Part 27|Useless

17.8K 2.3K 482
                                    

Masih part menguras emosi. Karena ceritanya udah hampir klimaks, sekitar 5 6 part an baru end, Yeyy. Senang nggak? Senang, lah.

Sebelum baca jangan lupa vote. Jangan lupa follow juga yang belum follow. Aku suka di follow kaka😁

Happy reading and sorry for typo!

____________________________________

"Sudah kuduga jika kau menyembunyikan sesuatu." kata Rio pelan. Senyumnya ia tahan. "mana anakku? Siapa namanya? Ah, Reigi. Bisakah aku melihatnya?"

"kamu nggak berhak melihatnya."

Rio menyugar rambutnya kebelakang gusar lalu menatap Riyuna tidak percaya. "Riyuna jangan sepertri ini. Aku Hanya ingin melihatnya."

Sebenarnya ia sudah menduga jika anak yang selalu ia dengar tangisannya adalah anaknya dan juga Riyuna. Ada perasaan kuat yang membuatnya yakin. Tapi, mendengar langsung dari Riyuna, tetap saja ada rasa yang sulit terdeskripsi. Yang jelas ia bahagia.

Tangan Rio terulur memegang pundak Riyuna. "kumohon, sekali saja." Pintanya sungguh-sungguh.

Bahu Riyuna bergetar. Ia menunduk dalam. Sebisa mungkin menahan tangisannya dengan menggigit bibir meski ia tahu hal yang paling tidak bisa dirinya tahan adalah menangis.

Tangan Rio ia turunkan dari bahunya.

"tadi ..., kamu hanya diam saat Kinan menuduhku yang tidak-tidak. Padahal kamu sudah tahu kalau Reigi adalah anak kita."

"hanya karena itu dan kamu mengabaikan hakku sebagai ayah biologisnya? Aku punya hak bertemu dengan anak kita Riyuna."

"hak?" Riyuna tertawa sumbang. "jangan sampai aku merasa jijik denganmu Rio. Setelah kamu menceraikanku hanya karena hal yang belum tentu aku lakukan dan kau dengan gampangnya berbicara seperti itu? Dan tanya pada Kinan, apakah dia yang mengirim pil 2 tahun yang lalu yang kamu kira bahwa akulah yang sengaja membelinya untuk menggugurkan kandunganku."

Kinan melarikan pandangan ketika Rio bertanya meminta penjelasan. Namun sikap diam tanpa pembelaan itu menunjukan bahwa memang Kinan pelakunya.

Rio mematung. Tidak menyangka jika Kinan pernah melakukan hal sekeji itu. Untuk apa? Seketika pikiran dan perasaan Rio seperti benang kusut. Ia merasa rumit dengan fakta yang ia dapatkan barusan.

"Kinan ... " Gumam Riyuna tidak percaya.

Beberapa hari lalu setelah meminta kontak Kinan ia terus mencoba menghubungi perempuan itu. Tapi, Kinan sama sekali tidak pernah mengangkat telfonnya padahal jelas nomor yang ia tuju masih aktif.

Barulah sekarang terjawab. Mengapa orang yang ia sayangi tega melakukan hal sekejam itu padanya? Kinan ... Dia benar-benar baik padanya. Mereka sudah seperti saudara. Jika hanya karena cinta ... Bukankah terlalu jahat sampai membuatnya menyerah dengan keadaan?

Sementara itu Rio mencoba mengingat kembali dimana ia menceraikan Riyuna dengan kejam. Jika saja ia bisa berpikir jernih hari itu, mungkin saja hidupnya akan berlangsung bahagia dengan Riyuna sampai sekarang. Dan perasaan untuk mantan istrinya itu tidak perlu ia sembunyikan dengan susah payah.

"ma--maaf." hanya itu yang bisa Rio ucapkan.

Riyuna menepis tangan Rio yang mencoba menyentuh tangannya.

"Harusnya kita tidak pernah bertemu. Harusnya kamu tidak pernah mengenalku Rio! Seharusnya kamu tidak datang lagi saat aku mulai menerima masa laluku! SEHARUSNYA AKU TIDAK PERNAH MENCINTAIMU!" Riyuna memukul dada Rio dengan keras. Ia salurkan segala sakit hatinya disana. Tangisannya menjelaskan bahwa sakit kali ini datang dengan berlipat ganda.

My Ex Husband is Next Door Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang