1#Serba Salah

84 27 16
                                    

Greeeeeeeekkk
Suara gerbang SMA Garuda yang hendak ditutup, karena sekarang sudah menunjukkan jam 06.59. Pantas saja gerbang akan ditutup. Tapi denganan tergopoh gopoh, ada suara larian seseorang yang sepertiya hendak tertingggl. Cowok keren itu langsung mencegah gerbang untuk tidak tertutup menggunakan satu tangannya.

"Angga.." teriak seorang cewek dari loby sekolah, yang dari tadi tetap disitu menunggu pacarnya. Ya, pacarnya adalah Angga. Angga memang keren, sehingga cewek yang bernama lengkap Mayscar Amelia tetarik kepadanya.

"Kenapa kamu disini? Kok gak masuk kelas?" tanya Angga dengan memgerutkan dahinya.

"Aku nunggu kamu. Kenapa kamu bisa telat sih?" ucap May yang balik bertanya.

"Hmmmm... Nanti aku ceritain. Ayo masuk kelas, keburu sudah ada gurunya!" ajak Angga. May hanya menganggukkan kepala dan mengikuti jalannya Angga. May sempat hampir jatuh, karena jalannya Angga yang seperti angin. May serasa ditiggalkan. Hwaaaaa...

Saat sampai di lantai dua, mereka berpisah. Karena kelas mereka tidak sama. May duduk dikelas XI IPA 1, sedangkan Angga kelas XI IPA 3. May berlari kecil, agar tidak tertinggal pelajaran.

"Assalamualaikum" ucap May ketika sampai di ambang pintu. Suasana kelas sudah memulai pelajaran. Dan semua pasang mata menatap kearahnya.

"May, kenapa kamu bisa terlambat?"tanya bu Rini guru matematika yang super kejam.

"Maaf bu, i...itu, ta...ta... tadiiiii... " jawab May dengan bingung, takut, campur aduk. Serasa ada didalam ruangan monster yang ingin melahapnya.

"Kenapa? Pasti sama si Angga ya? Gara gara dia, nilai ulanganmu turun drastis, sikap mu menjadi begini. Ini semua karna Angga kan? Kamu ini menang lomba olimpiade. Tapi kenapa sikapmu jadi gini?" celoteh bu Rini. Aku berusaha tegar menghadapi kenyataan ini.

"Kamu boleh masuk! Tapi jangan ulangi lagi!" tambahnya. Untung beliau memperbolehkan May untuk masuk, jika tidah entah dia harus dihukum seberat apa, seperti teman temannya pernah rasakan. Ceritanya sih seperti menyisir rambut singa.

"Terima kasih, bu" jawab May. Dan langsung berjalan ke tempat duduknya yang berada di bagian nomor dua dari depan dan kiri. Teman sebangkunya pun kaget, May memang tidak pernah seperti ini.

"Kamu kenapa telat?" tanya Flarin dengan lirih. Dia adalah teman sebangku dengan May.

"Aku nunggu Angga, dia hampir telat tadi." jawab May tak kalah lirih.

Mereka mendengarkan materi sambil berbisik bisik, agar tidak mengganggu yang lain, termasuk bu Rini.

🌸🌸🌸

Saat istirahat, May memilih untuk ke taman sekolah ditemani oleh Flarin dan juga sejumlah makanan ringan tak lupa dengan minuman.

"May, mending kamu putusin Angga aja deh. Aku kasihan sama kamu, dia itu badboy. Kamu kok bisa sayang sama dia sih?"tanya Flarin tiba tiba. Membuat May yang tadinya makan keripik tersedak dan batuk batuk. Uhukk uhukkk...

"Kenapa kamu ngomong gitu. Kamu kan tahu, aku cinta dia dari awal masuk. Ya gak bisa putusin seenak nya lah. Biarin dia bad boy tapi dia setia kan dari kelas sepuluh sampai detik ini. " jelas May dengan senyum senyum tidak jelas.

" Kamu sadar gak sih, May. Akhir akhir ini kamu itu kayak orang gila tau. " celplos Flarin. Mulutnya emang gak bisa di rem. Rem nya blong kali:)

"Mulutmu ku tabok ya?" tanya May dengan senyum sinis dan mengangkat telapak tangannya ke udara.

"Becanda kalee. Kamu baperan, cie. " jawab Flarin yang tambah nglantur.

Drrreetttt... Suara ponsel May berbunyi. Saat membuka layar nampak jelas nama Angga sedang menelponnya.

"Dari pada ngurusin kamu yang gak waras, mending aku ngurusin bebeb ku." May pun mengangkat telepon dari Angga. Dia menjauh beberapa langkah agar pembicaraannya tidak terdengar oleh Flarin.

5 menit kemudian, May lari di hadapan Flarin yang tadinya duduk di kursi panjang milik taman sekolah.

"Mau kemana? Kok aku ditinggalin? " tanya Flarin dengan lantang dan bibir maju beberapa centi meter.

"Angga ngajak in aku ketemu." suara May yang masih terdengar diantarkan oleh angin ke gendang telinga Flarin. Flarin pun hanya menatap punggung May karena keprgian sahabatnya yang sudah hampir gila stadium empat.
🌸🌸🌸
Sesampai di depan ruang lab ipa, May masih duduk duduk di kursi panjang yang disediakan sekolahan.
Beberapa menit kemudian, sesorang memanggilnya.

"May...aku mau mgomong sesuatu sama kamu.'' suara Angga yang tiba tiba muncul tanpa salam, dan mengagetkan May yang dari tadi dudum santai sambil memandangi buku novel yang baru ia beli.

"Ada apa, Angga? Kok mendadak gini?" tanya May dengan santai.

"Aku nanti gak bisa anterin kamu pulang. Maaf. " hanya itu yang dikatakan oleh Angga. Dia langsung membalikkan seliruh badanya untuk melngkah kembali ke kelas. May segera menahannya. Dia memegang pergelangan tangan kanan Angga.

"Tunggu, memanggnya kenapa? Oh aku tau pasti kamu lagi gak bawa mobil ya? Iya kan?" tanya May tanpa ada rasa apapun. Dia malah cengar cengir.

"Gak. Aku gk mau anterin kamu karena gara gara kamu aku dihukum sebab telat" jawab Angga dengan nada tinggi sambil menunjuk nunjuk ke arah muka May.

" Hah.. " May pun tersontak dan kaget dengan sikap Angga yang akhir akhir ini berubah. Dia mudah marah.

"Kok aku sih? Kamu kira cuma kamu aja, aku juga hampir dihukum, gara gara nungguin kamu." jawab May dengan kesal.

"Salah kamu sendiri nungguin aku. Siapa suruh?" jawab Angga dengan seenaknya.

" Kamu kok tega sih, nyalain aku kayak gitu. Kamu akhir akhir ini sering gini tau. Apa sih salahku? " tanya May dengan isakan tangisnya. Entah dari kapan air mata itu turun menyertainya.

" Aku males debat sama kamu." jawab Angga meninggalkan May nangis sendirian. Tak ada rasa bersalah secuil pun dari lelaki itu. Isak tangis May semakin menjadi jadi, dia terlalu lebay karena masalah sepeleh saja.

🌸🌸🌸
Flarin masih setia menunggu May di taman. Tapi bel masuk sudah berbunyi, sedangkan May belum juga kembali.

"Aku harus jemput dia, kalau enggak, kena hukuman nanti." Flarin segera bangkit dari duduknya dan bergegas mencari May di seluruh sudut ruangan sekolah. Setelah hampir seluruh ruangan ia jelajahi, dan masih tidak ada May disana. Apakah dikelas? Perpustakaan? Atau kantin? Typo
Saat masuk ke kelas, ternyata May telah duduk di bangkunya sambil menangis, tak ada guru, tak ada orang yang memedulikannya.

"Jamkos, Ren? " tanya Flarin ke ketua kelas.

" Iya, guru guru lagi rapat . Gk ada pekerjaan kok, bebas deh kalian! ". Jelas Rendi.

" Oh gitu, terima kasih, Ren. " balas Flarin. Dia segera menghampiri tempat duduknya dan menanyakan keadaan sahabatnya itu, May.

" May, kamu kenapa?"tanya Flarin."Angga ya? "

" Dia marahin aku, aku gk tahan lagi sama dia."jawab May.

"Kamu mending putusin dia aja, May. Dia gak layak buat kamu yang baik kayak gini. Percaya deh. Saat kamu putus dari dia, kamu akan hidup bahagia" celoteh Flarin yang sok bijak.

"Mungkin saran kamu benar, aku akan ngomong ke Angga nanti." balas May dengan iringan air mata. Dia seakan akan rapuh dan butuh sandaran. Dia segera menyadarkan kepalanya ke pundak Flarin. Dielusnya rambut May dengan telapak tangan Flarin yang lembut, penuh kasih sayang:(

"Ngapain nunggu nanti, sekarang aku yang ngajak putus dulu ke kamu." suara Angga tiba tiba muncul tak di undang.

Gimana nih gaes,, apa May dan Angga benar benar putus? Gimana nasib May? Akan bahagia seperti kata Flarin, atau malah seneb? Hehehe:))) ... Baca terus yaaa

NB: jangan lupa vote💫
Jangan lupa komen🍃
Maaf dan terimakasih🍁

Salam: ekaffin

Caramell (Disaat Ego Dikalahkan Rasa) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang