"Umi....oh umi....where are you mi...?", dari tadi aku manggil umi kok gak ada yang nyaut ya. Umi kemana,huh....
Aku mencari umi mulai dari dapur, kamar umi, ruang tengah, taman belakang, taman depan, semuanya aku cari sekeliling rumah, uminya gak ada. Hm...umi kemana ya.
Tiba tiba aku mendengar suara mobil yang datang, dan...
"Assalamualaikum...fisya, bantuin umi nak", itu suara umi. Aku pun bergegas ke luar rumah. "Waalaikumussalam, umi...umi dari mana..?", tanya ku sambil membantu umi membawa barang ke dalam.
"Umi dari pasar, tadi umi mau ngajak fisya tapi fisya nya dikamar terus, trus udah umi panggil nggak ada yang nyautin. Ya udah umi pergi sama mbok ati aja" penjelasan umi. "Ooo...hehehe maaf umi tadi fisya kayak nya lagi dengerin musik" alasan ku. "Ya udah..gak papa"...
Setelah bertanya pada umi dengan kebiasaan ku ketika umi kembali dari pasar, aku biasa nya mengacak ngacak belanjaan nya umi mencari makanan dan meletakkan bahan bahan mentah ke dalam kulkas, kemudian membantu umi memasak. Selesai memasak waktu dzuhur pun tiba, azan berkumandang dan aku pun memulai ibadah kepada pencipta. Selesai sholat aku langsung mengambil hijab ku yang ku gunakan setiap kali aku keluar kamar, aku menuruni tangga satu persatu hingga akhirnya langkah ku membawa badan ini untuk menetap di sebuah bantalan empuk dan sebuah kayu yang telah di sulap menjadi meja. Hahha....lebay. yap aku sekarang berada di ruang makan. Aku, umi dan mbok ati sedang makan bersama. Mbok ati adalah umi no 2 ku, karna ketika umi bekerja mbok ati yang selalu menemani ku di rumah, dan mbok ati juga yang masakin semua makanan untuk ku. Mbok ati sebenarnya pembatu di rumah ini, taoi karna keluarga ku menghormati pekerjaan mbok ati, kadang dan lebih sering nya kami mengajak mbok ati makan satu meja. Tidak salah bukan...?
Oh ya, soal abi...
Abi ku itu seorang dokter, namanya Husein Muhammad alFatih. Beliau di percaya sama atasannya untuk bekerja atau lebih tepatnya kayak dinas gitu, dinas nya di negri orang. Abi ku bekerja di negara bagian eropa, yaitu di amerika serikat karna abi ku lulusan amerika. Jadi wajar dong kalo kerja nya disana, eits...tapi abi ku orang indonesia ya...
Trus juga aku punya kakak laki laki, dia 3 tahun diatas ku, dia sekarang kuliah dan dapat beasiswa di australia. Namanya Muhammad 'Azammul Husein. Dan aku Miftahul Hafisya, aku masih berumur 16 th, sekarang aku kelas 2 SMA di bandung. Aku terlahir dari keluarga campuran lokal. Abi ku orang sunda dan umi ku orang minang. jadi kalo pulang kampung, kadang aku ke jawa kadang aku ke sumatra. Senang nya...
Drrrttt....ddrrrtttt....
Handphone ku bergetar, pertanda ada panggilan masuk.
"Tidak ada nama", gumam ku. Tapi aku tetap mengangkat nya.
"Assalamualaikum, ini dengan miftahul hafisya?". "Waalaikumussalam. iya saya sendiri, maaf ini dengan siapa?". "Syukurlah, oh ya ini saya haqqi, teman SMP mu". Aku menerka nerka, haqqi...siapa dia.
"Nama panjang mu?". "Wahyudi alHaqqi". "Ooo...iya ada apa haqqi?". "Ah, tidak ada apa apa, hanya ingin menelvon mu saja, sebab aku rindu". Saat dia mengatakan itj aku sungguh risih sekali, agar tidak terjadi waktu yang lama dalam percakapan ini langsung ku sudahi "maaf haqqi, aku sibuk. udah ya..Assalamualaikum".
Panggilan itu langsung ku hapus. Lalu umi bersuara "siapa yang nelvon sya?". "Ah, bukan siapa siapa umi". Dan aku langsung mengambil toples berisi makanan dan membawanya duduk bersamaku dengan berhadapan ke arah tv.###
Langit pun mulai senja, maghrib datang menyapa dan katakan sampai jumpa pada isya untuk hari ini.
Tepat pukul 02.00 yang katanya para gaib akan berkeliaran tapi bagi umat-Nya adalah waktu tempat bersujud meminta segalanya dan menceritakan keluh kesah kepada-Nya.
Aku mulai terbangun, yah pada jam segini aku biasa terbangun, dan aku pergi mengmbil wudhu dan menggelar sajadah serta mengenakan mukenah ke tubuh ku. Selesai sholat tahajud, aku berzikir dan berdoa kepada Allah yang menciptakan semesta ini. Selesai beribadah, tak lupa aku bertadarus sekurang kurang nya lima lembar. Hingga tersisa waktu dua jam lagi untuk terlelap kembali sebelum azan shubuh.Hari ini adalah hari senin, dimana aku akan kembali ke sekolah untuk menuntut ilmu dan bertemu kawan kawan ku.
Karna pepatah mengatakan :
Tuntutlah ilmu sampai kenegri chinaJadi aku harus menuntut ilmu sampai sejauh jauh negri orang dapat kutujui.
Saat di sekolah, seperti siswa pada umumnya upacara bendera, belajar, istirahat, belajar, ishoma, belajar lagi, dan pulang. Itu adalah inti dari kegiatan di sekolah. Sebenar nya banyak.
"Hafisya...jajan yuk", itu fania dia teman ku. "Hm...aku nemenin aja ya fan,aku lagi gak laper nih". "Ok..makasih ya". Aku hanya tersenyum.
Selesai menemani fania jajan aku kembali kekelas. Ah iya aku sama fania tidak sekelas, dan beda jurusan. Fania IPA dan aku IPS. Kami saling kenal karna satu SMP.###
Beberapa jam sudah berlalu, bel pulang pun berbunyi. Sekarang pukul 17.30 wib. Sekolah ku emang full day kecuali hari sabtu. Khusus sabtu kami pulang lebih awal yaitu saat azan dzuhur sudah berkumandang kami dari kelas satu sampai kelas tiga sudah di perbolehkan pulang selesai sholat dzuhur. Nah sekarang aku sudah berada di halte bus. Aku emang menaiki bus setiap hari. Saat bus tiba, aku mulai memasuki bus dan duduk di dekat jendela. Perjalanan dari sekolah ke rumah menghabiskan waktu 15 menit. Baru beberapa menit aku duduk ternyata ada nenek yang sudah sangat lansia berdiri. Saat aku berdiri dan melihat keseliling kursi, tidak ada yang kosong apa lagi beranjak. Kemudian aku menawarkan kursi ku pada nenek itu. "Maaf nek, nenek duduk disini saja", tawar ku. "Oh, terima kasih nak gadis". " sama sama nek". Nenek itu pun duduk dan aku berdiri dengan memegang pegangan yang tergantung. 10 menit sudah berlalu, sebentar lagi aku sampai di rumah. Bus berhenti sebentar untuk menaikkan penumpang. Terdengar dari arah belakang ada yang bernyanyi sambil menyodorkan bungkusan permen pada penumpang. Ya mereka pengamen. "Mohon kak, sedikit sedekah nya" salah seorang dari mereka meminta pada ku. Aku memberi mereka dua ribu rupiah. Tapi, "oalah, dikit kali kak, gak boleh pelit. Tambah lah." Kata nya sambil menaikkan sebelah alis matanya. "Maaf, tadi saya sudah beri. Saya tidak punya uang lagi". Kata ku meyakinkan mereka. "Alah...pelit kali kau, ah sudah lah, kalo tak mau beri uang kau. Pacaran lah kita ya". Aku sedikit takut. Karna mereka mulai sewenang wenang dengan ku. Aku berjalan sedikit maju ke arah sopir. Tapi mereka cepat mencegat ku dengan menarik tas ku. "Mau kemana kau cantik". Dia seakan akan memeluk ku, dan tiba tiba...
Bruuukk...!!, pengamen itu tersungkur. Yang satunya tak mau diam. Mereka adu lawan di bus.
"Woi., siapa kau". Mereka tak mau kalah dan juga melakukan perlawanan terhadap lelaki yang menolong ku itu, tapi lelaki itu cepat menghindar dan pukulan melesat ke perut pengamen itu dan satunya lagi dengan tamparan yang sangat kuat.
Saat bus berhenti, kedua pengamen itu pergi dan kabur.
Laki laki yang menolong ku tadi pun turun. Dan aku juga ikut turun.
Aku mengejar laki laki itu seraya berkata "maaf, terima kasih sudah menolong ku". Laki laki itu tidak berbalik, kepalanya juga di tutupi oleh kepala sweter yang dia pakai dan aku lihat tadi dia juga memakai masker. Dia terus berjalan dan hanya mengangkat tangan dengan mengacungkan jempol ke atas pertanda dia menerima ucapan terima kasih ku. Aku pun berjalan menuju rumah, sekitar 5 menit dalam perjalanan aku sempat berfikir. Siapa laki laki itu dan wajah nya juga sangat samar.
Sesampai nya di rumah...
"Assalamualaikum umi,abi..." salam ku pada umi yang sedang menyiram bunga dan abi yang sedang memandikan mobil nya.
"Waalaikumussalam" jawab kedua nya. Umi pun angkat bicara
"Kok pulang nya telat sayang?". "Oh..tadi ada tragedi di dalam bus umi, jadi agak lama gitu". Kata ku sambil membuka sepatu. " tragedi apa nak" abi pun ikut bicara. "Fisya di gaduh sama pengamen abi, tapi gak apa kok. Tadi fisya di tolong sama orang". " astaghfirullah, kamu benar gak apa apa nak". Kata abi dan umi cemas. "Hahha...gak apa apa umi...abi.., fisya mau beres beres dulu ya mi bi". "Iya".###
Selesai beres beres, azan maghrib pun berkumandang. Aku bergegas untuk mengambil wudhu dan menyelenggarakan sholat berjamaah bersama umi dan abi, kemudian kami ngaji bersama sampai waktu isya pun datang. Selesai isya kami makan bersama tak lupa dengan mbok ati.
Saat makan abi memberi ku informasi tentang perkuliahan.
Sebenarnya aku belum terlalu memikirkan dimana aku akan kuliah, tapi abi menginginkan ku kuliah di negara orang. Oh iya, abi ku baru balik dari AS katanya sih tugas abi sudah selesai di sana. Dan di beri pilihan akan tetap jadi dokter di negara AS atau kembali ke indonesia. Tapi keputusannya belum abi berikan, jadi abi pulang sekarang itu karna di beri cuti selama satu bulan kedepan. Dan bulan selanjutnya abi harus kembali ke AS.
Malam pun mulai berlarut...
Pukul 21.00 adalah waktu istirahat ku, karna memang saat di rumah aku tidak belajar di malam hari. Aku lebih fokus belajar di siang hari. Tentunya di sekolah, kalau di rumah aku hanya fokus untuk mengistirahatkan tubuh ku. Karna tubuh juga butuh istirahat bukan.
Aku menuju kamar yang berada di lantai dua. Aku mulai merebah kan tubuh ku pada sebuah benda yang teramat empuk ini. Saat itu aku mengatur jam ku agar dapat membangun kan aku esok hari. Setidak nya biar aku tidak terlambat ke sekolah. Kemudian aku juga sempat terfikir tentang laki laki yang menolong ku sore tadi. Sebenarnya aku ingin tahu siapa laki laki itu. Ah sudah lah, kalaupun bertemu aku akan berteman dengan nya. Jika bisa.
Lalu lama kelamaan semua menjadi gelap, dan aku pun tidak sadar lagi akan dunia nyata dan mulai memasuki alam tidur ku.

KAMU SEDANG MEMBACA
RASA dan TAKDIR
Fiksyen RemajaDestiny... Aku tidak tahu bagaimana kelak Allah pertemukan ku dengan mu, tapi aku selalu yakin bahwa ketetapan-Nya adalah yang terbaik. ~Author~