part 3

609 39 2
                                        

"Kenapa kau keras kepala sayang?" Suara berat dari seberang membuat aisyah menghembuskan nafas.
"Sasa gak tau ayah. Dia_" aisyah tidak dapat menjelaskan apapun.
"Baiklah. Minggu depan ayah dan bunda akan kesana. Ayah mau lihat seperti apa pemuda itu. Tidak ada data dirinya. Hanya nama dan umur.Bahkan mukanya pun ayah tidak tau. Orang orang paman mu yang mengikutinya selalu kehilangan. Saat di kampus pun dia menutup wajahnya" keluh ayah ibnu.

Penjelasan ayah nya membuat aisyah kembali mengingat wajah penuh kebingungan tadi siang. Dia melihat telapak tangannya yang terluka. Hati nya hangat.

Apakah dia khawatir?

"Astagfirullah!" Aisyah sadar.
"Ada apa sayang?"
"Tidak ayah. Hanya ada _"
"Kau memikirkannya?" Ayah Ibnu memutuskan tebakannya. Dia sangat tau putrinya.
"Iya" aisyah jujur. Dia tidak bisa berbohong.
"Baiklah. Cinta pada pandangan pertama akan sulit di kendalikan. Ayah akan menilai nanti" teguran ayah ibnu membuat aisyah sadar dan memerah.
"Ya allah ayah itu_" aisyah kelabakan. Hanya tawa yang menghias di seberang sana.
"See you soon honey! Assalamualaikum?"
"Wa'alaikumsalam"

Aisyah menghembuskan nafas kasar. Ayah nya itu gokil tetapi posesif. Dia pasti akan menjaganya ketat. Dia menatap keluar balkon kamar. Berjalan menyambut angin malam. Sampai pandangannya tertuju pada mobil yang ada disana. Kemarin malam juga ada mobil itu. Walaupun dengan model yang berbeda.

Siapa?

---

Robin kembali di tempat yang sama. Sepertinya pengawal di rumah james tidak mengambil tindakan apapun. Mungkin james tidak terlalu khawatir dengan pengintaiannya pada keponakan tersayang nya itu. Dia memandang balkon kamar yang ada. Seorang gadis lembut itu memandang ke arah mobilnya. Dia ingin keluar dan melihatnya, tetapi perasan gelisah dan gugup itu hadir di hatinya. Dia tidak mengerti.

Dia ingat kembali pertemuan tadi siang. Semua kebingungan nya bertambah lagi. Dan sekarang itu berkaitan dengan gadis yang telah mengendalikan hatinya. Dia bukan pria polos untuk mengerti ini. Walaupun dia tidak pernah dekat dengan wanita. Bahkan rayuan wanita sering membuatnya membunuh di tempat. Tetapi gadis itu. Dia menginginkan nya.

RING!

"Ketua? Ada telepon dari seseorang!" Suara khas tommy menggema di telinga nya ketika dia menghubungkan panggilan.
"Tantangan? Kau urus saja!" Perintah robin. Telepon tantangan memang sering hadir di sana.
"He he. Bukan bos. Itu edward walter!" Tommy terkekeh pelan.

Robin duduk tegak menjalankan kemudi. Dia bertambah bingung. Pikirannya berantai.

"Hubungkan!"

TIP

"Hallo boy! Menikmati pemandangan?" Sapaan penuh candaan itu semakin membuat robin bingung. Suara ini pun dia merasa pernah mendengarnya.
"Yes sir. Pemandangan yang indah" balas robin cuek. Memutar kemudi.
"You like her?" Robin tertawa pelan mendengar pertanyaan itu.
"No. I fall in to her" robin berhenti tepat di sebuah halaman rumah mewah.

Melempar kunci pada anak buahnya. Berjalan santai menuju kerumah. Tidak ada pembicaraan. Hanya terdengar keributan kecil di seberang sana.

"bisa kau tinggalkan segalanya demi nya, buddy!" Pertanyaan itu membuat robin terkekeh pelan.
"No sir. Aku tidak bisa menjanjikan itu"
"Hmph! Robinson stuart. ... Apakah kau cucu adopsi helian stuart?" Pertanyaan ibnu membuat robin duduk tegak di balkon kamar nya.
"You know him?" Suara robin sedikit bergetar.
"Yes, i'am. Kau telah membaca surat dna-nya?" Robin dapat mendengar suara sendu dari ibnu.
"Yes"

Keheningan kembali menyertainya. Hingga robin menemukan sesuatu yang sedikit mengganggu nya. Tidak sembarang orang yang mengenal kakeknya. Hanya saja yang hingga tau status nya. Tidak ada. Bahkan saudaranya.

Terhubung (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang