Terhubung (Complete)

part 7

Aisyah memulai kembali kelasnya. Dengan lebih banyak pengawal bersamanya. Setelah melihat bahwa bahaya akan selalu mengancamnya membuat merasa lelah. Sepuluh kali lebih di culik. Dengan alasan dendam ataupun karena uang. Walaupun tidak sampai 24 jam tetap membuat nya takut. Pertahanan beladiri nya terkadang tidak berguna ketika dia dalam kondisi yang lemah. Setelah kejadian itulah seluruh keluarga nya sangat protektif padanya.

Mengingat kondisi nya selama ini, aisyah menghela nafas. Dia tidak pernah menyangka akan ada hal aneh dengan kondisi yang terhubung oleh seorang pria seperti robin.

Seperti mate seorang immortal

Itulah yang dikatakan airin padanya. Sampai membuatnya membaca novel bergenre fantasi itu. Walaupun secara sekilas itu mirip. Tapi serasa tidak mungkin! In for real!

"Kangen?" Pertanyaan angelina membuatnya sadar bahwa kelasnya telah berakhir.

Ruangan sepi hanya dia dan angelina di dalam. Aisyah kembali menghela nafas pelan. Dia tidak merasakan apapun pada pria misterius itu. Aisyah bahkan tidak mengerti alasan robin melamarnya begitu juga dia yang menerimanya. Padanya akhirnya dia hanya menggelengkan kepala.

"Dia ada contact kamu?" Angelina mengeluarkan handphone nya.
"Iya. Hampir setiap malam.Hanya pembicaraan biasa" aisyah menopang dagu nya.
"Iya. Daddy bilang setelah selesai kita harus segera pulang.wait! Aku mau tanya sesuatu. Saat kamu melihat foto anak kecil yang di bilang abang dari robin beda ibu itu ada apa sih sebenarnya? Aku gak ngerti pendapat mu sama bunda?" Angelina melihat aisyah serius.
"Mata adalah jendela jiwa. Kau akan melihat jiwanya jika melihat matanya. Dari matanya kita bisa melihat nilai dan niat seseorang. Dan saat aku melihat mata pria kecil itu aku dapat melihatnya"

"Apa?"
"Dia ingin memiliki seluruhnya" aisyah menganggukan kepala.
"Maksudnya?" Angelina semakin bingung.
"Dia ingin memiliki seseorang. Dan prediksi bunda dia ingin memiliki robin. Saat kami melihat setiap foto keluarga yang di tampilkan berkas itu" balas aisyah tajam.
"He's sick! Maksud nya dia gay dan brother complex?" Angelina tidak menutupi rasa jijiknya.

Aisyah menggedikan bahu nya tidak peduli. Dia dapat mengerti pikiran angelina. Dan bunda nya juga mengatakan itu. Dia menjadi sensitif tentang penilaian mata akibat perjalanan cinta nya dengan sang ayah.

---

"Aku mengirimkan data anggota pada jones. Aku gak tau buat apa" tommy duduk di meja makan.
"Turuti aja. Keluarga walter memiliki pikiran sendiri" balas jack cuek.
"Tante catherine telepon. Dia akan beri jawaban tiga hari lagi. Kita harus pergi ke tempatnya" balas daniel menikmati makanannya.
"Kita pergi nanti" robin menganggukan kepala.

Keempat pria itu hanya ingin menikmati hidup santai saat ini. Tidak peduli apa. Kenikmatan hidup lebih berharga dari harta. Menyelesaikan semua urusan itu lebih cepat lebih baik. Tanpa harta stuart mereka mampu menghidupi keluarga masing masing. Dan harta itu harus kembali kepada yang berhak.

---

Angelina meletakan beberapa kertas berkas yang penuh dengan foto keluarga anggota stuart. Aisyah tertawa geli melihat sepupu cantiknya sangat penasaran itu.

"Bagaimana melihat niatnya?" Angelina menunjuk gambar seorang pemuda berumur delapan tahunan.
"Pandang matanya dingin. Seolah dia tidak peduli. Saat dia berfoto dengan kakek stuart dia seperti gak peduli. Kemudian saat dia berfoto dengan teman temannya dia seperti memiliki pandangan merendahkan dan jijik seolah dia adalah orang yang paling murni di dunia. Dan terutama saat berfoto dengan seorang gadis ini. Dia seperti ingin membunuh nya. Alasan? Aku tidak tau. Tetapi saat dia foto dengan tiga pria ini. Dia cuek. Lihat lah matanya saat berfoto dengan robin. Baik berdua atau sekeluarga. Bisa kamu lihat dia melirik robin penuh hasrat. Ya aku di ajaran bunda untuk melihat mata melihat jiwa" jelas aisyah yang tiba tiba menerawang.

Angelina menatap gambar itu penuh perhatian. Sedikit dia bisa melihat apa yang di jelaskan oleh aisyah.

"Sa. Jones bilang abang dari robin itu adalah dari istri yang di jodohkan oleh kakeknya. Dan itupun hanya_ kau tau lah. Menurut mu apa keluarga seperti itu mempengaruhi nya?"
"Bisa saja. Untungnya robin mengenal ayah dan ketiga saudaranya itu. Aku rasa keadaan kacau keluarga sangat mempengaruhi jiwa seorang anak" aisyah menidurkan tubuhnya.

Angelina menganggukan kepala setuju. Dia menjadi putri manja seperti ini juga karena keluarga nya yang memanjakan. Padahal Dia juga mampu seperti jones.

Itu mengesalkan!

---

Para pengawal mengikuti dengan patuh keluarga walter yang keluar dari rumah. Aisyah hanya bisa menghela nafas kasar. Untuk kali ini hatinya gelisah. Di ujung minggu kampus terasa sepi. Walaupun ada beberapa kelas yang aktif.

"Astagfirullah"

Aisyah terus beristigfar. Menyusuri lorong kampus yang terasa lebih sepi dari biasanya. Dia melihat ke belakang dan termenung.

Kemana para pengawal?

"Mencari seseorang?" Pertanyaan dengan suara berat itu menyadarkan aisyah.

Dia berbalik menatap tajam pria yang cukup tampan. Dia memandang dalam mata pria itu. Dia sangat mengenal mata itu. Mata yang mirip dengan seseorang.

"Aku datang untuk menyapa saja. Aku hanya ingin kau meninggalkan robin jika kau tak ingin bermain dengan ku" pria itu berjalan mendekat dan ingin meraih leher aisyah.

Aisya dengan sigap menghindar menunduk untuk menjangkau pistol yang berada di betisnya. Pria itu menaikan sebelah alisnya. Dan bertepuk tangan.

PLAK.PLAK.PLAK

"Gadis hebat. Tetapi ku rasa tak sebanding dengan ku. Ya sudah lah. Aku hanya ingin menyapa. Ingatlah! Bye!"

Pria itu meninggalkan aisyah diam. Suara sepatu bergema di lorong kampus. Aisyah berdiri diam memandang kedatangan segerombolan orang. Jones berdiri tepat di depannya melihat kearah yang sama.

"Siapa?"

Jones menerima alarm dari anak buahnya yang mengawal aisyah. Dia tidak menyangka dua puluh pengawal itu mengirim sinyal yang hampir di saat bersamaan. Dia langsung berlari pergi menuju ke kampus. Lawannya pasti sangat tangguh.

"William stuart"