Chapter 2

332 22 3
                                        

Leysa berjalan pelan menuju kafe yang menjadi tempatnya bekerja. Masih banyak waktu untuknya sampai jam masuk kerja tiba, jadi ia memang sengaja memelankan langkahnya agar tenaganya tak terpakai semua. Jarak kafe tersebut dari kosnya lumayan jauh, sebenarnya jika orang lain akan memilih naik ojek saja, tapi Leysa tidak karena ia selalu menghemat pengeluarannya jadi selagi masih bisa jalan kaki, ia akan jalan kaki. Tak apa lelah penting ia bisa mendapatkan uang yang cukup untuk membayar tempat kos dan uang makannya.

"Ehh hp aku dimana" gumam Leysa bertanya pada dirinya sendiri sambil meraba-raba semua kantong celananya.

"Di tas mungkin" ia berusaha menghilangkan rasa paniknya dengan melihat isi tas kecil yang berisi beberapa perlengkapan pribadinya.

Melebarkan matanya ketika tak melihat benda pipih berwarna silver tersebut, menepuk jidatnya saat baru ingat sesuatu, "ya ampun kan tadi aku cas. Ihh bodoh dehh" ujarnya sambil menertawai dirinya sendiri sehingga membuat beberapa orang yang berpapasan dengannya menatapnya aneh. Mungkin mereka berpikir bahwa dirinya gila karena berbicara sendiri.

.

.

.

"Ley kamu antar pesanan ini di meja nomor 11 yah" ucap Reni salah satu senior Leysa di kafe tersebut.

"Iya kak" Leysa mengangguk pelan, lalu membawa napan berisi pesanan. Sebelum pergi mengantar ia membalas senyumam Reni, inilah mengapa ia sangat menyukai Reni. Wanita yang sudah punya anak satu itu sangat baik padanya tak jarang pula jika dia membawa motor ke tempat kerja dia akan mengantar Leysa pulang.

"Silah---kan" suaranya menghilang ketika matanya bertabrakan dengan mata seseorang itu.

Sedikit terkejut sampai tak sengaja ia menyenggol gelas yang berisi jus tersebut di atas meja untung saja tak sampai terkena baju kedua orang itu.

"Ma-maaf" Leysa buru-buru membersihkan tumpahan jus itu, "a-aku akan kembali mengambil jus yang baru"

Ia menunduk takut ketika lagi-lagi mata itu menatapnya tajam. "Silahkan dinikmati" cicitnya dengan bibir bergetar, setelah itu ia melangkah pergi dari dua orang itu.

Dafil menyeringai kejam melihat wajah sedih bercampur takut dari gadis itu. Entah mengapa itu menjadi hiburannya melihat Leysa dalam keadaan tidak baik.

"Dafil kamu kenapa?" tanya gadis di hadapannya tiba-tiba.

"Eh enggak kok" jawab Dafil sambil memperlihatkam senyumnya pada gadis itu.

.

.

.

Leysa menduduki dirinya yang lumayan lelah di bangku kafe. Kafe sudah tutup beberapa menit yang lalu dan ia baru saja membersihkan meja dan kursi. Entah kenapa ia merasa hari ini seperti tak ada semangat dalam bekerja, apa karena melihat Dafil dengan gadis lain. Kan ia sudah sering melihat Dafil berjalan dengan gadis yang berbeda-beda setiap hari, kenapa ia tak bisa membiasakan hatinya dan berujung dengan sakit hati. Alasannya sakit hati simple, karena ia mencintai lelaki itu. Pertanyaannya kenapa bisa Leysa mencintai lelaki kejam seperti Dafil. Itu karena memang sebelum menjadi pacar Firza ia sudah menyukai Dafil. Dan semakin bertambah rasa sukanya sampai menjadi cinta, ketika awal-awal menjadi pacar Dafil, lelaki itu bersikap baik padanya, memberinya perhatian sampai ia sendiri yang mangatakan "a-aku cinta sama kamu Fil" lalu keesokannya lelaki itu berubah dan bersikap kasar padanya hingga detik ini. Kalau tahu penyebab Dafil seperti itu karena ia mengatakan cinta, sudah lama ia menahan kata-kata itu dari hatinya, namun setelah dipikir kembali bukan hanya kata cinta itu, tapi memang dari awal ia menolak Dafil lelaki itu sudah tak menyukainya.

Kesempatan KeDuaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang