#3 ~ Protective

130 68 73
                                    

Jangan lupa kasi jejak kalian ya klo kalian udh baca part ini 😘

🐾

"Buat masalah lagi?"

"Urusan lo apa?"

"Jelas ini urusan gue, karena gue sekarang yang tanggung jawab atas lo sekarang,"

Tama hanya tersenyum miris dan dia langsung pergi ke kamarnya tanpa mengucapkan sepatah katapun lagi.

"Tama, kenapa lo jadi berubah kayak gini sih? Mana Tama yang gue kenal, mana Tama yang selalu ngehibur semua orang walaupun lo lagi cape atau apalah, mana Tama yang selalu ada disisi gue saat gue lagi butuh lo, kembaliin Tama yang gue kenal." Hana tidak bisa menahan air matanya untuk tidak keluar.

"Tama yang lo maksud itu udah mati! Jadi lo gak usah mengaharap Tama yang dulu buat balik lagi, karena disini cuman ada Tama yang beda dan lo harus terima itu!"

BRAK!

Sangat sesak rasanya melihat orang yang kita sayang berubah yang dulunya selalu membawa kebahagiaan baginya, selalu terbuka tentang apapun kepadanya kini orang itu malah menutup dirinya dengan berbagai cara agar tidak ada yang mengetahui bahwa orang itu sedih atau senang.

Perlahan Hana duduk dilantai akibat kedua kalinya lemas, tangisnya semakin pecah saat Tama berbicara bahwa 'Tama yang dulu sudah mati'. Entah cara apa lagi yang harus Hana lakukan untuk mengembalikan Tamanya itu.

"Mah, Hana gak kuat, Hana gak tau harus gimana lagi buat ngerubah Tama, Tama sekarang udah beda mah. Hana butuh mamah disini,"

🐾

"Dari mana lo? Gue denger lo tadi gak masuk kelas ya?"

"Kepo."

"Serius dikit napa, dimana lo waktu orang-orang pada masuk kelas?"

"Protective banget ih lo,"

"Tapi lo sayang kan?"

"Terpaksa gue sayangnya," ucap Sheza berlalu dari hadapan dia.

"Udah gede ya sekarang," ucapnya mengikuti Sheza dari belakang.

"So?"

"Lo tau kan gue gak suka ngulang pertanyaan yang gue kasih?"

"Iye gue tau, tadi gue di uks." kata Sheza duduk disamping Arga sambil membawa minuman dingin yang dia ambil dari kulkas.

"Uks? Lo kenapa? Ko bisa di uks? Lo pingsan? Lo kesenter basket? Lo jatoh? Lo kecel-"

"Lebih parah dari semua yang lo sebutin," ucap Sheza berpura-pura sarkatis.

Arga diam menunggu penjelasan Sheza. Bisa dilihat dari muka Arga bahwa dia sangat khawatir pada anak satu ini dan terlihat serius menunggu penjelasan Sheza.

"Lo kalau lagi serius, mukanya kek naber tau gak," tawa Sheza pecah saat melihat wajah serius Arga.

"Sialan lo!"

"Gue gapapa Arga, gue cuman pusing doang terus ketiduran di uks," bohong. Semua yang diucapkan Sheza barusan adalah bohong belaka agar Arga tidak khawatir karenanya.

Sheza kembali memakan Lollipop yang tadi dia beli bersama Rival, masih ada delapan Lollipop yang tersisa di depan Sheza saat ini dan sembilan ditangannya. Entah bagaimana caranya dia menghabiskan Lollipop ini.

"Buat gue aja kalau lo gak sanggup nampung,"

"Hah?"

Arga memberi isyarat dengan menunjuk lolliptop dengan tatapannya, Sheza yang mengerti isyarat itu langsung menggelengkan kepalanya.

"Big no! Yang ada nanti lo malah ngasiin ke cewe-cewe lo,"

"Lagian lo ngapain si beli Lollipop banyak-banyak?"

"Kepo," Sheza kembali menikmati Lollipop tersebut dengan wajah yang berseri.

"Nja," panggil Arga dengan sebutan nama dari ayahnya.

"Apasi?"

"Jawab gue."

"Apa?"

"Lo jangan terlalu kecapean, lo tau kan-"

"Iya gue tau, dan lo gak usah ngebahas itu lagi!" mood Sheza langsung berubah ketika Arga mengucapkan kalimat itu.

"Gue kayak gini juga karena gue sayang sama lo Nja,"

Sheza tersenyum miris. "Lo sayang sama gue atau lo kasian sama gue? Semua orang nganggap gue itu gak bisa buat jaga diri, termasuk lo."

"Bukan gitu Nja, kita semua kayak gini karena kita sayang sama lo,"

"Halah, bulshit tau lo!" kemudian Sheza berjalan kearah kamarnya yang berada dilantai dua. Dan meninggalkan semua Lollipopnya dibawah.

Sheza merebahkan badannya dikasur yang empuk bercorak Keropi, dia memejamkan matanya karena rasa lelah yang dia rasakan hari ini walaupun dia tidak melakukan aktivitas berat. Kepalanya masih pening akibat kejadian tadi pagi, Sheza merasa bersalah kepada Arga karena tadi dia terlalu kasar menjawab pertanyaan kembarannya itu.

"Sorry Ga, gue gak bermaksud buat nyakitin perasaan lo. Gue cuman mau bebas dan gue risih terus aja diintrogasi ketika gue habis pergi-pergian."

Kemudian dia perlahan menutup matanya dan tertidur pulas.

Arga masih dibawah hanya bisa melihat Sheza yang marah dengannya. Arga bukannya over protective atau apa, tapi dia tidak mau Sheza mengalami kejadian yang dulu. Cukup sekali saja dia sempat merasa kehilangan dan jangan lagi.

"Gue gini karena gue sayang sama lo Nja, gue gak mau lo seperti dulu lagi dan cukup dulu aja lo bikin gue merasa kehilangan dan jangan lagi."

Tiba-tiba handphone Arga berbunyi dan dia melihat ada yang menelponnya.

"..."

"Udah,"

"..."

"Iya,"

"..."

Lalu Arga mengambil kunci motornya yang disebelah TV lalu dia pergi entah kemana.

🐾

Follow my instagram
@azaufa_

See u next part bby :*

Azaufa

WHO? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang