29. My big Boss

90.3K 5.3K 31
                                    

Tak terasa hari pernikahan Rara kurang seminggu lagi. Semakin gencar saja keluhan demi keluhan Rara di grup chat kami berlima.

Petuah Sonna...sang emak rempong,  dan ditimpali Melisa sudah kayak ustadzah di televisi. Aku dan Rindang mending jadi pendengar saja...kalah sama yang sudah berpengalaman. Katanya sih mendekati hari H, banyak godaannya. Kayaknya para setan tidak rela, kalo ada niat baik....hahaha.

Gaun seragam kami sudah jadi, kembaran berempat kayak bayi kembar. Pilihan kami jatuh pada warna pink pastel, warna kesukaan kami. Rasanya jadi tidak sabar untuk mengenakannya..hmm..

Minggu siangnya, aku diajak kakakku bersama suami dan anak-anaknya shopping ke mall terbesar di Surabaya.  Aku sibuk dengan Reza dan Cella yang menarikku kanan kiri, sementara kakakku dan suaminya sudah kayak orang pacaran saja, berjalan di depan dan mengabaikan kami. Kalo gini mah mending tidur manis di rumah saja....keluhku.

"Tante...kita beli ice cream dulu yuuk", rengek Cella menarik tangan kananku ke kedai ice cream.

Reza melotot, menarik balik tangan kiriku, "Enggak...enggak..adek gak boleh makan es dulu tan..batuknya belum ilang tuh".

"Udah sembuh kok Mas..."Cella menarikku lagi ke arahnya "ayo tan..."

"Belum.."

"Udah.."

Aku meringis melepas tangan mereka berdua, "Haddeuch..kalian ini ya...kalo tangan tante lepas gimana?"

Reza melotot ke arah Cella... Dan yang dipelototi mencebikkan bibirnya. Ku tatap Reza dan Cella bergantian. Ku hembuskan nafasku...

"Nanti tante beliin yang kotakan aja ya..makan di rumah", aku merayu Cella lembut "Kalo mau makan ijin dulu sama mama...biar tante SaSa gak di salahin...okey?"

"Tapi kan rasanya beda sama yang di situ", rengeknya sambil menunjuk kedai ice cream.

Aku tersenyum, "Ntar kalo kesini lagi...kita ke situ. Tapi kalo Cella gak batuk, okey?"

Dia mengangguk manyun...ku elus pipinya sayang... "Anak pinteer...kita cariin mama dulu yuuk"

Ku gandeng lagi mereka. Kepalaku celingukan mencari sepasang kakak yang tidak tau diri itu...

Aku berhenti dan berniat mengambil ponsel di tas selempangku untuk menghubungi kakakku...tapi tak sengaja mataku bersirobok dengan seseorang yang malas ku temui di saat seperti ini. My Boss...dengan seorang wanita di depan boutique, berjarak 7 meter dari tempatku berdiri.

Aku menundukkan wajahku, mencoba menghubungi nomer kontak kakakku, tidak diangkat... 2 krucil masih anteng di kanan kiriku.

"Kita makan di resto itu aja ya", aku menunjuk ke restoran yang ada di dekat situ. Berniat menghindari si Boss yang masih berdiri di tempatnya sendirian.

"Cari mama dulu aja tan.." jawab Reza. Cella mengangguk mengiyakan.

"Tapi mama susah dihubungi" keluhku "Kalian gak lapar?" Mereka menggeleng.

Anak kecil mana tahu sih taktik menghindar ala orang dewasa. Aku mengusap tengkukku...

"Cari siapa Sa ?" suara sexy itu...
Berbalik ke arah suara...aku nyengir..

"Mamanya ilang pak", jawabku asal

"Ilang?"

Aku tersenyum, "digondol papanya".

Dia melongo...

Ku tarik kedua tangan keponakan tersayangku... "Permisi pak...saya duluan"

Ku tinggalkan Pak Chandra yang masih mematung, entah siapa wanita yang bersamanya. Aku tak peduli.

BOSSku ternyata JODOHKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang