14

1.1K 215 11
                                    

Setelah mendengar perkataan Kun, aku tidak bisa berkata apa-apa. Walaupun ini tidak mengagetkan karena aku telah menyadari nya, tapi tetap saja itu membuat ku sangat bersalah kepada Kun.

Kun adalah pemuda yang sangat tulus, banyak perempuan yang menginginkan nya. Tapi aku tidak, aku hanya ingin dia cukup menjadi sahabat ku.

Apakah itu terdengar jahat?

Kun melepaskan genggaman tangannya dan menghapus air mata di pipi nya.

"Aku pulang dulu, ingat ya namain dia Kun!" Suruhnya lalu membalikkan badan dan berjalan pergi tanpa menoleh lagi ke arah ku.






Aku masuk ke dalam kamar yang sudah sangat kosong itu, lalu aku meletakkan boneka besar dari Kun di samping tempat tidur.

Aku duduk di hadapannya dan menatapnya sambil membayangkan itu adalah Kun.

"Dilihat-lihat kalian memang mirip." Oceh ku.

Dan aku menyadari sesuatu, di pita boneka itu ada kertas yang digulung.

Aku mengambilnya lalu membuka nya. Ini tulisan tangan Kun, aku sangat yakin.

Jangan pamit ke Yuta, dengan itu Yuta bakal selamat dan kamu gak akan jadi pengganti nya. Maaf lewat surat, aku gak berani memberitahu mu langsung karena sebenarnya aku ingin Yuta mati agar kamu bisa menjadi milikku.

Iya, aku jahat Shya. Makanya aku suruh boneka baik itu jadi sahabat baru kamu.

Kun terdengar sangat jahat di surat ini, menurutku wajar dia berpikiran seperti itu.

Karena kalau sudah jatuh oleh cinta, pikiran akan sulit untuk berfungsi.

Tapi benar juga usulan dari Kun ini, jika aku tidak menemui Yuta di tanggal 10 maka hal itu tidak akan terjadi.

Hanya saja aku tidak bisa bertemu dengannya di saat-saat terakhir ku.








Keesokan harinya, aku hanya membersihkan rumah bersama ibu dan Mark.

Yuta tidak mengirim pesan atau menelepon ku, sepertinya dia masih marah kepadaku.

Hingga malam hari tiba, aku selesai membersihkan rumah dan beristirahat di kamar kosong ku sambil menatap roomchat Yuta.

Berkali-kali aku menghembuskan nafas kencang karena dilema apakah aku harus menelepon nya atau tidak.

Aku takut dia tidak ingin diganggu dan nantinya malah makin marah kepada ku.

Tapi apakah dia sadar bahwa aku sudah tidak bersekolah lagi disana?

Kegiatan itu masih terus aku lakukan sampai jam menunjukkan pukul 10 malam.

Seharusnya aku tidak boleh tidur selarut ini karena besok harus bersiap-siap untuk berangkat pergi meninggalkan kota ini.

Tapi makhluk bernama Yuta malah membuat malam ku dipenuhi kekhawatiran.

"Ashya bodoh, berhenti mikirin Yuta." Aku mengumpat diriku sendiri sambil menjambak rambut.

Ting!

Mendengar notif chat masuk, aku langsung mengambil ponsel dan melihat siapa yang mengirim pesan itu.

Yuta

halluzination ft yuta nct✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang