Teng...teng...teng...
Bel pulang pun sudah berbunyi, sebagian siswa dan siswi pun memekik senang. Begitupun dengan Nadya.
"Alhamdulillah wasukurillah, akhirnya gue bisa bebas dari mapel MTK lucknut ini."
ya, pelajaran terakhir di kelas Nadya, dua-belas IPA1, adalah matematika. Kalian tau gimana rasanya? Pelajaran matematika ketika berada di jam mata pelajaran terakhir?, sungguh itu sangat menyebalkan apalagi di jam-jam terakhir itu sudah loyo ditambah dengan rasa ngantuk yang luar biasa.
Setelah di rasa mereka berdua sudah selesai membereskan alat tulisnya. Mereka pun langsung berjalan menuju parkiran SMA Artana, untuk menghampiri mobil Nadya. Karna Nadya juga Dhita akan berkunjung ke rumah Amanda.
Tak butuh waktu yang lama, mereka pun sudah sampai di depan gerbang rumah Amanda.
Pak Udin, selaku penjaga sekaligus sopir keluarga Amanda. Segera membukakan pintu gerbang rumah Amanda, seraya ia sudah mengetahui siapa Nadya juga Dhita.
"mang...." sapa Nadya juga Dhita, dengan ramah.
"oh iya neng..."
"Manda ada mang?" tanya Dhita, setelah keluar dari mobil Nadya.
"ada di dalem neng."
"yaudah kalau gitu kita masuk dulu mang."
"mangga neng."
***
Tok...tok...tok...
"Assalamualaikum..."
Tak butuh waktu lama, penghuni rumah Amanda pun sudah membukakan pintu.
"eh, neng Nadya, neng Dhita." ucap bi Siti.
"iya bi, Man--" ucapan Nadya terpotong, oleh Nova Bunda Amanda. Yang tiba-tiba datang dari dalam.
"siapa bi?"
"eh Nadya, Dhita. Ayo masuk."
"iya Bun. Mandanya ada Bun?" tanya Dhita, sembari menyalami Nova.
"Ada di atas, sok gih langsung ke atas aja." ucap Nova, dengan ramah.
Nova memang sudah begitu dekat dengan Dhita juga Nadya. Begitu juga sebaliknya, bahkan Nadya dan Dhita memanggil Nova dengan sebutan Bunda, bukan lagi tante. Nova pun tak keberatan dengan itu, justru dirinya lah yang meminta.
"kalau gitu kita ke atas dulu ya bun." ucap Nadya dan Dhita, sedangkan Nova hanya mengangguk sambil tersenyum ke arah mereka berdua.
Setelah menaiki beberapa anak tangga, kini Dhita juga Nadya. Sudah di depan pintu kamar Amanda.
"Man..."
"woyy Manda! Buka pintunya.." ucap Nadya, dengan nada seperti kaleng rombeng.
Namun si pemilik kamar masih tak membukakan pintunya. Akhirnya mereka menerobos saja masuk kedalam kamar gadis itu, yang tak lain adalah Amanda.
"Dasar kebo!"
"pantes aja kaga di buka-buka pintunya, taunya enak ngorok." ucap Dhita.
KAMU SEDANG MEMBACA
The First Love
Novela JuvenilGadis itu menangis tanpa suara. "Lo bilang, lo gaakan pergi ninggalain gue Ver. Tapi apa? Gue benci lo ver" "Lo berhasil buat gue jatuh cinta Ver. Dan lo juga berhasil buat gue merasakan sakit nya cinta." ucapnya dengan air mata yang tak bisa berhen...