menolaknya.
Dan untuk yang ketiga kalinya ini, beliau mencoba menawariku posisi sebagai sekretarisnya di kantor pusat. Tetapi aku yang keras kepala ini dengan cara halus tetap memilih mundur dari perusahaan miliknya, dan ingin mencari pekerjaan lain yang memiliki ritme jam kerja yang stabil.
Selain itu, alasanku berhenti bekerja juga dikarenakan aku ingin memenuhi permintaan kedua orang tuaku yang tidak mau terpisah jauh dariku, dikarenakan kondisinya saat ini yang sudah mulai menua.
Di sini sebenarnya akulah yang bersalah, karena sejak awal orang tuaku sudah melarangku untuk mutasi. Tetapi aku berdalih hanya untuk 3 bulan saja di Jakarta, tetapi akhirnya aku keterusan hingga 2 tahun. Sungguh aku menyesali telah membohongi kedua orang tuaku sebelumnya.
Orang tuaku juga menginginkan aku untuk serius mencari jodohku, dan tidak hanya bekerja yang akhirnya hanya akan menghabiskan umurku. Aku paham itu sih, karena aku sering bekerja hingga malam, dan terkadang mengabaikan urusan pribadiku sendiri.
Aku adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Kedua kakakku sudah berumah tangga. Yang sulung laki-laki, namanya Dion. Saat ini dia bekerja di sebuah perusahaan tambang di Kalimantan. Sedangkan yang kedua perempuan, namanya Lena, seorang ibu rumah tangga biasa.
Sebenarnya aku juga telah memiliki cowok di Jakarta, namanya Edo. Dan hubungan kami sudah berjalan selama 1 tahun, serta dalam kondisi yang baik-baik saja. Dia sudah pernah aku ajak untuk bertemu dengan kedua orang tuaku dan mengenalkan kepada mereka. Tetapi akibat pertemuan itu, saat ini aku mengalami dilema.
Dan di sinilah ceritaku dimulai...
Revisi : 28 Maret 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
BOSSku ternyata JODOHKU
Fiction généraleDilarang PLAGIAT!! Atau mengcopy cerita ini!! FOLLOW SEBELUM BACA... PROSES REVISI/ 2 PART AKHIR DIHAPUS ______________________________________ Salsabila ... gadis cantik dan sederhana. Merelakan berpisah dengan kekasihnya hanya karena ingin membaha...