part 8

341 26 7
                                    

Robin dan tiga pria memasuki mobil mewah merah menuju ke tempat tante catherine. Malam keputusan itu harus di ambil. Mereka harus menyelesaikan ini. Keputusan apapun itu. Mereka akan menolak 100% jika tante catherine lepas tangan. Mereka lebih memilih melepaskan itu semua. Menikmati kehidupan dengan keluarga tanpa bahaya itulah kebahagiaan.

Menikmati obrolan ringan. Keempat pria tampan itu tertawa. Matahari yang mulai menaik menandakan mereka telah melewati jam yang di janjikan karena kemanjaan jack akan tempat tidurnya. Robin hanya terkekeh pelan mendengar banyak keluhan yang keluar dari para pria dewasa.

Setiba di lokasi rumah mewah itu. Keadaan sepi senyap membuat para pria mengerutkan urat keningnya tajam. Dengan kecepatan kilat mereka masukan melompati pagar. Mayat dengan pakaian kasual hitam dengan darah di mana mana. Robin dan tommy langsung berlari mencari tokoh utama pemilik rumah.

"TANTE CATHERINE!!"

Robin dan tommy mencari di setiap ruangan. Banyak tubuh anak buah dan pelayan yang terbaring tak bernyawa di hampir sudut rumah.

"ROBIN!!"

Robin langsung berlari menuju sebuah ruangan dengan teriakan tommy. Sebuah ruangan dengan berbagai berkas. Ruangan kerja. Tommy setengah berlutut mengecek sesosok tubuh yang terbaring di ambang kematian. Dapat di lihat masih memiliki nafas terakhir. Tommy mendekat telinganya di tepi bibir nya. Robin berlari mendekat wanita cantik yang dilihatnya tadi sekarang memandang kosong di sana. Tubuhnya berhenti bernafas. Robin menepuk bahu tommy yang terlihat kaku.

Wajah yang penuh ketakutan dan pucat pasi tommy membuat robin seolah mengerti.

"Siapa?"

Tommy menghembuskan nafas pelan dan menepuk dadanya pelan. Sebelum berdiri dengan sedikit goyang tommy kembali menghembuskan nafas mempersiapkan hatinya.

"Wi_wil_william"

Suara pelan dan pandangan ketakutan tommy itu membuat robin memeluk tubuh kekar saudaranya. cerita keluarga stuart yang berjalan dari dulu sampai sekarang lebih banyak duka yang terlalu sakit dan penuh kepahitan.

TUK.TUK.TUK

"Robin?"
"Bagaimana?"

Jack dan daniel memandang dua pria yang berpelukan itu penuh kekhawatiran. Robin hanya menghembuskan nafas dan menepuk punggung yang bergetar hebat.

---

BRAK!!

"Sial! Semua berkas keterangan harta hilang! Walaupun itu hanya copy an tetap saja itu rahasia stuart!!" Daniel menghela nafas pelan.
"Biarkan saja. Yang mengambil pun cuma si pria menjijikan itu!" Jack mendecih kuat mengingat pria itulah yang menjadikan dirinya menyukai seorang lelaki.  Walaupun sekarang dia cukup bersyukur karena walaupun dia menyukai seorang perempuan jika jantungnya bergetar hebat pada sang kekasih dia tetap akan memilihnya.

"Bagaimana dengan tommy?" Daniel mengusap wajahnya kasar. Diantara mereka berempat hanya tommy yang mengalami keadaan yang paling parah di banding mereka.
"Dia tidur. Aku terpaksa memberi obat penenang padanya. Jam berapa penerbangan!" Robin memutar stir mobilnya menuju bandara internasional.
"Satu jam lagi. Sudah ku atur. Untuk tante catherine juga udah di urus" daniel mengetik beberapa hal di hp nya.
"Aku memerintahkan anak buah ku untuk mencari penuh iblis itu!" Jack menggenggam hp nya.
"Percuma. Aku tak pernah berhenti mencari tetapi pada akhirnya nihil" balas robin lelah.

Jack mengumpat kesal. Dia mengalihkan tatapan nya pada pemandangan di sekitar. Dia sangat mengenal bagaimana iblis itu bergerak. Walaupun tau target utamanya adalah robin tetapi tetap saja orang sekitar nya juga menanggungnya.

Terhubung (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang