Aku merasa kepala ku sangat pusing dan sakit sekarang. Setelah pandangan mata ku kembali normal, aku sadar bahwa kini aku berada di sebuah ruangan.
Tepatnya, di rumah sakit.
Aku melihat ke sekeliling ruangan, tapi tidak ada siapapun disana. Disaat itulah aku berharap ada Kun atau Yuta di sisi ku.
Tak lama setelah aku berharap seperti itu, aku mendengar suara langkah kaki. Langkahnya semakin dekat dan aku melihat ada bayangan seseorang yang mendekati kasur ku.
Ternyata itu Yuta. Aku tidak tahu ini Yuta yang ku kenal atau Yuta yang ku temui di lapang.
"Ashya?" Syukurlah, dia adalah Yuta yang aku kenal.
Yuta berjalan mendekati kasur ku, namun baru saja aku ingin berkata kepadanya, tubuh nya semakin pudar dan terlihat tembus pandang di mata ku.
Semakin dekat, Yuta malah semakin hilang. Aku ingin berteriak dan memintanya berhenti melangkah tapi entah kenapa mulutku sangat sulit untuk bersuara.
Hingga akhirnya, Yuta benar-benar menghilang dari pandangan ku. Aku tidak mengerti, apa itu hanya halusinasi ku saja?
Lalu dimana Yuta? Aku sangat ingin bertemu dengannya. Setelah kejadian aneh di halte bus, ketika seorang siswa tertabrak di depan gerbang, Aku tidak pernah melihat Yuta yang ku kenal lagi.
Kenapa malah "Yuta" itu yang ku temui?
Aku hanya menatap kosong langit-langit kamar selama 30 menit sampai seorang dokter memasuki ruangan ku.
"Kepala mu masih sakit?" Tanya nya sambil mengecek denyut nadi ku.
"Lumayan."
Dokter itu selesai mengecek nadi ku, lalu dia mengambil senter dan mengarahkan nya ke kedua mata ku.
Saat itu, aku merasa semua nya tiba-tiba menjadi lebih terang dan aku seperti terbang menuju sesuatu yang tidak aku ketahui.
Cahaya senter itu perlahan menghilang, namun yang aku lihat bukan dokter tadi.
Tapi Kun yang berdiri di seberang lapang dan seperti akan berlari ke arah ku. Namun anehnya, gerakan Kun sangat lambat.
Aku menoleh ke arah kanan, dan ada sebuah bola yang ditendang seseorang ke arah ku. Gerakan bola itu sama-sama lambatnya.
Seketika itu aku ingat, ini peristiwa sebelum aku pingsan dan terbangun di rumah sakit.
Aku menoleh ke belakang dan melihat Yuta berdiri dari duduknya lalu berlari ke arah ku. Jaraknya dengan ku lebih dekat daripada Kun.
Tiba-tiba, gerakan yang awalnya tampak lambat itu menjadi cepat dan Yuta memelukku lalu menarik tubuhku kebawah sehingga terhindar dari bola yang ditendang tadi.
Aku kebingungan dengan kejadian aneh ini. Sebenarnya, aku berada dimana?
Apakah jiwa ku berpergian ke dimensi ruang dan waktu atau ini hanya ingatan ku ketika tubuh asli ku terbaring tak sadarkan diri di rumah sakit?
"Kamu gapapa?" Bisik Yuta di telinga ku.
Aku melepaskan pelukannya dan menatapnya tajam.
"Tadi ada bola." Jelas nya singkat.
Tapi bukan itu yang aku ingin pertanyakan. "Kamu siapa?" Pertanyaan itulah yang ingin ku ucapkan daritadi.
"Nama ku Yuta."
Tidak mungkin.
---------
Di rumah, aku lebih banyak diam. Itu karena kejadian di lapang tadi.
Jika dia adalah Yuta, seharusnya dia mengenal ku. Tapi nyatanya dia menanyakan nama ku, itu berarti dia tidak mengenalku.
Aku tidak mengerti, dunia terasa semakin aneh belakangan ini. Atau aku yang aneh?
"Ashya." Ada suara seseorang di depan pintu kamar ku. Aku rasa itu suara Kun.
"Boleh aku masuk?"
Aku yang awalnya berbaring di kasur, berpindah posisi menjadi duduk dan mempersilahkan Kun untuk masuk.
Kun membuka pintu kamar ku dan menutupnya setengah, lalu dia duduk di pinggir kasurku sambil menatapku khawatir.
"Kamu keliatan aneh pas tadi pulang." Kata Kun dengan sorot mata khawatirnya.
"Aneh gimana?" Tanya ku.
"Kamu sering bengong, lagi mikirin apa sih?"
Aku ragu untuk menjawab pertanyaan Kun. Jika aku jelaskan semua yang aku alami, apakah dia akan percaya?
"Cowok tadi memang Yuta." Perkataan Kun membuatku menatapnya tidak percaya.
"Tapi tidak mungkin dia bersama dengan mu selama sebulan itu." Lanjut Kun.
"Apa maksud mu?"
"Aku dengar dari teman sekelasnya kalau Yuta itu baru sembuh dari cedera kepala dan selama setengah semester dia tidak masuk sekolah. Baru dua hari ini dia sekolah lagi."
Itu berarti, siapa yang aku temui selama sebulan itu?
"Mungkin kamu bukan bertemu dengan raga nya, tapi jiwa nya."
----------
6 bulan yang lalu...
"Bola masih berada di tangan seorang Nakamoto Yuta dan tidak ada yang berani untuk mendekati nya." Ucap seorang komentator sepakbola saat perlombaan antar SMA.
"Oh lihat! Lee Taeyong berusaha untuk mendekat!"
"Taeyong memukul kepala Yuta! Yuta terjatuh! Medis! Hey pisahkan mereka! Ada apa sebenarnya ini?!"

KAMU SEDANG MEMBACA
halluzination ft yuta nct✓
Cerita Pendekini antara aku yang halu atau mungkin aku yang gila. 15/09/2019 2019™