Part 28|Pergi

17.8K 2.2K 693
                                    

Sebelum baca WAJIB VOTE! Sekali lagi WAJIB VOTE! Hehe☺

Happy reading and sorry for typo!

____________________________________

Dulu, Riyuna pernah terheran mengapa dunia sebaik itu padanya. Mengirim Satrio yang terlalu sempurna untuk menjadi pasangan hidup untuknya yang bukan apa-apa. Maksudnya, ia tidak melakukan apapun dan juga tidak memiliki hal istimewa untuk bisa bersanding dengan Rio. Malah, lelaki itu datang sendiri seolah takut Riyuna direbut oleh orang lain. Riyuna melayang, terbang karena diperlakukan bak permata berharga.

Hanya satu tahun setengah dan kenyataan membuka matanya lebar-lebar. Takdir tidak sebaik yang dipikirkan, membiarkan hidupnya bahagia dan lancar tanpa celah. Ia tahu dunia adalah ujian. Tapi, bagian Rio yang hadir memporak-porandakan hidupnya cukup plot twist. Ia menjadi tidak sedia sehingga cukup berat untuk dilalui.

Terlebih Reigi yang tumbuh tanpa kasih sayang dari sosok Ayah. Hal yang satu ini cukup membuatnya khawatir. Akankah Reigi tumbuh dengan baik? Bagaimana nanti ia akan menjawab ketika Reigi bertanya 'dimana ayahnya? Atau siapa ayahnya'?

Riyuna menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. Seharusnya di keadaan seperti ini ia tidak boleh berpikir macam-macam. Cukup menjalani karena berpikir sekeras apapun jika ia tetap terbelenggu oleh masa lalu tetap saja akan berakhir sia-sia. Dan keberangkatannya di Semarang akan menjadi langkah awal untuk memulai hidup baru. Dan lebih baik tentu saja.

Yah, Setelah tadi malam Rio berlutut mengakui kesalahannya, besoknya Panji--Papanya mengirim mereka ke Semarang untuk tinggal disana agar ia tidak lagi bertemu dengan laki-laki bejat seperti Rio. Bertetangga hanya akan membuat keadaan keruh tanpa akhir. Salah-salah jika Rio nekat menemui Riyuna dan Reigi karena jarak yang begitu dekat, Panji akan menjadi lebih gelap mata dan memukul Rio sampai pingsan.

Dalam lubuk hati, Riyuna sudah memaafkan semua kesalahan Rio. Bahkan jauh-jauh hari sebelum Rio menyatakan maaf. Atas semua luka yang pernah lelaki itu beri, ia tidak sekalipun bisa membenci. Apa pernah ia katakan jika dirinya adalah tipe orang yang tidak bisa membenci? Yah berlaku juga untuk Kinan yang bahkan telah mengkhianatinya. Sederhana saja, Riyuna tidak ingin meninggalkan rasa benci ketika ia pergi, ia tidak ingin menyesal dan juga membuat kepergiannya terasa salah.

Tidak ada keraguan sedikitpun ketika ia mengiyakan perintah Papanya untuk pindah di asal kota papanya itu. Meninggalkan Kuliahnya dan juga Ghea dan Novi yang entah kapan mereka akan berjumpa lagi. Sudah banyak ia korbankan, maka keputusan kali ini akan membuatnya lebih baik. Semoga saja.

Riyuna mengintip melalui jendela pesawat. Hampir terlihat jelas kegiatan manusia di bawah sana. Senyumnya terbit dengan tipis. Dengan penuh kasih sayang ia memusatkan pandangannya pada Reigi yang tertidur pulas di pelukannya.

"Mari kita bahagia disini." ucap Riyuna. Mendekatkan wajah dan mencium pipi Reigi sangat pelan.

Tepat di pipi Reigi, Riyuna bisa merasakan tetes air matanya jatuh disana.

Riyuna tertawa pendek sembari mengusap pelan pipinya, lantas membawa kelingkingnya pada Reigi lalu menautkan kelingking mereka berdua.

"Mama janji tangisan ini adalah yang terakhir untuk Papamu." janji Riyuna bersamaan pengumuman bahwa pesawat akan segera lepas landas.

Meski tanpa sosok ayah, tumbuhlah dengan baik.

***

Dua tahun kemudian

Tangan Riyuna bermain lincah dengan jarum dan juga benang. Menjahit celana dengan ukuran kecil dengan sobekan yang cukup luas yang tidak lain adalah milik anaknya sendiri, Reigi. Dari caranya menyatukan kembali bagian yang sobek itu, bisa dibilang ia cukup mahir dalam hal menjahit. Satu tahun di Semarang membuatnya banyak belajar dengan hal baru.

My Ex Husband is Next Door Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang