Part 19|Difficult

16.5K 1.4K 231
                                    

Sebelum baca yuk tekan tanda bintang biar makin lancar rejekinya, aamiin☺ biar aku juga bisa update cepat hehe😂🤣

Happy reading and sorry for typo!
______________________________________

Suara hentakkan kaki disusul ucapan salam membuat Nino yang sedang menonton TV, menoleh. Mendapati orang tuanya dan juga Riyuna yang sedang menggendong Reigi berjalan masuk. Menyambut, Nino menghampiri janda beranak satu itu yang kini duduk di single sofa.

"Yeee, akhirnya Suneo pulang juga."

Ia sumringah, lantas mendaratkan tangan ke pipi Reigi yang putih. Mengelus-ngelus dengan lembut namun entah mengapa terlihat kasar di mata Riyuna.

Riyuna memukul tangan adiknya untuk menjauh. Ia mendelik kesal mendengar panggilan Nino untuk anaknya. "berapa kali aku bilang jangan panggil Suneo. Call my baby Reigi," ucapnya menekan kata 'Reigi'

"Hmmm ... pasti sengaja di kasih nama Reigi biar samaan sama papa Rio. Rio, Riyuna, Reigi. Jadinya tripple Rrrr," ledek Nino dengan menggumam namun masih didengar Riyuna.

Tak ingin terlihat tersinggung, Riyuna membulatkan mulut--takjub. "Kok tahu?"

"Nino, loh." Nino menepuk dada, bangga.

Nino kembali duduk--fokus pada tv yang menampilkan sinetron SCTV yang tidak pernah absen ditontonnya. Melihat itu, Senyum meremehkan tidak bisa Riyuna sembunyikan membuat rasa ingin meledek terbit di benak.

"idih, tontonannya kek gituan. Dari jendela SMP."

"emangnya kenapa? sesuai dong sama aku yang masih SMP. Daripada kakak nontonnya suara hati istri. Eh, cocok sih. Sama-sama sering tersakiti."

Riyuna terdiam. Entah mengapa kata-kata Nino sedikit menyindir dirinya. Gurauan yang terlontar sama sekali tidak lucu. Kalimat terakhir Nino terasa benar.

Dirinya memang selalu tersakiti. Dan ia ... Sama sekali tidak akan mengelak.

Tidak. Ia tidak boleh seperti ini. Jika ia terus berlarut-larut dalam perasaan sakit yang tercipta, pasti ia tidak bisa fokus merawat anaknya. Memangnya apa yang ia harapkan dari rasa yang membelenggu? Berharap Rio datang membujuknya seperti mereka masih bersama? Tidak. Itu tidak akan terjadi. Segala sesuatunya sudah berbeda. Rio dan dirinya bukan lagi siapa-siapa meski ada Reigi di antara mereka. Yang ia butuhkan sekarang adalah kefokusannya merawat Reigi. Untuk sekarang, Reigi adalah prioritas utama.

Riyuna memandang Nino yang fokus menonton--tidak menyadari suasana hatinya yang berubah--lalu beralih memandang Reigi yang terlelap.

"Riyuna, mama ke atas dulu."

Sera yang selesai meletakkan barang-barang belanjaan di dapur, hendak menuju kamar untuk beristrahat--menyusul Panji yang lebih dulu naik ke atas.

Riyuna mendongak. "iya."

"Reigi udah bobo, yah?" Sera menghampiri sebelum pergi. Melihat cucunya itu sudah tertidur lelap. "sini tidurin di kamar mama aja."

"nggak usah. Nanti di kamar aku aja." Riyuna tersenyum lalu berjalan menuju kamar.

* * *

Detak jarum jam menjadi nada yang tak pernah alpa menghiasi ruangan minimalis itu. Seperti setia menemani Riyuna dalam keadaan apapun. Kendati, ia kadang diabaikan oleh sang pemilik.

Riyuna memandang langit yang memerah melalui jendela. Hari sudah semakin sore dan Reigi belum terbangun dari tidurnya sejak 3 jam yang lalu. Apakah anaknya ini tidak lapar? Haruskah ia membangunkan? Tapi, melihat bagaimana Reigi tertidur lelap dengan mulut sedikit terbuka, ia menjadi tidak tega.

My Ex Husband is Next Door Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang