43. Minggu bersamamu.

89.8K 4.6K 67
                                    

Minggu pagi Mas Chandra sudah menjemputku ke rumah dengan mengenakan pakaian olahraganya. Kaos berlengan ketat warna silver kombinasi hitam di atasnya dan celana pendek warna hitam membungkus tubuh pria setinggi 185 cm itu. Otot lengan dan bentuk dadanya tercetak jelas hingga membuatku menelan salivaku sendiri.

Baru kali ini aku bisa melihat secara langsung penampilan santainya. Selama ini aku cuma bisa melihatnya lewat video call..itupun ketika dia nge-gym sendiri dengan peralatan yang ada di rumahnya.

"Auch...sakit mas", aku mundur selangkah memegang dahiku ketika Mas Chandra menyentil dahiku, gemas melihatku yang terperangah menatapnya. Aku cuma bisa nyengir pura pura kesakitan.

Dia terkekeh kecil, "lagian...bengong aja liat pangeran ganteng datang". Mas Chandra memang tampan dan nampak macho, bahunya lebar, dadanya bidang...enak banget untuk tempat bersandar....ehmm.

"Ayo Sa...kamu udah siap kan?"

Dia melihat pakaian yang ku kenakan, setelan training hitam bergaris putih dengan celana tiga per empat, atasan berlengan panjang dan berhoodie. Rambut hitam panjangku sudah berbentuk seperti ekor kuda.

"Aku pamit dulu sama Mbak Lena ya...", jawabku sambil menggamit lengannya memasuki rumah

"Aku tunggu di sini aja Sa..malas buka sepatu" akupun mengangguk melepaskan lengannya dan meninggalkannya di teras.

"Gak masuk dulu Chand...ngeteh dulu gih", Mbak Lena yang berjalan di depanku menyapa Mas Chandra.

"Makasih Len...nanti keburu siang kalo ngeteh di sini", jawabnya santai sambil menatapku yang sedang menalikan sepatu olahragaku.

"Ardi kemana Len?"

"Biasa Chand..habis subuh tidur lagi sama anak anak".

"Kecapekan kali Len?"

"Quality time sama anak anak Chand..dia kan dinas luar kota".

"Iya juga sih..." Aku menggamit lengan Mas chandra.

"Aku ajak Salsa ya Len...salam sama Ardi" Pamitnya ketika aku sudah siap dengan sepatuku. Akupun ikut berpamitan sama Mbak Lena yang masih sempat berbisik di telingaku...

"Cepat di halalin Sa...takut diembat cewek lain"

Aku mendelik ke kakakku..
"Apaan sih mbak...masih lama", sahutku juga berbisik.

Tapi dasarnya kakakku jahil..dia masih sempat menggodaku dengan menaikturunkan alisnya. Entahlah...Mas Chandra dengar apa gaknya ketika aku dan mbak lena saling berbisik, Dia sudah mendahuluiku dan membuka pintu Range Rovernya untukku.

"Mas mau ngajak aku olahraga dimana?" tanyaku ketika sudah di jalan besar. Aku melirik jam tanganku, 5.25 wib. Lumayanlah masih pagi.

Dia tersenyum menatapku sekilas, "kalo kamu pinginnya kemana?" Dia malah bertanya balik.

Aku mengedikkan bahuku..
"Ya terserah mas Chandra aja sih"

"Yang bener....? Nanti kalo terserah aku, kamunya gak suka gimana?" Dia tersenyum menggoda.

"Lha...mas maunya olahraga dimana lho..?" aku menatap wajahnya yang terkena sinar matahari. Tampan banget sih...batinku gemas.

"Pinginnya sih...." Dia mengulum senyumnya, menatapku sekilas, tangan kirinya terulur mencubit daguku.

"Kemana kok?" Aku jadi gak sabar ketika dia menahan omongannya...menjahiliku..

"Olahraga di ranjang Sa..." ucapnya lirih sambil mengedipkan sebelah matanya, spontan tanganku mencubit pahanya merasa dikerjai.

BOSSku ternyata JODOHKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang