Kini mereka berdua sudah keluar dari toko Mainan itu. Dengan menenteng paperbag besar yang isinya adalah boneka.
"makan dulu gimana Man?"
"emm, gimana ya Sat. Gue takut Bunda nyariin."
"yauda lain kali aja." ucap Satria, sembari menarik tangan Amanda untuk menuruni eskalator mall.
Mereka pun segera menuruni tangga menggunakan eskalator. Tak butuh waktu lama mereka sudah sampai di lobby, tempat dimana tadi Satria dan dirinya menaruh motor.
Dan kini mereka sedang berjalan menyusuri jalanan kota Bandung. Dengan ditemani senja yang begitu indah, angin yang berhembus sedang. Entah mengapa itu membuat Amanda sedikit Sedih.
Saat dulu ia hanya akan pulang bersama Vero, Abangnya, ataupun Pak Udin. Tapi kali ini ia bersama Satria. Cowok yang masih sabar menunggu Amanda untuk membuka hatinya untuk dirinya.
Tak butuh waktu lama kini mereka sudah sampai di pekarangan rumah Amanda.
"thanks ya Sat, maaf gue ngerepotin."
"gue yang ngerepotin Man."
"mau masuk dulu g?"
"kapan-kapan deh, udah sore."
"makasih buat bonekanya, salamin juga buat Ade lo, HAPPY BIRTHDAY."
"iya nanti gue salamin, gue pulang."
Setelah Satria pergi, ia segera memasuki rumahnya. Sembari menenteng paperbag jumbo itu.
"baru pulang Man?" tanya Bundanya.
"eh Bunda, iya Bun. Bunda tumben udah pulang?" tanya balik Amanda, sembari mendekat kearah sang Bunda untuk bersalaman.
"iya, mumpung lagi ada waktu luang. Makannya Bunda pulang cepet. Kangen liat Anak-anak bunda."
"unch Bunda..." ucap Amanda dan memeluk sang Bunda.
"tadi siapa? Pacar baru ya?, ciee... Dibeliin apa tuch" kata Nova menggoda.
"kepo dech bunda" ucap Amanda, menirukan nada bicara ibu-ibu zaman now.
"Dasar ya kamu" ucap Bundanya terkekeh. Dan hanya di balas, gelak tawa dari Amanda.
"yaudah Manda ke kamar dulu ya bun, mau mandi gerah." ucap nya dan berlalu dari hadapan sang Bunda.
***
Disinilah Amanda sekarang, di ruangan kamar yang serba warna biru dan putih.
Kini Amanda, sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk. Ia baru saja selesai mandi.
Saat ia duduk dipinggir kasurnya, tak sengaja ia melihat paperbag di samping nakas tempat tidurnya.
Ia pun sedikit tersenyum dan mengeluarkan isi paperbag itu, yang tak lain isi nya adalah boneka panda dengan ukuran jumbo.
Tiba-tiba ingatannya kembali jatuh pada kejadian dua tahun lalu.
Flashback on.
2 tahun yang lalu.
Satria, si anak kelas sepuluh IPA2. Cowok yang banyak di gemari di sekolah baru nya itu. Banyak yang bilang kalau satria itu perfect banget. Idung mancung, kulit putih, tinggi, plus anak futsal. Tapi berbeda dengan Amanda. Menurut Amanda itu biasa-biasa saja. Toh manusia juga gaada yang sempurna menurutnya.
Disaat semua wanita akan terkagum-kagum saat melihat Satria berlalu di hadapan mereka. Namun berbeda dengan Amanda, ia hanya menampilkan tampang biasa saja. Bahkan saat Satria tersenyum ke arahnya ia hanya membalasnya dengan senyuman tipis.
Ternyata ada batu di balik udang.
Amanda tak sadar jika Satria menyukai dirinya.
Hari itu Amanda belum beranjak keluar dari kelasnya. Padahal bel pulang sudah berbunyi dari 10 menit yang lalu. Karna Amanda malas menunggu abangnya menjemput di luar gerbang. Maka dari itu ia menunggu di dalam kelas.
Tiba-tiba ponselnya berbunyi.
Ting!
Bang Varell
De, gue udh di depan gerbang. Buru keluar!Itulah pesan dari abangnya. Akhirnya Amanda keluar dan mulai menuruni anak tangga satu per satu.
Saat baru saja ia ingin berbelok menuju koridor depan sekolah. Ada seseorang yang memanggilnya.
"MAN!.." panggil orang tersebut. Karna Amanda penasaran maka ia menoleh untuk melihat siapa itu. Dan ternyata itu Satria.
"Ya?" tanya Amanda.
"gue mau ngomong sebentar" ucap Satria. Dan Amanda hanya duduk di dekat koridor tersebut. Dan Satria pun mengikutinya.
"sebenernya gue suka sama lo Man." tutur Satria, yang membuat Amanda kaget.
Deg!
"lo lagi buat konten ngeprank?" tanya Amanda, dengan rawut wajah menyelidik.
Sebenarnya Amanda kaget saat pendengar kalau Satria menyukai dirinya. Tapi Amanda akan tetaplah menjadi Amanda si hati batu. Ia tak pernah menyukai seseorang, walaupun sudah berkali-kali orang berusaha memecahkan hati batu Amanda, namun tak ada yang berhasil.
"gue serius, dari awal gue ngeliat lo, gue langsung suka gitu aja Man. Jujur gue bingung banget gimana buat nyatain perasaan gue ke lo. Karna ini pertama kalinya gue suka sama cewek. Dan itu lo Man."
"gimana, lo mau jadi pacar gue?"
"jujur gue bingung banget. Secara lo itu famous banget, banyak orang yang kagum sama lo. Bahkan banyak cewek-cewek yang lebih dari gue, itu suka sama lo. Tapi kenapa lo milih gue yang jelas-jelas gue gaada rasa apapun Sat."
"maaf banget, gue gabisa Sat. Karna menurut gue cinta itu gabisa di paksain. Gue juga gamau buat lo sakit cuma karna gue pura-pura suka sama lo. Sekali lagi gue minta maaf." ucap Amanda dengan senyuman tulus.
"masih banyak cewek yang lebih baik dari gue, gue duluan." ucap Amanda sekali lagi dengan senyuman tulusnya, dan berlalu meninggalkan Satria.
Flasback off.
Ia kembali ingat, gimana dulu Satria menyatakan perasaannya kepada Amanda. Gimana tatapan cowok tulus itu saat menyatakan perasaanya. Namun Amanda akan menjadi Amanda. Menurutnya cinta itu tidak bisa di paksakan. Jadi Amanda tidak pernah menerima siapapun jika hatinya tak berkata suka. Namun sebaliknya, jika ia menyukai seseorang ia akan berjuang untuknya.
Sampai akhirnya Vero datang kedalam hidup Amanda. Satu-satunya cowok yang berhasil membuatnya jatuh cinta untuk pertama kalinya.
Tak butuh waktu lama untuk mereka mengenal, dan sampai suatu hari mereka resmi berpacaran.
Yang kini cerita mereka berdua sudah usai. Tak ada lagi kata kita diantara Vero dan Amanda.
Pada akhirnya kini Amanda dipertemukan kembali oleh Satria, entahlah rencana apa yang sedang Tuhan rencanakan untuknya. Dan bahkan Amanda juga tidak tahu apakah Satria masih mencintai dirinya. Amanda tak mau tahu untuk itu. Ia hanya ingin hidup nya kembali normal seperti awal, dimana ia tak mengenal apa itu cinta.
Jangan lupa vote & coment❤.
KAMU SEDANG MEMBACA
The First Love
Teen FictionGadis itu menangis tanpa suara. "Lo bilang, lo gaakan pergi ninggalain gue Ver. Tapi apa? Gue benci lo ver" "Lo berhasil buat gue jatuh cinta Ver. Dan lo juga berhasil buat gue merasakan sakit nya cinta." ucapnya dengan air mata yang tak bisa berhen...