Setelah sekumpulan adegan itu berakhir, aku perlahan membuka kedua mata dan bisa merasakan ada cahaya dibalik tirai jendela.
Segera ku turunkan kaki menyentuh lantai kamar dan berjalan menuju jendela untuk membuka tirai nya sehingga membiarkan sinar matahari memasuki kamar ku.
Aku tidak langsung beranjak dari sana, mata ku mengedarkan pandangannya ke pemandangan sekitaran lingkungan rumah, itu membuat kenangan-kenangan lama kembali merasuki ku.
Begitu banyak hal sewaktu kecil sampai remaja yang ku lakukan, tidak mudah untuk melupakan nya dalam lima tahun belakangan ini.
Keputusan untuk mengambil liburan ke kota lama ku seperti nya bukan hal yang buruk. Kemampuan melihat masa depan pun berlaku lagi ketika aku berada disini, seperti hanya membiarkan aku untuk menggunakan nya disini saja.
Atau justru hanya berlaku untuk satu orang? Misalnya, Yuta?
Itu yang masih membuatku bingung. Selama ini memang hanya masa depan Kun dan Yuta yang aku lihat, tidak ada masa depan orang lain.
Namun yang kemarin malam cukup membuat ku berpikir, masa depan siapa itu?
Dering handphone menyadarkan ku, langkah kaki kembali mengarah ke kasur dan aku duduk di atas nya lalu mengambil sumber suara tadi.
Ku lihat nama yang tertera adalah nama Yuta. Dia menelepon sepagi ini untuk apa?
"Pagi Yut." Sapa ku.
"Pagi ashya!" Yuta ternyata lebih bersemangat daripada aku.
"Kita baru berangkat besok kan?" Tanya Yuta yang sepertinya ingin memastikan.
"Iya besok, kenapa?" Kali ini aku yang bertanya karena takutnya Yuta ada halangan.
"Gapapa, takut kamu lupa."
"Gak akan lah." Hibur ku agar Yuta tidak terlalu khawatir.
Lama tidak ada suara diujung sana dan aku hanya diam berharap Yuta yang lebih dahulu bersuara.
"Aduh maaf ya ashya, aku ada sesuatu dulu jadi aku tutup ya telepon nya."
Aku mengangguk sambil menjawab singkat, "Iya."
Itu berarti Yuta sedang sibuk hari ini, terpaksa aku mengelilingi kota sendirian tanpa ditemani siapapun.
Ku putuskan untuk mengunjungi cafe yang kemarin Yuta dan aku datangi. Sekalian sarapan disana juga karena di rumah tidak ada bahan makanan apapun.
Saat semua pesanan ku telat datang yaitu segelas kopi hitam dan sepiring salad buah, tiba-tiba saja pelayan lain menghampiri ku bersama seorang wanita.
"Maaf mbak, boleh gak mbak ini duduk di kursi itu?" Si pelayan menunjuk kursi di depan ku yang kosong.
Pandangan ku beralih ke wanita muda tadi, gaya nya sangat elegan dan dia cantik. Hidungnya mancung, kulitnya putih mulus, dan rambutnya berwarna kemerahan.
Namun dia tidak terlihat sombong atau angkuh, justru wajahnya menunjukkan keramahan.
Langsung saja aku mempersilahkan nya untuk duduk dan ku sambut dengan senyuman termanis ku.
Dia membalas sambil merapihkan baju nya, lalu kami saling menanyakan nama. Ternyata nama nya Jisoo, bahkan nama nya saja sudah sangat indah.
"Kamu orang asli sini?" Tanya nya.
"Aku lahir dan besar disini tapi lima tahun lalu pindah ke Kalimantan."
Jisoo membentuk mulutnya seperti huruf O. "Enak ya kamu besar disini, pasti punya banyak kenangan yang indah banget."
KAMU SEDANG MEMBACA
halluzination ft yuta nct✓
Historia Cortaini antara aku yang halu atau mungkin aku yang gila. 15/09/2019 2019™