part 4

508 37 3
                                    

Aisyah mengikuti pelajaran dengan tenang. Tiga hari. Dia tidak melihat pria berhodie hitam itu. Dia merasa sepi. Padahal angelina dan temannya selalu menemaninya. Kadang jones yang super sibuk itu juga akan menemaninya bersama sang kekasih. Akhirnya dia berhasil meraih wanita itu.

"Kau tidak pulang?" Teguran seorang pria tua di hadapannya membuatnya sadar.

Kelas telah berakhir dan sepi.

"Aku menunggu jemputan, sir" aisyah tersenyum ramah.
"Ok. Becarefull then!"
"Thanks,sir"

Aisyah mengemas buku nya. Dia mengambil kelas sore. Dan di penghujung minggu seperti ini kampus lebih sepi. Dia berjalan di lorong kelas. Memandang sekitar hingga dia melihat calon kakak iparnya yang sedang di marahi oleh tiga wanita dengan baju sexynya. Dia berlari ketika melihat perempuan dengan balok segi itu ingin menghantam calon ipar nya yang tidak melawan.

"JALANG!!"

BUGH!DUK!

"AISYAH!!"

"Sial! Ayo lari! Dia adiknya jones!" Teriak wanita yang menahan perempuan yang menangis.

Tiga perempuan itu pergi meninggalkan mereka berdua. Dengan wajah pucat ketakutan. Tetapi para pengawal aisyah dengan cepat menangkap mereka.

"Miss! Kita bawa ke rumah sakit" pengawal aisyah dengan wajah pucat menggendong tubuh penuh darah ke dalam mobil.

Mobil melaju cepat. Wanita itu menangis menahan kepala aisyah meredam darah yang terus mengalir.

"I'm sorry aisyah. I'm so so sorry"

---

"ROBIN!!"
"SIAL!!"
"CEPAT ANGKAT BAWA KE RUMAH SAKIT!!"

Teriakan daniel,jack,dan tommy menggema di aula pertemuan. Semua rekannya memandang bingung. Mereka tau keempat orang ini anggota geng. Tetapi mereka tidak terkena serangan. Atau mendengar suara tembakan. Di tambah ruangan ini di gedung lantai 40 dan kaca itu anti peluru dan pecah.

Apa yang terjadi!

Kepala robin terus mengeluarkan darah dengan dirinya yang tidak sadar. Tiga pria yang membawanya menghilang dalam kecepatan mobil. Tommy membawanya dengan penuh kesetanan.

"Dia masih sering begini?" Tanya daniel.
"Tentu. Dia pasti tidak terluka. Tetapi_" tommy gak bisa berbicara apa pun.

Mereka dengan cepat memanggil dokter dan menyiapkan perawatan robin. Mereka menunggu dengan tenang. Tommy meninggalkan dua pria lainnya untuk mengurus daftar inap robin hingga dia bertemu jones yang menenangkan gadis di pelukan nya dan angelina yang mengurus administrasi.

Mata jones menajam ketika melihat tommy yang sangat dia kenal yang merupakan pria yang selalu bersama robin. Walaupun ada kebingungan di sana.

"Angelina. Bawa airin istirahat di ruang tunggu!" Jones memberi perintah tanpa mengalihkan tatapan dari tommy.

Angelina dan airin yang seolah mengerti pergi menunggu aisyah. Jones berjalan menuju pria di hadapannya. Tommy juga memandang bingung pada jones.

"Apa yang terjadi?" Suara jones seolah memaksa.
"Robin dia terluka" tommy semakin bingung.

Jones dapat melihat tatapan bingung itu. Dia sedikit sulit menjelaskan keadaan mereka. Mereka dulu menyuruh aisyah menjauh karena kehidupan robin. Tetapi entah surga dari mana datang pamannya ibnu seolah mulai mendukung mereka seminggu ini untuk kedatangannya. Dan keluarga walter hanya bisa menuruti untuk menganggap robin sebagai keluarga.

Tommy yang bingung mulai menyadari sesuatu. Tiada aisyah di antara mereka yang selalu melekat itu. Ya. Tommy harus mengawasi gadis tertutup itu sesuai permintaan robin. Saudaranya itu benar benar jatuh pada gadis itu. Dan rasa khawatir timbul di hatinya.

Terhubung (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang