#3 Nomor WhatsApp

62 5 0
                                    

Buku mata pelajaran berserakan di atas tempat tidur Sayla dalam keadaan terbuka. Sebuah pena berwarna hitam berada di atas salah satu buku itu. Buku itu masih kosong belum terdapat tulisan sama sekali.

Namun, di buku yang lain ada sebuah tulisan yang lebih besar dari tulisan lainnya. Sehingga dari kejauhan dapat terbaca.

PR.

Sayla ingin mengerjakan PR-nya, tapi ia lebih tergoda dengan ponselnya.

Sembari tidur terlentang di samping buku-buku itu. Tangannya mengotak-atik ponsel itu. Seperti sedang mengetik pesan. Entah untuk siapa.

Tak lama kemudian, tangannya mulai mengetuk logo instagram di ponselnya. Memencet tombol pencarian dan mengetik sebuah nama. Artha. Nama yang Sayla ketik.

Sebelumnya Sayla tidak pernah nge-stalk instagram orang lain. Atas nama penasaran akhirnya Sayla menjadi stalker instagram orang lain dan itu instagram nya Artha.

Dengan nama pengguna @artha.samudra. Tujuh ratus empat puluh satu followers. Cukup terkenal, tapi masih dibilang sedikit untuk ukuran anak muda sekarang.

“Hari ini harus lebih baik daripada kemarin, dan Hari esok harus jauh lebih baik daripada hari ini.” Kalimat yang Artha tulis di bio instagram nya.

Usai membaca itu, Sayla berpendapat bahwa cowok itu memiliki prinsip dalam kehidupan.

Matanya terfokus pada tulisan di bawah bio. Diikuti davan_aji + 6 lainnya. Sontak pikiran Sayla mengarah ke Davan, mantannya.

“Kok bisa kenal dengan Davan ya?” ucapnya dalam hati yang masih menjadi tanda tanya. Dia semakin penasaran dengan sosok Artha ini. Jempolnya bergerak ke atas layar.

Didapatinya foto sebuah tim olahraga. Seketika jari Sayla mengeklik foto itu. Sebuah tim futsal. Di foto itu juga ada Davan yang di-upload oleh Artha dua Minggu lalu.

Kedua jari Sayla berusaha nge-zoom in foto tersebut. Namun, bukannya memperbesar foto itu. Malah sebuah love merah yang muncul dari foto itu. Sontak Sayla berteriak.

“WHAT, GUE MENYUKAI FOTO ARTHA?!” teriak Sayla dari kamarnya.

Suaranya hingga terdengar dari telinga Marina yang ada di ruang keluarga. Seketika Marina beranjak dari tempat duduknya dan mendatangi kamar Sayla.

“Ada apa Kak?” tanya Marina dari luar kamar Sayla.

“Enggak ada apa-apa Bun,” jawab Sayla dengan terkekeh kecil.

“Ya udah tidur gih, biar enggak telat lagi besok.” Pesan Marina sambil kembali ke ruang keluarga.

“Iya Bun,” jawab Sayla dengan nada yang sedikit males.

Sayla mematikan lampu kamarnya, agar Marina mengira ia sudah tidur.

Namun, rasa kantuk belum menghinggapinya. Sayla kembali ke tempat semula. Memegang ponselnya lagi sembari berpikir kalo Artha tau dia telah nge-stalk instagram nya.

Jam di ponselnya menunjukkan angka 22.10. Sayla mematikan ponselnya. Menata kembali buku-buku yang berserakan. Ia teringat jika PR nya belum ia kerjakan. Ia berpikir untuk mengerjakannya besok usai bangun tidur.

Setelah semua buku itu rapi, Sayla meletakkan badannya di atas kasur tempat tidurnya.

Namun, matanya belum siap terpejam. Matanya memandang langit-langit kamar yang tampak hitam semua. Masih berpikir apa yang terjadi besok ketika ia ketemu Artha.

“Gue harus ngomong apa ke dia?” Sayla kebingungan. Hingga kebingungan itu membuat Sayla larut dalam tidurnya.

***

Artha : Ksatria Penawar LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang