Keesokan pagi nya aku menunggu Kun di gerbang sekolah, lalu aku akan menariknya ke kelas Yuta dan mengajaknya bertemu dengan Yuta.
Selanjutnya Kun akan mempercayai cerita ku tentang Yuta, dan dia kalah!
Setengah jam aku menunggu Kun, sepertinya dia sengaja berangkat lebih siang agar aku bosan menunggu nya datang. Padahal aku masih berdiri di tempat dengan semangat yang tidak berkurang sedikit pun.
Ku tarik saja langsung tangan Kun. "Ayok!"
Kun tidak banyak bicara dan ikut berjalan di samping ku sambil sebelah tangannya masih ku genggam.
Aku hiraukan godaan dari teman-teman kami ketika melihat kami berdua bergenggaman tangan seperti ini.
Sesampainya di kelas Yuta, aku tidak langsung berbicara ingin bertemu dengannya. Aku mengintip di pintu kelas, namun sayangnya Yuta tidak ada di kursi nya.
Kun yang berdiri di belakang ku berjinjit karena penasaran ingin melihat Yuta.
Aku membalikkan badan dan saling berhadapan dengan Kun.
Kun menatap ku. "Kenapa? Mana Yuta nya?"
Aku tidak berani membalas tatapannya, ah ku kira hari ini aku akan menang.
"Tuhkan dia gak ada." Kata Kun.
"Bukan gak ada, kaya nya belum da-" Tepat saat mengucapkan ini, aku melihat seorang pemuda berjalan menuju ke arah kami.
Dalam hati, aku berteriak kalau itu Yuta dan dia baru saja datang!
Tapi mulutku seperti tertahan sebuah gembok sehingga tidak bisa mengucapkan itu kepada Kun. Justru yang aku lakukan adalah kembali menarik Kun dan berlari ke arah lain agar tidak berpapasan dengan Yuta.
Aku merasa sangat grogi untuk bertemu lagi dengannya apalagi setelah mengingat kejadian aneh di perpustakaan.
Saat kami sampai di kelas, teman-teman menatap kami sambil tersenyum.
"Wah parah Kun sama Ashya jadian gak bilang-bilang."
"HEH! ENGGAK JADIAN YA KITA!" Teriak ku sambil mendelik ke arah siswa itu, lalu aku duduk di bangku ku. Aku masih bingung kenapa tadi tidak ku datangi Yuta saja dan mengenalkan nya kepada Kun.
Entahlah, rasanya seperti bukan itu Yuta yang aku kenal.
Seperti mengerti kenapa aku tiba-tiba berlari ke kelas, Kun hanya berdiri tidak jauh dari bangku ku sambil menatap dengan kebingungan.
Pasti Kun akan menganggap aku lebih aneh lagi.
-----------
Sepanjang pelajaran hari itu, aku sangat tidak fokus dan merasa ngantuk sekali. Hampir saja aku terciduk guru yang sedang mengajar ketika kepala ku menunduk saking mengantuknya.
Dan ketika itu terjadi, ada gulungan kertas yang mengenai kepala ku dan membuat ku terbangun.
Ternyata yang melakukan itu adalah Kun.
"Heh, jangan tidur. Guru nya galak." Bisik Kun sambil menoleh ke arah bangku ku.
Aku menanggapinya dengan anggukan dan pikiran yang masih setengah sadar.
Ketika jam pulang tiba, Kun berkata akan menemaniku pulang tapi dia harus bertemu dengan seseorang. Akhirnya aku menunggu Kun di bangku pinggir lapang sepakbola.
Aku memainkan handphone ku dan sebelah tangan ku memegang botol minum karena hari itu sangat panas. Di lapangan, hanya ada dua atau tiga orang sedang bermain bola, tapi aku tidak terlalu memperhatikan mereka.
Sampai tiba-tiba aku dikagetkan dengan bola yang menggelinding dan mengenai kaki ku. Aku pun menoleh ke arah bola itu dan aku merasa ada seseorang sedang berlari ke arah ku.
Saat aku melihat ke arah orang itu, ternyata dia adalah Yuta.
Aku menatapnya seperti biasa, Yuta juga menatapku agak tajam. Dia mengambil bola yang ada di dekat kaki ku sambil masih menatap ku, lalu dia melemparkan bola itu ke dua orang temannya.
Bukannya kembali memainkan bola, Yuta malah duduk di samping ku dan mengambil botol minum secara tiba-tiba yang membuatku tidak sempat untuk mengelak.
Dalam satu teguk dia menghabiskan semua air minum ku. Setelahnya, dia mengembalikan botol itu kepada ku tanpa melihat ke arahku.
"Makasih." Ucapnya singkat.
Aku hanya menatapnya bingung selama hampir setengah menit. Lalu Yuta membalas tatapan ku sama tajamnya seperti tadi.
"Ngapain ngeliatin?" Perkataan nya ini semakin membuatku yakin bahwa dia bukanlah Yuta.
"Kamu mirip orang yang aku kenal." Jawab ku.
"Oh gitu, pantesan."
Keheningan kembali terjadi selama dua menit sampai aku melihat Kun melambaikan tangannya dari seberang lapang.
Aku pun tersenyum dan membalas lambaiannya. Ku masukan botol minum ke tas dan bersiap-siap untuk pergi.
"Pacar?"
Yang bertanya itu adalah Yuta. Aku menggelengkan kepala ku. "Teman."
"Oh gitu."
Aku tersenyum pendek ke arahnya. "Duluan."
Saat baru satu langkah kaki, Yuta menahan ku dengan pertanyaan nya yang baru.
"Nama?"
Tunggu, dia tidak tau nama ku?
Kita sudah kenal satu bulan lebih, tapi Yuta tiba-tiba menanyakan nama ku?
Benar, orang itu bukan "Yuta".
Aku memilih untuk tidak menjawab dan melanjutkan langkah kaki ku menuju Kun.
Tapi...
Buk!
KAMU SEDANG MEMBACA
halluzination ft yuta nct✓
Cerita Pendekini antara aku yang halu atau mungkin aku yang gila. 15/09/2019 2019™