Gorden dibuka cahaya matahari membuat cowok itu terbangun dari tidurnya.
"Selamat pagi." Teriak Eric yang tau temannya itu membuka matanya
"Ngapain loo disini." Membenarkan posisi dan mengumpulkan nyawa.
"Kambing, lihat ini kamar siapa." mengetok kepala Rama.
"Haa." kanget dia melihat sudut-sudut kamar Eric
"Gwe ngapain disini." Rama bingung kenapa dia bisa dikamar Eric.
"Lo gak inget kemarin malam." Eric duduk disebelah Rama.
Rama yang memikir keras mencoba mengengat kejadian tadi malem.
"Ohh iya gwe kemarin mau ke cafe, karna bosen makanan di rumah tapi ditengah perjalanan gwe dihadang oleh preman." Rama yang ingat kejadian itu."Dan gwe dikeroyok tapi ada cewek yang nolong gwe dia." Mengengat siapa cewek yang menolong dia.
"Raya." Singkat Eric dan merebahkan tubuhnya itu dikasur
"Ohh iya Raya, kok loo tau."
"Dia telvon gwe dari hp loo, dia cerita kegwe apa yang terjadi dan dia bingung bawa loo kemana, ya udah gwe suruh dia anterin kesini." Jelasnya Eric, tak mungkin dia mengatakan sebenarnya. Ada saatnya nanti.
"Terus dia gimana."
"Ya udah dibawa kesini, dia langsung pulang."
"Loo gak usah sekolah deh, muka lo masih babak belur." Lanjutnya
"Gak gwe mau sekolah, gwe mau ketemu dia mau ucapin terimakasih." Langsung masuk kamar mandi.
"Hemm ya udah gwe kebawah dulu, loo pakai aja seragam gwe, untung gwe punya banyak seragam jhaaaa."
"Gwe taruh disininya, gwe tunggu jangan lama-lama." Sambil menaruh baju seragamnya.
10 menit Rama yang sudah bersiap
"Yok berangkat." Ajak Rama
"Loo gak mau sarapan dulu."
"Udah nanti aja, keburu gerbang tutup."
Mereka berdua langsung pergi kesekolah.
****
Pak Dimas yang menjelaskan didepan, tetapi Raya yang tak fukos karna dia terlihat saat ngatuk karna tugasnya itu harus jaga Rama,
Benar dia kemarin tak pulang dia takut preman atau musuh-musuh orang tuanya mengikutinya.
Dia tidur di kursi yang berada agak jauh dari rumah Eric. Bukan karna Rama saja yang membuatnya menunggu tapi papanya juga dia ingin melihat papanya.
Sesekali Raya memejamkan matanya, sepertinya dia udah tak kuat lagi.
"Ray makasih untuk kemarin malem." Rama yang dari tadi ingin bicara.
"Loo ngantuk." Rama melihat Raya yang udah dari tapi memejamkan matanya.
"Udah fukos ma pak Dimas nanti ditegur bahaya." Jelasnya Raya.
Tapi kenyataannya Raya tertidur dengan dagu menompang tangannya itu.
Rama yang melihatnya dia takut pak Dimas mengetahuinya. Kalau dia membangunkan Raya dia tak tega melihat Raya tertidur itu.
Rama melihat jam tangannya kurang beberapa menit jam istirahat. Dia berharap cepat-cepat istirahat.
Tring.
Tring.
Tring."Alhamduliah istirahat." Didalam hati Rama memejam kan mata.
Semua keluar pastinya menuju kekantin. Raya yang belum membuka matanya itu. Masih menompang dagunya dengan tangan kanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
conqueror of hearts(penakluk hati)
Non-Fiction"Kebayang gak cowok yang terkenal disekolahnya bisa jatuh cinta dengan cewek agen rahasia" "Pertanyaannya dia tau gak kalau cewek yang dia sukai adalah salah satu cewek agen rahasia yang sedang menjalankan tugas" "Gimana atau dia tau apa dia masih c...