#15 ~ Berbeda

29 11 3
                                    

Sebelum baca, di vote dulu ya tuh ada dipojok kiri bawah ada gambar bintang tinggal klik aja.

🐾

Entah kemana kakinya membawa dirinya pergi. Dari tadi Sheza hanya berjalan tanpa arah, menabrak setiap orang yang menghalangi jalannya.

Bukan. Ini bukan Sheza yang biasanya. Sheza yang biasanya adalah orang yang ceria dan tidak seperti sekarang. Bahkan dirinya sendiri pun tidak mengenali siapa Sheza yang ini.

Entah sudah berapa banyak orang yang dia tabrak dengan tubuhnya sampai dia menabrak orang yang bikin dia jatuh terduduk di lantai.

Kenapa? Kenapa gue jadi gini? Ini bukan Sheza yang bahkan diri gue sendiri pun gak kenal. Ucapnya dalam hati.

Lama Sheza terduduk dilantai hingga ada uluran tangan didepan wajahnya. Sheza melihat keatas dan terdapat orang yang hingga kini menjadi misterius baginya.

Sheza menerima uluran tangan itu, dia berusaha berdiri dibantu dengan orang yang dihadapannya sekarang.

"Thanks." ucap Sheza lalu membereskan baju dan juga roknya yang terlihat berantakan.

Cowok itu mengangguk. "Lo beda."

Sheza menatap orang itu. "Beda?"

"Ikut gue." cowok itu menarik tangan Sheza dan entah akan membawa Sheza kemana.

"Tam, lo mau bawa gue kemana?" sepanjang perjalanan Sheza terus menanyakan hal itu pada Tama namun Tama tidak menjawabnya.

Banyak pasang mata yang melihat ke arah Sheza dan Tama. Mereka melihat ke arah Sheza dan Tama dengan tatapan yang sulit dimengerti, sebab sebelumnya Tama tidak pernah berinteraksi berlebihan seperti ini pada siapa pun.

Tama begitu erat menggenggam tangan Sheza hingga dia kesakitan. "Tam, tangan gue sakit. Lepasin." Sheza terus mengeluh hingga Tama membawa Sheza ke tempat favourite Sheza, yaitu rooftop.

Tama melepaskan tangannya dari tangan Sheza dan dia melihat tangan Sheza yang sudah memerah. Sheza mengusap tangannya yang merah akibat genggaman tangan Tama, Tama mengambil alih tangan Sheza untuk mengusanya dan meniupnya.

Sheza melihat reaksi Tama terlalu berlebihan, ini bukan Tama yang Sheza kenal kemarin. Tama yang Sheza kenal adalah Tama yang cuek, dingin, dan tidak pedulian. Sheza begitu intens melihat Tama hingga saat Tama menatap Sheza tatapan mereka bertautan. Mereka bertatapan cukup lama hingga Tama memutuskan tatapan itu dan dia melepaskan tangan Sheza lagi.

"Sorry," Tama kembali seperti awal Sheza kenal, dingin.

Sheza tersenyum kaku dan tangan dia sudah merasa cukup baik, namun tidak dengan jantungnya. Jantungnya berdetak begitu cepat hingga Sheza sendiri bisa mendengarnya.

Ini kenapa detak jantung gue cepet banget sih? Jelly banget deh gue, baru di giniin udah lembek. Ucapnya dalam hati.

Tama kemudian berjalan ke arah tempat duduk yang ada disana dan meninggalkan Sheza sendirian dengan perasaannya yang sedang tak karuan.

Tama menyenderkan punggungya ke punggung tempat duduk itu lalu dia menutup matanya. Saat detakan jantung Sheza udah mulai stabil, dia menghampiri Tama. Sheza melihat Tama seperti sedang menenangkan pikirannya, wajahnya begitu tenang saat kedua matanya tertutup.

"Duduk." Sheza sempat terkejut saat Tama memerintahnya untuk duduk, padahal dia belum mengatakan sepatah katapun kalau dia berada didekat Tama.

Sheza duduk disebelah Tama dan dia melihat lagi ke arah Tama. "Lo kenapa tutup mata lo? Lagi baca mantra ya supaya gue kepelet sama lo?" tanya Sheza berlebihan.

WHO? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang