Happy reading! And sorry for typo
____________________________________
Jangan peduli! Habiskan makananmu lalu kita pergi dari sini.
Riyuna mengunyah makanannya dengan cepat. Sesekali melirik Rio yang tampak cuek dengan keberadaannya. Ada rasa sakit yang menghantam ulu hati Riyuna melihat Rio sama sekali tidak menganggap keberadaannya disini. Setidaknya Say Hi! Atau apapun itu. Maksud Riyuna meskipun dia bukan siapa-siapa lagi, bisakah dia tidak menguarkan rasa tidak suka padanya dengan kentara setelah satu tahun tidak pernah berjumpa? Atau hanya dia yang berlebihan disini?
"Riyuna?"
Bola mata Riyuna bergulir ke atas. Menatap heran sosok ganteng yang tampak familiar yang sedang tersenyum lebar...
Riyuna berkedip beberapa kali lalu melihat ke kanan kiri, tak lupa ke belakang demi memastikan kalau orang ini benar-benar menyapanya. Bukan apa. Tapi ia sudah mendapat banyak pengalaman buruk karena dengan pedenya menganggap bahwa dialah yang disapa.
"kakak menyapaku?" Riyuna bertanya memastikan.
Alih-alih menjawab, lelaki yang tampak berumur lebih tua sedikit dari Riyuna tertawa kecil sambil menggeleng-gelengkan kepala lalu duduk di kursi seberang Riyuna.
"sudah kuduga kamu akan lupa sama aku."
Riyuna makin berkerut bingung. Matanya yang sesekali bergulir ke atas dan mulutnya yang sedikit terbuka menunjukkan kalau Riyuna berusaha keras mengingat siapa sosok dihadapannya ini.
"belum ingat? Coba ingat-ingat lagi. Kamu tidak akan sepikun itu untuk melupakanku."
Kamu yang tidak berkesan. Makanya gampang dilupa. Batin Riyuna yang kesal dibilang pikun.
"kalau nggak mau ngenalin diri sendiri nggak papa. Aku mau lanjut makan. Aku lagi malas ngingat-ngingat masa lalu."
Perkataan Riyuna mengundang gelak tawa dari lelaki itu, "aduh, Riyuna. Ternyata kamu masih sama seperti dulu."
"jadi, maksud kakak aku udah berubah jadi belatung? Gitu?"
Lelaki itu makin tertawa keras. Mengundang banyak tatapan penasaran dari penghuni di kantin itu. Tak terkecuali Rio yang memang memperhatikan interaksi keduanya meski tidak kentara.
Riyuna tidak mengingat siapa lelaki ini, tapi ia tahu satu hal, lelaki ini hobi tertawa.
"yaaa nggak gitu juga Riyu. Maksud aku sifat kamu."
Wait, Riyu?
Tidak ingin membuat juniornya ini makin berpikir keras, lelaki itu memperkenalkan diri, "aku nggak tahu kalau kamu beneran lupa sama aku. Aku mantan LO kamu pas masa PBAK. Kamu lupa? Kak Andrean."
Brakk!
Riyuna memukul meja sebagai tanda kalau otaknya mulai mengingat siapa lelaki dihadapannya ini.
"Ah, iya. Kak Andrean! Ya Allah ... Kenapa aku bisa lupa, yah? Ya Allah ... kak Andrean ternyata." Riyuna cengengesan, "maaf, yah kak. Sumpah, aku beneran nggak ingat. Tapi aku ngerasa muka kakak nggak asing. Dan ternyata kak Andrean." Riyuna melihat Andrean heran, "kakak lagi ngapain disini?"
"ada sesuatu yang harus aku urus disini." Andrean berdehem, "ternyata kamu udah pindah kampus?"
Riyuna terkekeh, "iya. Udah lama, sih."
Seperti yang Riyuna tahu, Andrean adalah salah satu senior yang ramah dan tidak sungkan-sungkan menegur orang. Orangnya pintar dan humble. Mudah bergaul dan poin plusnya dia memiliki paras yang cukup tampan. Tapi, Riyuna tidak tertarik pada Andrean meski memiliki wajah yang sulit ditolak untuk seukuran Riyuna yang menyukai pria-pria tampan dengan otak cerdas. Karena pada saat itu, lelaki kurang ajar bernama Rio terlalu menyedot perhatiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex Husband is Next Door
ChickLitMenjadi janda di umur 20 tahun, membuat Riyuna harus pandai-pandai menata hidup dan hatinya. Ia akui ini bukanlah perkara yang mudah. Bukan ditinggal mati, tapi ia benar-benar diceraikan oleh seorang lelaki tak berperasaan padahal umur pernikahan me...