7

203 36 5
                                    

"Kamu seperti angin bisa aku rasakan namun tak bisa kugenggam" Bara

Hari menunjukan pukul 15.00 Jam pulang untuk anak SMA PETERSON. Bara mencari keberadaan zahra dia berinisiatif hendak mengajak zahra untuk pulang bersamanya.
Bara mencari zahra dikelasnya tapi perempuan tersebut sudah tidak ada disitu.

Dia sudah mencari zahra kemana mana tapi tak menemukan keberadaan zahra. Akhirnya dia memutuskan untuk segera keparkiran disana teman-temannya sudah menunggunya.

"Cariin zahra bar? " tanya kris

"Hm" simpul bara

"Dia tadi udah keluar sama abangnya aninda tadi" jawab kris

Rahang bara mengeras mendengar penuturan kris. Dia berubah menjadi dingin seketika. Sorot matanya begitu tajam. Kemudian bara melajukan montornya menuju rumah zahra.

Tak butuh waktu lama. Dia sampai dirumah zahra. Disana dia melihat rion melepaskan helm yang dipakai zahra. Kemudian membenarkan rambut zahra dan mengelus puncak kepala zahra.

Marah itu yang dia rasakan sekarang. Zahra melihat ada bara didepan gerbangnya. Zahra menghampiri bara yang hendak pergi.

"Bar bisa gw jelasin kenapa gw bisa sama rion" jelas zahra

Bara hanya tersenyum kecut ke zahra. Dia marah tapi dia bukan pecundang yang mau bertengkar hanya karena perempuan. Zahra telah mengecewakannya berulang kali.

"Bar" Panggil zahra

"Baraa" panggil zahra lagi

Namun bara tetap diam. Matanya tak melihat zahra sama sekali dia hanya melihat kedepan dengan tangan mengenggam.

"Lo itu kaya angin ya zar gw bisa ngerasain keberadaan lo tapi gw gabisa genggam lo sedikit pun" dingin bara

Tak mau basa basi bara meninggalkan rumah zahra. Dijalan dia kebut-kebutan dengan pikiran yang kacau. Sedangkan zahra bingung bagaimana lagi dia harus menjelaskan kepada bara. Dia tak mau bara salah pikir dengannya.

Bara sampai dirumah kris disana sudah ada ali,bima,dan satria. Bara mengambil chivas meneguknya langsung dari botolnya. Pikirannya kacau karena zahra. Kapan zahraa bisa mencintainya padahal mereka berdua sudah bertunangan. Bima tak bisa diam dia menghempas chivas yang diminum bara yang sudah hampir habis itu.

"Bar sadar sadar bego punya masalah bukan ini jalan keluarnya" ali geram

Ali sambil menguncang-nguncang bahu bara. Agar bara sadar sesekali menonyor kepala bara. Dia tau bara sedang ada masalah tapi bukan berarti dengan cara seperti ini masalahnya akan selesai begitu saja.

"Lo kenapa si bar jangan gini" kris

"Emangnya gw gapantes ya buat zahra sampai-sampai gw gabisa dapetin hatinya sedikit aja" keluh bara

Teman - temannya saling tatap.

"Lo pantes buat zahra bar tapi mungkin belum waktunya. Lo tunggu aja nanti dia juga suka lo jangan terlalu mikirin dia" Saran kris

Bima hanya menyimak Saran teman - temannya untuk bara.

"Proses gabisa langsung ada hasilnya bar jadi lo tunggu sampai prosesnya membawa hasil yang bagus buat lo jangan paksa dirilo kaya gini yang ada nanti zahra makin gasuka dan jauhin lo" Saran ali

Dia mengangguk dengan saran ali. Kepalanya sangat pusing karena chivas yang dia minum tadi dan akhirnya dia memilih untuk tidur.




























Tbc

Next??

Bara/zahra?

Zahra/rion?

Vote comment ya!! Biar aku makin semangat

BARA AND ZAHRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang