Satu minggu sudah berlalu. Amanda sudah terbiasa dengan tidak adanya Vero di hidupnya. Walaupun luka di hatinya itu belum lah sembuh. Tapi ia yakin dengan seiring berjalannya waktu luka itu akan sembuh walaupun tetap membekas.
Karna menurutnya semakin ia bersikeras untuk melupakan Vero, maka semakin sakit untuknya. Maka dari itu Amanda membiarkan hatinya berjalan sesukanya.
Kini Amanda sedang berbaring di kasur king size nya sambil memainkan ponselnya. Ia menyibukkan diri dengan memainkan akun instagram miliknya.
Tiba-tiba terdengar ketukan pintu kamarnya.
Tok..tok..tok..
"De...." panggil Varrel. Yang tak lain adalah abang dari Amanda.
"buka aja Bang. Gak Amanda kunci pintunya." ucap Amanda. Tak lama Abangnya sudah berada di hadapannya.
"Temenin Abang kedepan yuk"
"ngapain bang?, engga ah Manda mager."
"bentaran doang de"
"gamau Manda mager ABANG!, lagian kan Abang bisa sendiri."
"Manda tega liat abang digodain cewek-cewek? Plis bentaran doang" ucap nya memohon.
Memang Banyak orang yang kagum pada Varrel. Terutama di kalangan kaum Hawa. Maka dari itu kenapa Varrel meminta Amanda untuk menemaninya. Karna kalau tidak, ia bisa habis karna di goda dengan wanita-wanita di luar sana dan itu membuatnya risih.
"plis lah de" ucapnya kembali dengan pupy eyes nya. Yang membuat Amanda jijik liatnya. Mungkin kalau wanita lain menganggapnya gemesh.
"gausa so imut deh bang. Jijik gue liatnya. Yauda sono keluar! Manda mau ganti baju dulu." ucapnya dengan kesel.
"oke.. Abang tunggu di bawah. Cepetan gausah pake L"
Tak berapa lama kini Amanda sudah siap dengan pakaiannya. Ia hanya menggunakan celena jeans warna hitam dengan atasannya ia memakai kaos rajut oversize berwarna pink tua. Dan ia membiarkan rambut lurusnya tergerai.
Kini Amanda sudah berada di atas motor sport milik Abangnya. Dengan rambut yang terkibas kesana kemari karna ulah angin. Ia merasakan sejuk nya Kota Bandung.
"Bang tumben ya jalanan rame gini"
"ya rame lah. Kan malem minggu oon. Baru juga 1 minggu jomblo lo udh lupa hari de" ucap Varrel yang berhasil membuat Amanda kesal.
"Dasar ya lo bang!" jawabnya. sembari memukul Helm yang di kenakan Varrel.
"awww" ringisnya. Karna akibat dari pukulan Amanda.
Dan keadaan menjadi hening. Amanda sibuk dengan pikirannya begitupun juga dengan Varrel. Hanya ada suara angin yang sedang berlarian kesana kemari.
Tak berapa lama motor Varrel berhenti di sebuah pasar malam. Amanda mengernyit bingung. Untuk apa Abangnya membawanya kemari?. Bukan tadi ia bilang untuk pergi ke kedai kopi yang berada di jalan braga. Tapi apa ini, mengapa pasar malam. Ia merasa Abangnya ini sedang tidak waras.
"bang kan lo tadi bilang mau ke kedai kopi. ngapa malah kesini?"
"Tadinya sih begitu. Cuman pas tadi gue ga sengaja liat ada pasar malem. Yaudah langsung aja gue masuk kesini. Lagian gaada salahnya juga kan?"
"gaada sih, tapi sama aja lo udh bohongin gue. Jadi untuk menebus semuanya lo harus beliin apapun yang gue mau malem ini."
"kalau tau begini ogah deh gue De." ucapnya kesal.
"salah lo sendiri Bang. Yaudah buru yuk masuk." ucapnya dengan cengiran kudanya. Tau begini kesal Amanda sudah hilang. Dan rasa kesal itu berpindah tempat kepada Abangnya-Varrel.
KAMU SEDANG MEMBACA
The First Love
Teen FictionGadis itu menangis tanpa suara. "Lo bilang, lo gaakan pergi ninggalain gue Ver. Tapi apa? Gue benci lo ver" "Lo berhasil buat gue jatuh cinta Ver. Dan lo juga berhasil buat gue merasakan sakit nya cinta." ucapnya dengan air mata yang tak bisa berhen...