Chapter 1

334 25 1
                                    

Semua penyiksaan ini dimulai dari setahun yang lalu. Hidupnya sebenarnya sedikit berwarna ketika pacarnya yang sebenarnya masih hidup tapi semuanya kembali suram saat orang yang dicintainya meninggalkan dirinya sendiri.

-Flashback on-

"Maaf Fil aku gak bisa terima kamu jadi pacar aku. Aku udah punya pacar" ucap Leysa dengan senyum tak enaknya. Karena lelaki itu berani menembaknya di depan banyak orang. Bahkan beberapa dari mereka merekam aksi romantis Dafil.

Ia tak tahu jika lelaki itu ada rasa padanya. Yang ditahunya bahwa Dafil memang sering mendekatinya akhir-akhir ini tapi tak pernah terpikir jika Dafil sampai menyatakan perasaannnya karena sebelum ia punya pacar ia menyukai Dafil bahkan ia mencari tahu diam-diam apa yang disukai laki-laki itu. Lambat laun ia berpikir tak mungkin ia dan Dafil bisa bersama, lagipula ia hanyalah gadis miskin. Jadi ia merasa tak pantas dengan lelaki itu.

"A-apa? Lo nolak gue" tanya Dafil dengan nada terkejut. Pasalnya ia tak pernah di tolak oleh seorang gadis. Malah sebaliknya para gadis yang mengejar-ngejarnya.

"I-iya maaf yahh. Aku udah punya pacar" gumam Leysa lirih, mungkin jika ia belum punya pacar dan rasa cintanya pada Firza tak ada sudah dari tadi ia menerima lelaki itu, tapi tidak ia mempunyai pacar yang sangat mencintainya sekarang ini, jadi tak boleh.

"Siapa pacar lo?" kali ini nada bicara lelaki itu dingin dan datar, sepertinya ia tak suka saat dimana ia ditolak oleh Leysa yang hanya gadis sederhana dengan berbekalan beasiswa itu.

"Firza" Dafil melebarkan matanya, "Firza kakak kelas kita?"

Leysa mengangguk pelan, "i-iya"

"Lo pacar kakak gue"

Gadis itu terdiam karena ucapan Dafil. Ya memang ia pacar dari kakak lelaki itu, mereka baru jadian empat bulan yang lalu, tapi tak mempublikasikan hubungan mereka karena Leysa tak ingin sampai ada yang tahu dan malah dirinya dibully.

"Iya. Firza pacar aku"

"Putusin Firza dan jadi pacar gue"

Leysa menunduk takut. Ia tak ingin bermasalah dengan lelaki itu tapi ia juga tak ingin memutuskan pacarnya.

"Maaf aku gak bisa" ucapan Leysa membuat seluruh siswa diam membeku begitu juga dengan Dafil, namun detik berikutnya mereka tertawa. Bukan menertawai dirinya tapi menertawai Dafil. Salah satu lelaki yang terkenal di sekolah ditolak oleh gadis miskin seperti Leysa. Mau di taruh dimana wajah Dafil.

Dafil mengeratkan pegangannya pada bunga yang ada di tangannya dengan kuat, sampai-sampai pembungkus bunga tersebut kusut. Ia malu tentu saja, dan itu karena Leysa. Rasa sukanya pada gadis itu meluap begitu saja di gantikan dengan rasa benci.

Ia benci saat dirinya dijadikan bahan lelucon orang-orang. Dan ia benci saat apa yang diinginkannya tak bisa didapatkan.

Dafil melempar bunga itu ke wajah Leysa, "hidup lo gak bakal tenang" lalu melangkah pergi dengan emosinya yang membara-bara.

.

.

.

Leysa berjalan dengan lesu, ia baru saja berdebat dengan kekasihnya Firza. Dan memilih meninggalkan lelaki itu sendiri di kafe.

Kemarin ia tak sengaja melihat Firza berpelukan dengan seorang gadis di taman. Ia sebagai pacar lelaki itu pun merasa sakit hati dan langsung saja meminta bertemu untuk meminta penjelasan, tapi Firza berkata bahwa ia tak mengerti maksud pertanyaan Leysa, entahlah lelaki itu pura-pura atau tidak. Yang pasti ia benar-benar kecewa dan meninggalkan pacarnya itu dengan banyak pertanyaan di kepalanya.

Kesempatan KeDuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang