#19 Bidadari tribun

28 4 0
                                    

Sayla menampakkan dirinya dari balik pintu kelas. Tatapannya tertuju ke cewek yang duduk di bangku paling depan. “Tissa, tugas lo udah selesai?”

“Udah Say, tapi ini ada yang salah,” ucapnya dengan mendongak sekejap dan kembali melanjutkan garapannya.

Di ruang kelas itu cuma ada dua siswi. Jam yang tergantung di dinding tembok menunjukkan pukul enam lebih dua puluh menit. Sayla sengaja berangkat awal biar bisa...

“Nyontek dong Tis,” ujarnya.

“Yahh.. gue juga mau benerin yang salah tadi,” sahut Tissa.

“Ya udah gue foto aja kerjaan lo.”

“Ya udah nih,” ucap Tissa sembari menyerahkan buku tugasnya.

Sayla bergegas mengambil ponsel yang ada di tasnya dan segera menjepret hasil pengerjaan Tissa. Ada dua halaman yang ia foto. Kemungkinan Sayla hanya kurang dua halaman itu. Dengan waktu yang masih tersisa sekitar 40 menit apa Sayla bisa menyelesaikannya?

Tiba-tiba dari arah pintu datang seorang dengan lari terbirit-birit. Langkah cepatnya menuju ke tempat duduk Sayla dan menduduki kursi di samping Sayla. “Say, gue nyontek lo dong, gue kurang banyak,” ujar Avila dengan napas terengah-engah.

“Gue juga belum Vil, kalo mau nyontek ngefoto punyanya Tissa tuh!” seru Sayla.

Tissa yang duduk di depan bangku Sayla memutar 180 derajat badannya. “Nih kalo mau ngefoto,” ucapnya kepada Avila.

“Pengertian banget sih lo Tis,” cakap Avila dengan menarik buku itu hingga berada persis di bawah kamera ponselnya.

“Biar pun gue udah selesai, kalo yang lain masih ada yang belum selesai ya sama aja bakal kena marah dari Bu Matika,” tutur Tissa.

Tissa adalah peraih rangking satu di kelas IPS 1 sejak kelas sepuluh. Karakternya yang suka membantu temannya menjadikan Tissa sebagai sosok yang disegani satu kelas. Kemauan untuk diajak kerja sama pun tidak diragukan lagi. Ia rela tidak ikut mengerjakan tugas demi kekompakan kelas itu.

***

“Temen-temen minta perhatiannya ya, berhubungan jam telah menunjukkan pukul 06.50 maka aku gencarkan lagi untuk yang belum selesai mengerjakan tugas, segera diselesaikan ya, aku kasih waktu lima menit dari sekarang, dimaksimalkan ya!” seru Nandra, ketua kelas XI IPS 1.

“Siap pak ketua.”

Tumpukan buku di depan Nandra sudah cukup tinggi. Tinggal segelintir orang yang belum mengumpulkan.

“Yes, selesai juga gue akhirnya,” jerit Sayla yang terdengar hingga ke telinga Davan.

“Eh gue nyontek punya lo dong Say,” ujar Davan dengan beranjak menuju bangku Sayla.

“Enggak mau ah, kalo mau nyontek nih foto aja,” sahut Sayla.

“Pinjem buku lo aja, bentar doang kok.”

“Tiga men—.”

Sayla belum selesai ngomong udah diserobot aja itu buku. “Iiiihhh..” desah Sayla sembari mengepalkan kedua tangannya di samping telinga.

“Ntar jangan sampai telat ngumpulin loh ya!” pinta Sayla kepada Davan.

“Siap Bos,” sahut Davan.

***

Akhirnya satu kelas mampu mengumpulkan tepat waktu di tempat yang telah ditentukan Matika.

“Makasih temen-temen semua atas kerja keras kalian kita mampu menyelesaikan tugas dari Bu Matika dengan tepat waktu,” ucap Nandra sekembalinya dari ruang guru.

Artha : Ksatria Penawar LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang