Jangan lupa tinggalin jejak kalian kalau udah baca yaaa. Tuh tinggal klik aja dipojok kiri bawah
ILY tiga rebu :*
🐾
"Lo badan doang gede tapi nyali hello kitty. Sakit idung sama jidat gue nih,"
Rivan melihat wajah Sheza dan dia langsung mematung.
Sheza yang melihat Rivan mematung tiba-tiba jadi bergidig ngeri. "Lo kenapa lagi si? Udah ah gue mau cabut, pokoknya gue benci sama lo." Ucap Sheza sambil berjalan namun Rivan mencekal tangan Sheza.
"Kenapa lagi si?"
Rivan tidak menjawabnya namun dia tiba-tiba menarik Sheza dan entah mau dibawa kemana.
"Van, lo apa-apaan sih? Mau dibawa kemana gue?"
Rivan tidak menjawab pertanyaan Sheza walaupun diperjalanan dia sempat memberontak, Rivan terus membawa Sheza sampai ke UKS dan membuat Sheza mengernyit kebingungan.
"UKS? Ngapain lo bawa gue kesini?" tanya Sheza.
Rivan menyentuh dahi Sheza dan Sheza merasakan perih di dahinya.
"Dahi lo lecet jadi gue mau obatin sebagai rasa tanggung jawab gue yang udah bikin dahi lo gini," ucap Rivan tenang dan dia membawa masuk Sheza.
Sheza duduk diatas tempat tidur, dia merasa tidak nyaman karena situasinya dan juga dia tidak suka tempat ini. Sheza melihat Rivan yang telaten mengambil betadine dan plaster dari kotak P3K.
Ko ada ya cowok yang bisa main obat-obatan kayak gitu, biasanya kan cuman bisa bikin luka itu juga tanpa disembuhin. Ucap Sheza dalam hati saat Rivan kembali menghampirinya.
"Kali ini lo gak minta apa-apa kan dari gue?" tanya Rivan sambil mengoleskan betadine di dahi Sheza dan meniupnya perlahan.
Sheza tertegun dan dia merasa bersalah lagi karena telah membuat Rivan mengeluarkan uang karena dia harus minum obat.
"Eh? Jadi kemarin lo gak ikhlas ngasih gue lollipop ni? Yaudah," ucap Sheza sambil menggembungkan pipinya dan memanyunkan mulutnya.
Rivan gemas melihat Sheza yang seperti ini dia sengaja menekan dahi Sheza yang terluka akibat dia terlalu gemas dengan orang yang didepannya ini.
"Aw. Sakit Rivan, gimana sih lo yang lukain terus lo yang ngobatin terus sekarang lo mau lukain lagi. Dasar cowok," Sheza mendorong pelan Rivan agar menjauh dari hadapannya.
"Ngomong apa sih lo," ucap Rivan terkekeh lalu dia diam sejenak. "Mau pulang gak? Atau masih mau lama-lama disini sama gue?" ledek Rivan membuat Sheza menatap tajam kearahnya.
"Santai dong liatinnya nanti suka sama gue, berabe gue harus ngadepin lo yang kayak gini." bukannya takut atau apa tapi Rivan malah makin ngeledek Sheza sampai dia tidak bisa berhenti tertawa.
Tanpa bicara Sheza turun dari tempat tidur dan sengaja dia menginjak kaki Rivan lalu keluar dari uks tanpa menunggu Rivan yang masih tertawa dan meringis kesakitan.
"Kecil-kecil tenaganya kayak badak nih anak," lalu dia menyusul Sheza yang lagi-lagi menghilang.
"Kalau gak kasar kerjaannya ngilang mulu nih anak kayak cewek minta dikasi kepastian,"
Sheza lupa jika dia tadi minta diantar pulang sama Dika tapi kini sekolah sepi. "Si Dika mah emang ciri-ciri cowok gak setia, nunggu gue bentar aja malah balik duluan." kata Sheza saat melihat kelasnya sudah kosong.
Lalu dia berjalan sendiri kearah parkiran namun jalan menuju ke parkiran harus melewati lapangan sekolah, saat dia berjalan dipinggir lapangan dia melihat ada cowok yang sedang bermain basket.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO?
Teen FictionTerkadang apa yang kamu lihat dan dengar belum tentu semuanya benar. Bisa saja dia menutupi sesuatu darimu karena memang itu yang terbaik buat kamu. Jadi, saat kamu tau tentang semuanya jangan salahkan dari satu sisi saja, tapi kamu harus lihat dari...