Sebelum baca taburkan bintang di antara kita hehe
Happy reading and sorry for typo!
_____________________________________Menatap kosong jendela yang sedikit terbuka, pandangan Riyuna menerawang keluar. Penjelasan sang dosen di depan sana sama sekali ia tidak perhatikan. Bahkan perbincangan yang sengaja dibuat pelan oleh teman-teman sekelasnya pun tidak membuat Riyuna tergoda untuk menimbrung padahal biasanya ialah yang paling heboh diantara mereka.
Kejadian semalam sangat mengganggu pikirannya. Sungguh.
Menghela nafas, Riyuna membaringkan kepala di meja. Ia mengetuk-ngetukkan jarinya sembari melamun. Dari semalam ia tidak bisa tidur karena terus memikirkan sikap Rio yang aneh. Entah mengapa, hidupnya menjadi rumit ketika ia menghadapi Rio yang seperti itu--datang menyudutkannya dengan pertanyaan yang sama sekali Riyuna tidak mengerti. Maksudnya, ia sangat mengerti kalimat 'apakah kamu menyukai Andrean?'. Ia sangat mengerti itu. Tapi untuk alasan mengapa lelaki menanyakan hal tersebut, ia seperti terjebak dalam lubang hitam yang tidak berujung setiap kali menuntut jawaban pada dirinya sendiri. Otaknya menjadi buntu seketika.
Hah, dikeadaan seperti ini ia sangat merindukan Reigi. Ngomong-ngomong Reigi sedang buat apa sekarang? Ah, iya tidak sabar hari kamis tiba. Hari dimana buah hatinya itu bisa pulang ke rumah.
"kalian kalau masih mau ribut sekalian diluar saja," Ujar sang dosen tiba-tiba membuat semua mahasiswa terdiam. Beralih menatap Riyuna yang tampak santai dengan membaringkan kepala di meja, dosen dengan jenis kelamin perempuan itu melemparkan spidol tepat di kepala Riyuna membuat ia mengadu pelan. "Riyuna, saya rasa kamu sudah bosan mengikuti perkuliahan saya. Kamu bisa keluar."
Tidak ada yang bisa ia lakukan kecuali melihat sekeliling dengan pandangan bertanya-tanya.
Riyuna meminta penjelasan pada Novi dan Ghae. Sontak kedua temannya itu melotot, menunjuk Dosen di depan dengan dagu.
"Riyuna! Silahkan keluar. Kalau tidak saya yang keluar." ancam dosen itu membuat para mahasiswa mendecak jengkel pada Riyuna.
Riyuna yang sudah paham apa kesalahannya, menunduk maaf, "saya saja yang keluar, bu. Maaf."
Ghea dan Novi memasang wajah iba. Tidak tega jika Riyuna keluar lebih awal dari ruangan.
Riyuna mengambil tas lalu memakainya. Ia berkata pelan pada kedua sahabatnya, "aku tunggu kalian di kantin, yah." setelah itu Riyuna keluar dari ruangan dengan langkah lesu, menuju kantin.
* * *
Riyuna menguap. Ia mengantuk karena menunggu satu jam. Bahkan, dua mangkuk bakso tidak cukup membuatnya melek.
"nak, Riyuna ngantuk?" tanya seorang ibu kantin, perhatian. Ia memang mengenal Riyuna lantaran seringnya perempuan itu makan di warung miliknya.
Riyuna menggeleng sembari terkekeh. "nggak kok, bu. Saya boleh numpang duduk disini lama? Soalnya saya lagi nunggu Ghea sama Novi."
Ibu kantin tersenyum. "boleh. Saya kesana dulu, yah." pamitnya yang diiyakan Riyuna.
Ting!
Sebuah pesan masuk. Segera ia membaca chat itu dan mendapati Adesti lah yang mengiriminya pesan. Pesan itu cukup panjang.
Adesti:
Assalamu'alaikum RiyunaWa'alaikumussalam Adesti..
Adesti:
Maaf kalau aku terlambat ngasih tahu kamu hal ini. Sebenarnya ... Aku bukan istrinya kak Rio! Cie yang seneng. Aku tahu kok kalu kamu suka kak Rio. Jadi aku ngerasa bersalah banget kalau aku nggak cepet ngasih tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex Husband is Next Door
Chick-LitMenjadi janda di umur 20 tahun, membuat Riyuna harus pandai-pandai menata hidup dan hatinya. Ia akui ini bukanlah perkara yang mudah. Bukan ditinggal mati, tapi ia benar-benar diceraikan oleh seorang lelaki tak berperasaan padahal umur pernikahan me...