Jam istirahat sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu. Kini Amanda sudah duduk di meja kantin bersama kedua sahabatnya. Makanan yang di pesan kedua sahabatnya pun sudah berada dihadapannya. Namun Amanda masih tak bergeming.
Gadis itu masih berdiam tak seperti biasanya yang slalu tersenyum ramah. Dhita dan Nadya pun merasa aneh dengan sikap Amanda yang tak seperti biasanya. Sampai akhirnya Dhita membuka suaranya.
"Man lo kenapa? Ada masalah?" tanya Dhita kepada Amanda. Namun jawabannya masih sama gadis itu masih terdiam seolah ia enggan mengeluarkan suaranya.
"Man kalo ada masalah cerita, jangan diem aja kaya gini. Masalah gaakan selesai dengan lo kaya gini." bujuk Nadya seolah tak ada rasa cape untuk membujuk sahabatnya itu.
Sampai akhirnya Amanda membuka suaranya "gue gapapa. Gue duluan ke kelas ya" ucapnya sambil berdiri dari kursi yang didudukinya. Dan berlalu meninggalkan kedua sahabatnya.
Lagi-lagi Dhita dan Nadya dibuat bingung dengan sikap Amanda yang berubah dengan sekejap mata. Karna setahu mereka kemarin Amanda masih baik-baik saja. Tapi hari ini gadis itu berubah 180 derajat.
Tunggu! Hari ini Dhita dan Nadya pun tak melihat batang hidung Vero, sang kekasih Amanda.
Ada apa sebenarnya dengan dua sejoli itu. Entahlah mereka berdua pun tidak tahu.
***
Bel masuk sudah berbunyi. Nadya dan Dhita pun memutuskan untuk kembali ke kelas. Setelah mereka memasuki kelas dan duduk di meja masing-masing, Tak lama guru yang mengajar pun masuk.
Namun Nadya tak menemui Amanda di samping nya. Rasa khawatir pun datang pada dirinya. Dhita pun menoleh ke arahnya seolah ia merasakan yang sama. khawatir.
Tak lama suara ponsel mereka berdua bunyi. Menandakan ada pesan masuk. Ternyata benar ada pesan dari Amanda.
Line
Amanda Revalia Harris: gue gaenak badan jadi gue ijin ke UKS.
Nadya Amaro Lexandra: lo gpp kan man?
Dhita Aderson: iya lo gpp kan? Perlu kita temenin?
Amanda Revalia Harris: engga. Gue gpp kalian lanjut bljr aja.
Mereka pun merasa sedikit tenang. Setelah mendengar kabar Amanda. Namun berbeda dengan amanda. Ia berbohong. Ia tidak berada di UKS. Melainkan ia berada di Rooftop.
Gadis itu mengeluarkan earphone dari sakunya. Dan Memasangkan ke telinganya. Tak lama lagu yang ia putar pun mengalun di pendengarannya. Nyaman. Itulah yang saat ini gadis itu rasakan.
Satu jam sudah berlalu namun gadis itu masih enggan untuk meninggalkan tempat itu. Ia masih terduduk manis dengan earphone yang masih menggantung di telinganya.
Sampai ia tak sadar bahwa bel pulang sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu. Ia masih asik dengan lamunannya. Sampai akhirnya ada sebuah pesan masuk ke dalam handphonenya. Yang berhasil membuyarkan semuanya.
Ternyata pesan tersebut berasal dari Dhita.Ting!
Dhita Aderson: Man lo dimna? Kita ke UKS tapi lo gaada. Jangan buat kita khawatir man.
Manda yang membaca pesan tersebut merasa bersalah kepada kedua sahabatnya karna ia sudah membuat khawatir kedua sahabatnya. Akhirnya ia pun memberi tahu keberadaanya kepada kedua sahabatnya.
Amanda Revalia Harris: gue di rooftop.
Setelah Dhita dan Nadya membaca balasan pesan dari Amanda, mereka langsung berlari menuju ke tempat yang Amanda katakan. Jujur mereka khawatir sekaligus takut terjadi sesuatu pada Amanda. Apalagi rooftop adalah tempat yang jarang murid-murid ketahui. Karna letaknya yang jauh dari keramaian. Tidak hanya itu mereka juga harus menaiki anak tangga yang tak terhitung jumlahnya.
Setelah lamanya mereka menaiki anak tangga yang tak terhitung jumlahnya. Kini mereka sudah sampai di rooftop. Dan mereka langsung menghampiri Amanda. Mereka sedikit lega karna melihat Amanda baik-baik saja.
Lagi-lagi Nadya membujuk Amanda untuk bercerita. "man yakin masih gamau cerita ke kita?" ucapnya. Ia berdoa di dalam hatinya semoga amanda menjawab pertanyaan mereka berdua. Yang sejak pagi mereka tanyakan.
Amanda yg mendengar pertanyaan Nadya tadi. Ia tak kuasa untuk menahan air mata nya yang sejak tadi ia tahan agar tak tumpah kembali. Tapi hasilnya nihil. Air mata itu kembali keluar. Ia langsung menghambur kepelukan kedua sahabatnya.
Nadya dan Dhita pun membiarkan Amanda menumpahkan semuanya sejenak. Tak lama Amanda pun mengeluarkan suaranya. "gue putus sama Vero" ucapnya. Dengan tatapan lurus kedepan.
Flashback on
Malam ini gadis itu sedang duduk di atas kasurnya dengan handphone di genggamnya.
Ting!
Tiba-tiba ada sebuah notifikasi yang membuatnya seketika mengulum senyuman.
Vero Andrian Ramatha: man gue mau ngomong boleh?
Amanda Revalia Harris: ngomong aja kali ver. Emang mau ngomong apa?
Vero Andrian Ramatha: maaf. Gue gabisa lanjutin hubungan ini.
Deg.
Gadis itu mematung membaca pesan tersebut. Ia pun merasakan dadanya sesak. Seolah tak ada oksigen di sekitarnya. Tanpa sadar sebulir air mata jatuh di pipi mungilnya.
Ia pun mengetikkan suatu balasan dengan tangannya yang gemetar. Menahan isak tangisnya.
Amanda Revalia Harris: alasan lo apa gabisa lanjutin hubungan ini ver. Gue ada salah?
Vero Andrian Ramatha: lo gasalah man. Alasan gue, gue cuma udah ga ngerasa cocok aja sama lo.
Amanda Revalia Harris: cuma itu alasan lo? Klise bngt. Ok gue terima putus dari lo. Tengkyu buat semuanya Ver.
Amanda tak tahan menahan semua sakit di dadanya. Ia menangis di kamarnya seorang diri.
Flashback off
Nadya dan Dhita terkejut mendengar penuturan dari Amanda. Mereka tahu betul gimana sakitnya Amanda untuk mengetahui kenyataan pait ini. Bagaimana tidak? Sebelumnya Amanda tak pernah jatuh cinta.
Tak ada seorangpun yang bisa meluluhkan hati batu Amanda selain Vero. Mereka tau betul dengan Amanda. Karna mereka bertiga bersahabat sejak duduk di bangku kelas 1-SMP.
Jadi mereka tahu betul dengan Amanda. Amanda dan Vero pun sudah menjalin hubungan 2-tahun lebih. Jadi tidak mudah untuk Amanda menghapus semua kenangannya bersama Vero.
"Brengsek tuh cowo". Gerutu Dhita yang merasa kesal dengan Vero. Karna laki-laki tersebut telah melukai sahabatnya.
"udah man. Mungkin ini cara tuhan untuk ngasih tau ke lo. Kalau Vero bukan orang yang baik buat lo. Jadi berhenti nangisin dia oke. Karna perempuan kaya lo ga berhak nangisin cowok brengsek kaya Vero." ucap Nadya untuk menenangkan Amanda.
"senyum dong." ucap Dhita. Tak lama Amanda pun mengangkat bibir nya keatas seolah membentuk sebuah senyuman yang sangat manis. Mereka pun tersenyum dan saling berpelukkan seperti teletubis.
Jangan lupa vote and coment❤
KAMU SEDANG MEMBACA
The First Love
Teen FictionGadis itu menangis tanpa suara. "Lo bilang, lo gaakan pergi ninggalain gue Ver. Tapi apa? Gue benci lo ver" "Lo berhasil buat gue jatuh cinta Ver. Dan lo juga berhasil buat gue merasakan sakit nya cinta." ucapnya dengan air mata yang tak bisa berhen...