"Ngapain nunggu nanti, sekarang aku yang ngajak putus dulu ke kamu." suara Angga tiba tiba muncul tak di undang.
"Angga... " May tercengang mengapa Angga bisa ada di sini.
"Oke, kalau itu mau kamu." tangisan yang mulanya telah redah, sekarang keluar kembali.
May hanya bisa menutup matanya dengan kedua telapak tangan yang ia miliki. Tak ada sentuhan kasih sayang yang menemaninya. Hanya kedua tangannya ini saja."Ayo, Rin, kita pergi ngapain ngurusin anak gak tau diri seperti ini!" suara Angga yang sambil memegang tangan Flarin agar menjauh dari May terasa olehnya.
"Apa maksud kamu,Ga?" bentak May.
"Flarin temenku, gak usah libatin dia"
"Aku bukan lagi temen kamu ya, May, ingat itu. "bentak Flarin, hingga mengagetkan seluruh isi kelas.
"Apa maksudmu, Rin? Kenapa semua jadi gini sih? "tanya May kepada Flarin dengan bingung dikepalanya.
"Flarin ini pacarku." jawab Angga mewakili Flarin. Hal itu memang benar benar terjadi. Bukan prank ultah.
"Apaan sih, Ga, gak mungkin Flarin nikung temennya sendiri." balas May membela temannya.
"Gua gak pernah nikung. Malahan lu yang nikung Angga dari gua. Dasar pelacur. " sentak Flarin.
Plak.....
Seketika May langsung menampar pipinya Flarin dengan hantaman telapak tangan yang telah melayang diudara. Membuat Flarin yang tertampar hingga menolehkan wajahnya kembali ke arah May. Dia merasa bersalah dengan tindakan tamparan itu. May hanya menatapi telapak tangannya yang ia gunakan untuk menampar temannya tadi. Sementara Flarin hanya memegangi pipinyayang memerah, bukan merah malu, tapi merah panas. Seketika Angga ingin membalas perbuatan May namun dicegah oleh Flarin." Eh... May, dengerin gua. Gua gak pernah nikung Angga dari lu. Malahan lu yang nikung Angga dari gua. Gua udah pacaran sama Angga dari kelas 8 SMP. Dan sekarang lu fitnah gua yang nikung? Sadar diri, pelacur. " celoteh Flarin dengan nada tinggi.
" Tapi kenapa kamu gak cerita, Rin? Kenapa kamu mau temenan sama aku, apa ini sudah rencana bulus kalian? Angga kenapa waktu itu juga nembak aku? Sudah tau punya pacar, napa masih nyari aja? Lu juga, Rin, kenapa lu dukung gua. Kalo lu cerita kan gk mungin gua sayang sama Angga." balas May ta mau kalah.
" Puas lu nyalahin kita berdua? lu gak nyadar apa, lu bodoh. Udah untung guwa temenin, lu malah fitnah gua. Oke gua jawab pertanyaan lu. Pertama, gua gak cerita sama lu karena setiap gua mau cerita lu selalu senggal dengan cerita lu yang semakin cinta lah, sayang lah sama Angga, guwa juga sakit hati dengerinnya, tapi gua tetap tegar, May sebab gua mentingin sahabat dari pada hati. Kedua, ini bukan rencana kita, ini rencana tuhan. Ketiga, Angga nembak lu, karena gua suruh, dia sayang sama gua sehingga dia mau melakukan apapun demi gua. Dan pada saat itu gua udah putus sama dia, tapi cuma seminggu terus balikan lagi karena Angga gak tahan sama sikap lu yang manja dan kekanak kanakan. Pertanyyaan lain yang lu tanyakan lengkap dijawaban gua. "jawab Flarin panjang lebar.
Penuh pencitraan."Dan sekarang gua gak mau temenan sama pelacur munafik kayak lu"
"Kalau memang seperti itu, aku minta maaf, aku gak tau"jawab May memelas disertai air mata yang bercucuran. Seakan akan hidup nya tidak berarti lagi, tidak bermanffat. Dalam sekejap orang terdekatnya hilang darinya.
🌸🌸🌸
Sekarang sudah waktunya pulang sekolah, bel sudah berbunyi dari tadi. May yang biasanya pulang dengan Angga, kini tak tahu harus pulang bagaimana. Dia memutuskan untuk mencari angkot saja. Tapi itu gak mudah, dia gak berpengalaman buat nyari ojek maupun ojol. Kemudian dia bertemu dengan Flarin yang lagi nunggu jemputan mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Caramell (Disaat Ego Dikalahkan Rasa)
Teen FictionMayscar Amelia, gadis ceria, pintar, dan baik hati, yang kemudian dibully oleh temannya sebab tuduhan yang tidak sengaja ia perbuat. Dalam sehari itu 2 orang yang ia cintai menghilang. Dan satu minggu itu 5 orang yang ia cintai juga menghilang. Dib...