part 6

371 29 1
                                    

Hiruk pikuk di hari ketiga tiba di london. Udara yang sedikit lebih menyegarkan di sini. Jack sedang ber_vc dengan sang kekasih. Daniel memasak di dapur. Tommy masih tertidur. Robin duduk di meja makan dengan semua berkas. Ini membuat suasana sedikit tegang.

"Memang nya kau masih harus menyelidiki sendiri? Kenapa tidak melalui anak buah mu untuk menyelidiki?" Tanya daniel santai.
"Aku telah mencobanya. Tetapi info itu tertutup dan buntu di sini. Aku harus menyelidiki nya kembali"
"Kau bisa menyuruh anak buah mu mengambil sample untuk mengecek apakah dia putri kakek. Ku rasa darah kakek masih ada di tempat pendingin" daniel sepertinya tidak menyukai perjalanan ini.

Tentu. Berpisah dengan orang tercinta seperti menginjak tumpukan duri. Menusuk.

"Huh! Aku harus membujuk nya sendiri. Dia keras kepala!" Jelas robin lelah
"Ya. Aku tau bagaimana kerasnya kepala kakek" daniel menganggukan kepala
"Kita akan bergerak malam ini. Baca ini? Kepala ku pusing. Aku harus menghubungi seseorang" robin berlalu santai dari dapur.

---

Sebuah rumah mewah yang penuh dengan musik dan orang di tambah bau alkohol dan asap rokok ini menjelaskan bagaimana 'ramai' nya tempat ini. Semenjak robin mempelajari islam dia sangat membenci tempat ini. Bahkan sebelumnya dia kurang menyukai. Hanya client nya sering melakukan pertemuan di tempat seperti ini.

Seorang wanita dengan tubuh melengkuk dan baju merah berpotongan sexy akan menyambut tamu baru nya sesaat ketika melihat pemuda dengan wajah yang sama hanya terlihat lebih muda lagi.

Apakah itu putra kedua nya?

Dia melambaikan tangannya pada pria di belakang. Empat pria itu belum menyadari dirinya.

"Kirim mereka ke tempat vip 2. Katakan C ingin bertemu"

---

Keempat pria duduk di hadapan seorang wanita yang sangat di kenal. Aura tegang ini membuat orang sedikit sulit bernafas.

"So? Apa yang di lakukan para keponakan ku di sini?" Wanita itu bersandar penuh aura kesombongan.
"Kami ingin meminta mu kembali" jelas robin

Tante catherine memandang keempat pria ini. Dia tau ayahnya telah meninggal. Pasti para pria ini telah memperoleh semacam manfaat. Dia mengira mereka hanya untuk pamer dan melupakan stuart sejati. Walaupun di hadapannya benar benar ada stuart sejati.

"Alasan?"
"Aku ingin melepaskan semua nya" suara tegas ini semakin membuat tante catherine rindu.
"Alasan?"
"Aku akan menikahi seorang gadis dua tahun dari sekarang. Dan ayah nya meminta ku untuk melepaskan segalanya. Termasuk dunia gelap bahkan dunia atas" jelas robin santai

"Hahahah. Wanita bodoh mana yang meminta mu melepaskan segalanya untuknya agar menerima menikahi mu?" tante catherine tertawa.

Keempat pria itu hanya menatap dalam pada wanita di hadapannya ini. Tante catherine akhirnya diam ketika dia mengerti mereka bertekad untuk itu.

"Daniel menikahi seorang gadis. Dia melepaskan anggota geng dan saham kakek. Membangun usaha sendiri. Dan aku mengikuti nya. Walaupun dalam kasus ku wanita yang akan aku nikahi lebih spesifik" jelas robin.

Dia tau. Tantenya ini pasti tau dia darah murni seorang stuart.

"She's muslim hah?" Sindir tante catherine
"Yes"

Diam. Sunyi tidak ada yang membuka suara. Hingga tommy memecah keheningan.

"Kami semua telah memulangkan seluruh anggota geng. Tetapi mereka siap bersatu di saat kami meminta nya. Dan kami hanya merasa tidak pantas menerima semua pemberian kakek. Tetapi usaha kakek juga tidak bisa di hentikan" jelas tommy.
"Hmph! Kalian hanya ingin melempar tanggung jawab! Apa ada bagian ku di dalam wasiat tua itu?"
"Ada. Kami bahkan membawakan semua surat saham, properti lainnya" daniel memulai.

Tante catherine memandang dalam pria di hadapannya. Dia tau ayahnya masih begitu sayang. Kesalahannya hanya dia jatuh cinta pada orang yang salah.

"Akan ku pikirkan! Saat aku mengambil keputusan nanti kalian harus terima. Dan tinggal berkas nya"
"Baik"

---

Robin menatap langit. Untuk beberapa hari ini dia sedikit merasa gelisah. Dia baru selesai menghubungi tunangannya itu. Dia juga baru menyelesaikan pelajaran mengaji nya secara online dari seorang ustadz.

"Tante catherine telepon. Udah seminggu ini. Tapi aku tanya dia masih mikir" keluh jack.
"Hm"

Seperti menyadari sesuatu jack memandang wajah robin yang terlihat khawatir.

"Ada apa? Gelisah?" Tanya jack
"Iya. Seperti ada sesuatu yang buruk akan terjadi. Ini membuat ku sedikit tidak nyaman" robin menutup mata dengan lengan kirinya.
"Aku gak bisa menghibur. Tetapi kita hanya bisa melakukan yang terbaik sekarang"

Jack kembali masuk. Robin menghubung ayah ibnu. Hingga telepon yang ketiga kali baru di angkat.

"What's up dud?"
"Ayah perketat penjagaan"
"Terjadi sesuatu?" Ayah ibnu terdengar lebih serius.
"Ya. Berjagalah"

---

Wajah ayah ibnu terlihat suram. Membuat istrinya yang baru menyelesaikan mandi terlihat bingung. Dia duduk di samping dan tersenyum lembut.

"Ada apa? Sesuatu terjadi ?" Tanya bunda citra pelan.
"Tidak ada masalah. Hanya robin meminta diperketat penjagaan" jelas ayah ibnu santai.
"Serahkan pada Allah. Insyaallah semua akan baik. Kita melewati semua nya bukan?" Bunda citra mencoba menenangkan nya.
"Iya. Kau benar"

TOK.TOK

"Masuk!"

Seorang gadis dengan kerudung hitamnya masuk. Wajah nya terlihat khawatir. Ayah dan ibundanya tau itu.

"Gelisah?" Bunda citra bertanya pelan.
"Ya. Bunda" aisyah memeluk erat bundanya.
"Serahkan pada Allah. Semua akan lebih baik. Shalat? Cerita padanya?" Bunda citra mengelus pelan kepala putri nya.
"Thanks bunda" aisyah menekankan matanya.

---

Anggota keluarga walter berkumpul di ruang kerja james. Membaca setiap data yang berhubungan dengan keluarga stuart yang di serahkan oleh robin.

"Daddy. Robin memiliki saudara laki laki kandung yang hilang sampai sekarang" angelina menyerah data diri saudara laki laki itu.
"Jones. Cari tau tentang nya. Kita tidak bisa lalai. Cari hingga dapat" perintah daddy james.
"Boleh aku lihat?" Tanya bunda citra

Bunda citra memeperhatikan wajahnya sekilas. Terfokus pada matanya. Dia menyerahkan pada aisyah.

"Perhatikan matanya sayang?" Tegas bunda citra.

Aisyah melihat dengan jelas mata dingin ini. Mirip dengan mata robin hanya tanpa kemanusiaan di sana. Seperti mata mayat penuh dendam.

"Jones? Bisa kau minta foto setiap anggota geng robin?" Ayah ibnu seperti mengerti jalur ibu dan putri itu.
"Aku akan meminta pada tommy"

Angelina juga memperhatikan. Tetapi dia tidak menemukan apa pun.

"No sense!"

Terhubung (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang