20

920 178 8
                                    

Lelaki berwajah mirip Yuta itu menyebrangi jalanan untuk menghampiri Jisoo, wanita yang baru ku kenal beberapa menit yang lalu.

Aku masih berusaha meyakinkan diriku bahwa itu bukan Yuta walaupun kenyataan telah menamparku berkali-kali sambil mengatakan bahwa itulah dia.

Mereka disana tampak asik berdua dan tidak merasakan tatapan ku sedari tadi. Hal itu lebih membuat ku sakit, namun sakit di hati ini tiba-tiba berpindah ke kepala.

Itu karena aku mendengar suara nyaring yang sangat kencang sampai-sampai kedua tangan ku refleks menutup telinga.

Setelah suara nyaring tadi perlahan menghilang, bayangan masa depan muncul lagi di hadapan ku.

Bayangan-bayangan itu sama seperti saat aku bertemu Yuta untuk pertama kali nya disini. Wajah Yuta yang sangat sedih dan tersiksa dan seorang wanita berpakaian gaun pengantin yang tiba-tiba datang lalu menggandeng tangannya.

Namun, wajah wanita itu kini terlihat lebih jelas. Aku langsung bisa mengenali nya, dia adalah Jisoo.

Bayangan itu berganti lagi dan kini aku berada di sebuah rumah mewah yang aku lihat kemarin malam.

Suasananya masih terasa menegangkan dengan pecahan vas di lantai dan sepasang suami istri yang bertengkar.

Lagi-lagi wajah si wanita bisa ku kenali yang ternyata itu masih Jisoo, perutnya terlihat besar pertanda ada seorang bayi di dalam nya.

Pria di hadapan Jisoo perlahan membalikkan badannya menuju ke arah ku. Dia seakan-akan mengetahui keberadaan ku disini.

Wajahnya semakin jelas dan membuat ku semakin penasaran. Hingga akhirnya tampaklah keseluruhan wajah dari si pria.

Seperti yang ku duga, pria itu adalah Yuta. Keadaan nya saat itu begitu mengerikan, siapapun yang melihat nya dapat mengetahui bahwa Yuta sedang mengalami stress yang sangat berat.

Kantung mata nya hitam, wajahnya pucat seperti mayat hidup, dan ada darah mengalir keluar dari pergelangan tangannya.

Kedua mata Yuta yang sayu itu menatap ku seperti ada perasaan lega dari dalam dirinya yang keluar begitu melihat aku ada disana.

Dan Yuta mulai menangis sejadi-jadinya. Dia berjalan pincang ke arah ku dengan darah yang terus menetes hingga mengotori lantai.

Namun semakin mendekat, aku merasa Yuta bukan menatap ku tapi dia seperti melihat sesuatu yang ada di belakang ku.

Aku menolehkan kepala ke belakang dan melihat diri ku sendiri sedang berdiri di ambang pintu. Ekspresi ku tampak sangat terkejut melihat keadaan Yuta.

Disitu aku menyadari bahwa mungkin semua kejadian menyedihkan ini akan terjadi pada diri ku, Yuta, dan Jisoo.

"Ashya."

Panggilan dari Jisoo menyadarkan ku, dia menatap bingung karena melihat kelakuan aneh ku yang menutup kedua telinga tanpa sebab.

"Kamu gapapa?" Tanya nya dengan tatapan khawatir.

Ku paksakan seulas senyuman lalu menjawab. "Gapapa, penyakit telinga aku tadi kambuh."

"Ohh gitu, aku pergi duluan ya ada rencana sama pacar. Dia lagi nunggu diluar, aku ajak buat ketemu kamu eh gak mau. Emang pemalu sih orangnya, nanti aku chat kamu deh biar kita bisa ngobrol-ngobrol lagi." Jelas Jisoo panjang lebar dan hanya aku jawab dengan anggukan.

Setelah terdengar suara pintu cafe yang dibuka, aku memfokuskan lagi kedua mata ke arah Jisoo yang sedang menggandeng tangan seorang pria diluar cafe.

Mereka berjalan sambil tertawa bersama dan aku hanya bisa melihat dari dalam cafe melalui jendela nya yang besar ini.

Dilihat dari belakang pun pria itu tampak seperti Yuta, namun kali ini aku berusaha menjadi seseorang yang keras kepala dengan terus meyakinkan diri bahwa itu bukanlah Yuta.

Dan bayangan-bayangan itu mungkin muncul karena halusinasi ku saja saat mengetahui bahwa kekasih Jisoo sangat mirip dengan Yuta.

Kali ini aku akan menganggap nya sebagai halusinasi tanpa berusaha mengubahnya.










Siang hari nya aku berjalan-jalan di sekeliling pusat kota hanya untuk membangkitkan lagi kenangan-kenangan yang mungkin pernah ku lupakan.

Kota kecil ini semakin ramai, mobil-mobil mewah terlihat melintas setiap lima menit sekali menandakan bahwa wilayah ini merupakan tempat yang strategis untuk para miliarder tinggal.

Tiba-tiba saja aku membayangkan bertemu dengan seorang pemilik perusahaan yang tampan dan gagah seperti di film-film romantis.

Lalu diperlakukan bagaikan seorang putri, berkencan di restoran bintang lima, dan menikah di tepian pantai eropa. Sungguh indah sekali rasanya jika itu benar-benar terjadi.

Namun ku buang jauh-jauh khayalan itu dan kembali menikmati suasana kota.

Tapi ketika aku melintasi pinggiran sebuah lapangan basket, tidak kusadari ada bola yang terbang dengan kencang ke arah ku dan tepat menghajar bahu kiri hingga aku terjatuh ke jalanan yang kasar.

Bahu ku seketika terasa sangat kaku dan sakit hingga menjalar ke leher. Telapak tangan ku tergores jalanan hingga ada darah yang sedikit keluar, hal yang sama juga dialami oleh lutut ku.

Terdengar bunyi langkah kaki yang berlari menuju ke arah ku, lalu dia bersimpuh di hadapan ku dan berkata.

"Ashya?"

Belum ku lihat wajahnya tapi ternyata dia mengenalku, suara nya yang berat menandakan bahwa dia seorang pria yang mungkin teman sekelas ku saat SMA.

"Ashya, kamu kenapa disini?"

Tiba-tiba saja aku merasa aneh dengan pertanyaan nya. Hingga saat aku melihat wajah pria itu, rasa rindu pun tak bisa ditahan lagi.

"Kun?!"







halluzination ft yuta nct✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang