12

1.3K 227 17
                                    

Malamnya di rumah, aku menempelkan foto-foto polaroid dari kotak Jaehyun ke dinding kamarku.

Dan foto Jaehyun yang memegang bunga itu aku tempel di tengah-tengah foto yang lainnya.

Ku sentuh foto itu seperti sedang menyentuh wajah Jaehyun. Lalu ketika aku menyentuhnya, Jaehyun akan tersenyum lebar sambil memegang erat tangan ku.

Sungguh kenangan yang sangat indah.

Tapi semua kenangan itu tiba-tiba tergantikan dengan kejadian di parkiran dimana Yuta mencium ku.

Dipikir-pikir, kelakuannya sangat keterlaluan. Harusnya aku tampar dia sambil membentaknya untuk tidak melakukan hal itu tanpa persetujuan ku.

Apalagi, kita tidak punya hubungan apa-apa selain saling melindungi dari kematian.

Haruskah aku memarahi nya sekarang? Mungkin belum terlambat.

Ku putuskan untuk menelepon Yuta dan menyuruhnya bertemu di belokan depan rumah ku, di dekat toko jam.

Setelah bersiap dan memakai sedikit riasan, aku bergegas pergi. Tidak lupa aku memberi tahu Kun kalau aku akan bertemu dengan Yuta.

Ketika sampai disana, aku belum melihat siapa-siapa. Pasti rumah Yuta lumayan jauh dari toko jam ini.

Ku menunggu Yuta sampai 15 menit lamanya. Bulan semakin terang dan meninggi, tapi Yuta masih saja belum datang.

Aku mengirim pesan tapi dia tidak membacanya, malah Kun mulai mengkhawatirkan ku dan meminta agar dia menemani ku sampai Yuta datang.

Tapi aku menolaknya karena takut merepotkan.

Sambil menunggu itu, bayang-bayang tentang kematian Yuta terus berputar seakan tidak memberi ruang untuk ku lupakan.

Dasar sialan, aku sangat mengkhawatirkan Yuta sekarang.

Dimana dia? Apakah ada sesuatu yang buruk menimpanya?

Tiba-tiba aku mendengar suara dering handphone ku. Aku segera melihatnya dengan penuh semangat berharap itu panggilan dari Yuta.

Tapi itu Kun. Dia menyuruhku untuk pulang, sepertinya Yuta tidak akan datang menemuiku katanya.

Ini memang sudah lewat satu jam, aku yakin dia akan datang. Suara nya terdengar baik-baik saja saat ku ajak tadi.

"Apa aku harus jemput kamu trus maksa kamu pulang ke rumah?" Ancam Kun.

"Yaudah sini aja kalau bisa." Aku menantangnya.

Setelah itu Kun menutup panggilan. Aku kembali menunggu Yuta selama beberapa menit selanjutnya.

Sampai Kun datang dan menyeret ku paksa dengan genggaman tangannya yang kuat itu.

"Kalau Yuta datang pas aku pergi gimana?!" Teriak ku sambil memberontak.

"Sadar diri, Shya. Udah satu jam setengah kamu nungguin dia, tapi mana dia nya gak datang?"

Baiklah, aku mengalah lagi. Akhirnya aku pulang diantar oleh Kun dan dia beralasan kepada orang tua ku kalau tadi kami pergi bermain ke mall.

"Haduh Kun, bapak percaya kamu tapi gak sampai semalam ini juga ngajak Ashya jalan-jalan." Bapak ku menasehati Kun.

"Biasalah pak yang lagi bucin suka gak tau waktu." Adikku, Mark ikut menimpali dan langsung ku jambak rambutnya.

"Udah udah, lain kali ingat waktu ya nak." Ibu mengusap rambut Kun seperti memperlakukan anaknya sendiri.

"Iya Bu, pak. Kun pamit dulu ya."

Kami sekeluarga mengantar Kun sampai pintu gerbang dan setelah Kun pergi, aku menjadi bahan godaan bapak, ibu, terutama Mark yang paling bersemangat.









halluzination ft yuta nct✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang