"Maaf, Pak! Bapak lagi nyari siapa ya? Yang lainnya kan masih pada istirahat, atau mungkin ada yang bisa saya bantu?" sapaku ramah sambil menyimpan ponselku ke dalam laci meja.
Pak Chandra menarik kursi dan duduk di hadapanku. Dia menatapku tak berkedip dan bibirnya mengurai senyuman tipis tanpa bersuara. Aneh, aku melihat tubuhku sendiri, khawatir ada yang salah sama diriku. Kemudian aku tersenyum kikuk dan mencoba menetralkan detak jantungku.
Lama-lama rasanya risih juga diperhatikan seperti itu. Aku menunduk menghitung jari... Satu dua tiga....empat..li...
"Sa...!" Yup, akhirnya pada hitungan kelima suara pak Chandra muncul juga. Aku mendongak dan tersenyum lega.
"Ya, Pak?"
"Ada yang nanyain kamu," katanya lembut. Aku mengeryitkan dahi, siapa juga yang bertanya tentang aku, bukankah aku tidak mengenal sosok Pak Chandra lebih jauh?
"Hah, siapa itu, Pak? Pasti Bapak deh yang nyari saya," candaku untuk menghilangkan kegugupanku, karena saat ini kami hanya berdua. Sikap Pak Chandra terlihat salah tingkah, dan aku mengulum senyum.
"Bukan Saya, Sa. Tapi anak saya, Allea."
"Ooo, kirain Bapak yang nyari saya, nanyain laporan omset."
"Kan sudah kamu kasih kemarin lusa."
"Iya sih, Pak! Cuma siapa tau Bapak masih kurang lembarannya!" kataku sedikit menyindir, karena laporan bulanan yang aku buat untuknya lumayan tebal.
"Bisa saja kamu, Sa. Tapi beneran kok, Allea nanyain kamu dan pingin ketemu sama kamu lagi."
"Hmm, ya ajak kesini lagi dong, Pak!" jawabku santai.
"Enggak ah, nanti dia ganggu waktu kerja kamu!" tolaknya halus.
"Eum, kalo boleh tau Allea itu anak ke berapa sih, Pak?" tanyaku mulai kepo, tapi juga sekedar basa basi, karena baru kali ini Pak Chandra berbicara masalah lain selain pekerjaan.
"Anak Bapak tuh cantik dan imut, kalo ketemu bawaanya jadi gemes pingin nyubitin pipinya. Tapi gimana bisa ketemu lagi kalo gak di kantor?" Aku melanjutkan ucapanku ketika Pak Chandra terdiam.
Aku melihatnya menghela napas.
"Allea anak satu satunya, Sa. Pinginnya manjain dia terus dan memenuhi keinginannya. Gimana kalo kamu video call dia saja ya? Pake ponsel Saya!"
"Nggak mau Saya, Pak! Gak enak nanti sama isteri Bapak!" tolakku halus. Sungguh, aku tidak mau nanti ada hal-hal yang tidak aku inginkan terjadi menimpaku. Misalnya gosip atau sejenisnya.
Pak Chandra terdiam menunduk.
"Kalo gitu saya minta nomer HP kamu aja, Sa! Siapa tau sewaktu-waktu saya butuh menghubungi kamu," ucapnya kemudian.
'Yee...si Bapak nih mah, pingin tau nomer ponselku aja pakai alasan anaknya, modus!' batinku ke-GR-an. Padahal dia kan bisa minta nomerku lewat Pak Jo atau Mbak Nadya.
"Boleh deh, Pak." Langsung saja aku diktekan nomer ponselku yang sudah aku hapal di luar kepala, dan secepatnya juga Pak Chandra menyimpannya di ponselnya yang bermerk kelas satu. Aku menekan dadaku yang tiba-tiba berdebar.
"Makasih ya, Sa!" Pak Chandra bangkit dari duduknya.
"Sama sama, Pak!
Prita dan Weni masuk bersamaan dengan Pak Chandra yang membuka pintu. Mereka mengangguk memberi hormat dengan wajah penuh tanya.
"Loh, Mbak, tumben-tumbennya Pak Chandra masuk ke sini?" tanya Prita heran. Aku menaikkan kedua alisku.
"Emangnya gak boleh?"
"Gak gitu juga sih, cuma gak biasanya aja."
"Oiya?" tanyaku heran.
Anggi masuk, klop sudah mereka kini bertiga. Agak gak enak juga jika mereka mengetahui alasan si Bos mengunjungi ruangan kami.
"Pak Chandra lagi kontrol ke semua ruangan, katanya dia capek duduk terus di atas, jadi Dia mencari kesibukan." elakku dengan sedikit ngawur.
"Cie..cieee...pasti ada sesuatu deeh?!" si gembul Weni meledekku sambil mengunyah permen.
"Kalo kalian gak percaya, aku bel ke atas ya, nanyain langsung sama si Bos!" Aku menggoda Weni.
"Gak segitunya juga, Mbak!" protes Anggi dengan memberikan kode diam ke Prita dan Weni.
"Jangan, Mbak! Nanti Pak Boss marah, bisa berabe!"
Hahaha, aku tertawa dalam hati menyaksikan wajah ketiga temanku yang agak panik. Memang segitunya ya Pak Chandra ditakuti, tapi kenapa aku biasa-biasa saja? Apa dasarnya aku yang cuek, ataukah karena aku yang masih baru di sini dan belum mengetahui karakter Pak Chandra yang sesungguhnya?
Revisi : 30 Maret 2021

KAMU SEDANG MEMBACA
BOSSku ternyata JODOHKU
Ficção GeralDilarang PLAGIAT!! Atau mengcopy cerita ini!! FOLLOW SEBELUM BACA... PROSES REVISI/ 2 PART AKHIR DIHAPUS ______________________________________ Salsabila ... gadis cantik dan sederhana. Merelakan berpisah dengan kekasihnya hanya karena ingin membaha...