#16 ~ Please Say Yes!

48 12 0
                                    

Sebelum baca tolong pencet tuh gambar bintang yang ada di pojok kiri bawah dan jangan lupa juga di coment yap!

🐾

"Sheza, lo dicariin tuh." Lala meneriaki Sheza dari depan pintu kelas.

Sheza yang sedang membaca novel di kursinya menoleh ke arah sumber suara. "Sama siapa?"

"Rama lah, siapa lagi coba yang setiap hari selalu nyariin lo tapi lo selalu ngehindar."

Sheza menghembuskan nafas beratnya, rasanya dia ingin menyumpal mulut Lala dengan kaos kaki Dika yang sedang dipakai. Dia menutup novel yang dia baca dan tidak lupa memberi tanda pada halaman yang terakhir dia baca.

Sheza berjalan keluar kelas dan melihat Rama sedang tersenyum penuh kehangatan ke Sheza dan dia membalas dengan senyuman yang menampilkan lesung pipinya.

"Hai Za, apa kabar?" Rama masih dengan senyuman yang melekat dibibirnya dan Sheza tau itu hanya sekedar basa-basi untuk masuk ke topik pembicaraan.

Sheza mengangguk dan masih memperlihatkan lesung pipinya. "Baik kok, ada apa?"

Rama menyodorkan Cokelat dan Susu Kotak rasa Strawberry kesukaan Sheza. "Buat lo,"

Kening Sheza berkerut sempurna, "buat gue?" Sheza menunjuk dirinya sendiri sekedar memastikan.

"Udah sih Za ambil aja, lumayan kan duit jajan lo gak berkurang." ucap Lala saat sedang memakan makanan yang dia beli di kantin sama Dika.

Sheza hanya mendengarnya tanpa membalas perkataan temannya itu, Sheza melihat Rama yang masih tersenyum ke arahnya.

"Mampus lo dikacangin sama Manusia yang lagi dilanda kelabilan yang haqiqi." Dika memakan makanan yang ada di tangan Lala dan di detik berikutnya kepala Dika jadi korban tangan Lala yang menoyor kepala Dika.

"Gak usah make makan makanan gue juga Dikajel." Lala menarik tangannya dari mulut Dika.

Dika mengusap kepalanya yang terkena toyoran Lala, "lo jadi cewek gak ada lembut-lembutnya banget sih, pantes gak ada yang mau sama lo."

Lala langsung menatap sinis Dika dan sudah mengambil ancang-ancang untuk menoyor kepala Dika lagi namun Dika langsung mengatupkan kedua tangannya di depan wajahnya. "Ampun suhu." ucapnya dan Lala menurunkan tangannya lagi.

Sheza melihat ke arah kedua temannya yang setiap detik selalu bertengkar dan Sheza hanya bisa menggelengkan kepalanya. Sheza menatap Rama lagi yang masih setia menatapnya dengan tulus, Sheza jadi tidak tega.

Sheza tidak tega jika dia menolak pemberian dari Rama, perasaan Rama sudah dia tolak masa makanan sama minuman yang Rama kasih untuknya harus ditolak juga. Akhirnya Sheza menerima Cokelat dan Susu Kotak dari Rama. "Thanks,"

"Ikut gue yuk Za," ajak Rama.

"Kemana?" tanya Anya.

Rama lagi-lagi tersenyum. "Nanti juga lo tau, mau?"

Sheza menimbangkan ajakan Rama dan lagi-lagi Lala menyauti ucapan Rama. "Ikut aja sih Za, lagian juga bu Dwi gak masuk kok."

Sheza melihat ke arah Lala sinis, temannya yang satu ini selalu mencampuri urusannya dengan Rama. "Bisa gak sih lo diem," Sheza berusaha mengontrol dirinya dengan berbicara pelan namun menusuk.

Lala langsung terdiam saat Sheza bicara seperti itu. Lalu Sheza menatap Rama dan mengangguk.

Rama menggandeng tangan Sheza dan membawanya pergi. Saat mereka melewati koridor kelas lain banyak pasang mata yang melihat ke arah mereka. Ada yang iri dengan Sheza dan ada juga yang suka dengan mereka.

WHO? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang