Gibran sudah siap dengan Kaos warnah putih dan celana Levis hitamnya tidak lupa ia memakai Hoodie berwarna hitam, gantengnya tapi masih jomblo. Setelah itu ia langsung turun berpamitan kepada orangtuanya kalo dia ada janji bersama teman-temannya.
"Bun Ibran main ya" Ucap Gibran kepada Bundanya.
"Sama siapa? Kei, Bani?" Tanya Bundanya.
"Sama Bani, Adnan, Mail, Aldo" Ucap Gibran.
"Yaudah hati-hati. Nitip ini kasih ke Kei" Bundanya mengulurkan sebuah kotak makan berisi cumi pedas kesukaan Kei.
"Oke, assalamualaikum" Setelah Salim Gibran bergegas pergi.
Gibran menuju sebuah tempat dimana itu akan menjadi tempat paling bersejarah untuk Kei dan Adnan. Setelah sampai Gibran langsung menghampiri teman-temannya dan ikut membantu yang lain.
"Adnan mana?" Tanya Gibran.
"Dia lagi dalem" Ucap Aldo.
"Lo enggak ngajak Kei Bran?" Tanya Mail.
"Bani yang ngajak kesini nanti" Ucap Gibran melihat sekeliling tempatnya, pikirnya ini pasti Kei suka banget. Ia tau betul Kei pasti akan suka tempat ini bahkan Kei pasti bahagia.
"Mantep enggak desain pemikiran gue" Tanya Aldo.
"Mantep lah udah berpengalaman nembak cewek ribuan" Jawab Mail, padahal pertanyaan itu di lontarkan untuk Gibran.
"Tapi di tolak semua" Celetuk Gibran, sambil tertawa.
"Kei Dateng jam berapa nih lama amat keburu nih ke tiup badai" Ucap Aldo.
"Bentar gue telepon Bani dulu" Jawab Gibran.
Bani sedang berada di panggilan lain.
"Ini mah lagi teleponan Ama Hanum pasti" Celetuk Aldo yang melihat layar ponsel Gibran.
"Suudzon aja lu" Ucap Mail. "Lu enggak liat itu sapa" Tangan Mail menunjukkan ke arah Hanum yang rupanya sudah datang dan membantu yang lain.
"Gue mana liat dari tadi gue disitu" Jawab Aldo, sedangkan Gibran masih mencoba menelepon Bani dan akhirnya diangkat.
"Ape?" Tanya Bani.
"Cepetan buset dah" Ucap Gibran.
"Sabar ini mau otw, Lo pake nelepon. Diem ada Kei di samping gue" Jawab Bani langsung mematikan teleponnya.
"Lagi mau jalan Bani" Ucap Gibran "Dah ah gue mau liat Abang tampan dulu" Lanjut Gibran.
Gibran pun masuk ke dalam dan menghampiri Adnan, Adnan terlihat sangat tampan malam ini dan Gibran juga melihat ke tidak sabaran yang terpancar dari muka Adnan. Adnan melihat ke arah Gibran dan menghampiri Gibran.
"Mantap kan gue" Tanya Adnan.
"Mantap Udeh sobat gue" Ucap Gibran
"Romantis banget Lo, gue ajarin dong" lanjut Gibran ia teringat kata-kata Kei kalo dia tidak bisa romantis karena Gibran orangnya Humoris."Bisa aja lu, Ini aja gue di ajarin sama Abang Aldo" Jawab Adnan.
"Lancar ya bro" Gibran menepuk pundak Adnan, Adnan pun tersenyum.
"Makasih Bran".
Akhirnya yang ditunggu-tunggu datang, Bani dan Kei datang, Kei melihat heran kenapa tempatnya bagus banget enggak biasa-biasa nya temennya ini bawa ke tempat sebagus ini sekalinya bagus juga enggak seromantis ini. Kei memutar matanya memperhatikan tiap inci tempat ini.
"Lo enggak mau selingkuhin Hanum kan?" Tanya Kei.
"Ya enggak lah gila aja Lo" Jawab Bani.
"Jangan bilang Lo mau nembak gue, terus selingkuh sama gue" Ucap Kei makin ngaco, yang dibelakang sambil mengintip hanya tertawa melihat tingkah laku Kei dan Bani.
"Pede banget Lo, lagian gue kalo mau selingkuh milih yang cakepan dikit kali" Jawab Bani menonyor kepala Kei.
"Kalo tau ke tempat gini gue dandan cake Bani" Ucap Kei kemudian dia duduk di bangku karena merasa capai. "Duduk sini aja ya Ban" Bani hanya mengangguk.
"Gue kebelakang mesen makanan dulu" Ucap Bani kemudian pergi meninggalkan Kei, Kei hanya mengangguk tapi dia bingung Bani main mesen makanan aja tau juga enggak makanan yang Kei mau. Sementara itu Bani menghampiri yang lain dari belakang, untuk bertukar posisi dengan Adnan.
"Sana tuh pujaan hati Lo" Ucap Bani.
"Makasih Bani".
"Sukses Adnan" Teriak Mail, Mail malah di tonton oleh Gibran.
"Berisik Lo kuda" Ucap Gibran.
Adnan menghampiri Kei dengan perlahan sembari membawa sebuket coklat dan bunga, Kei sedang memperhatikan keindahan tempat itu sampai tidak mengira dibelakang ada Adnan, setelah tepat di belakang Kei Adnan mulai menarik nafas.
"Ini mbak pesanannya" Ucap Adnan, Kei menoleh.
"Kamu?". Adnan tersenyum.
"Kei, maafin aku ya udah 1 tahun aku hubungan kita enggak ada status. Aku tau itu enggak enak" Ucap Adnan tersenyum, Kei masih terdiam kaku. "Sekarang dengan keberanian aku disini, aku nyatain perasaan aku ke kamu. Mungkin kamu udah tau, tapi ini untuk memperjelas hubungan kita" Lanjut Adnan.
"Aku suka sama Kamu, mau kan jadi pacar aku" Ucap Adnan memberikan buket coklat dan bunganya, Kei masih terdiam dan mencoba mengambil itu tapi dia gugup. "Kei?" Tanya Gibran.
"Hm iya".
"Iya apa?" Tanya Adnan.
"Iya aku mau" Ucap Kei sedikit malu dengan muka merahnya, Adnan mendekati Kei dan memeluk Kei.
"Udah woy jangan peluk lama-lama" Ucap Gibran.
"Mantap Bro" Ucap Mail.
"Kalian disini juga?" Tanya Kei.
"Iya dong Kei kan mau merayakan hari jadian kalian. Di traktir Abang ganteng" Ucap Aldo.
"Hai num" Sapa Kei.
"Hai" Jawab Hanum.
"Makasih ya kalian semua" Ucap Kei "Makasih juga Adnan" Kei tersenyum manis.
Setelah itu mereka asik mengobrol dan makan-makan, Kei dan Adnan sedang di mabok cinta sampai duduknya saja tidak mau berjauhan. Tidka terasa waktu sudah malam, Karena sudah malam mereka segera pulang kerumah masing-masing.
"Kei cumi nih dari Bunda" Ucap Gibran kemudian pergi untuk segera pulang.
"Gue duluan nan, Kei" Ucap Bani.
"Duluan ya Kei" Ucap Hanum.
"Iya hati-hati, makasih ya kalian" Ucap Kei masih gandengan dengan Adnan.
"Gue sama Mail cabut dulu ya" Ucap Aldo.
"Iya bro hati-hati".
"Kei mau pulang sekarang?" Tanya Adnan, Kei hanya mengangguk. "Oke tuan putri" Ucap Adnan.
Adnan mengantar Kei pulang kerumahnya, dijalan Kei masih tidak bisa jauh-jauh dari Adnan ia terus memeluk Adnan di motor, Adnan yang melihat itu dari kaca spionnya, tidak terasa sudah sampai rumah Kei dan Kei pun turun.
"Makasih banyak untuk malam ini Adnan" Ucap Kei.
"Sama-sama, terimakasih juga sudah menunggu cukup lama" Ucap Adnan, Kei tersenyum.
"Hati-hati dijalan" Ucap Kei sambil melambaikan tangan, Adnan tersenyum dan menyalakan motornya dan bergegas pulang.
Kei masuk kedalam rumahnya dengan suasana hati uang sangat senang ia tidak bisa membayangkan kejadian tadi itu benar-benar terjadi. Aja mengira itu tidak akan terjadi sampai ia mulai akan menyerah terhadap Adnan. Tapi, ternyata keberuntungan ada di dia sekian lama ia menunggu akhirnya Adnan memberi nya kepastian akan hubungan nya yang sudah setahun. Dikamar Kei langsung mengganti bajunya untuk bersiap tidur dan berharap ini bukan mimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
Teen FictionSiapa bisa mengira perasaan bisa berubah dengan adanya keadaan, sekuat apapun kau menginginkan bersama orang yang kau mau. Sekuat itu pula takdir memisahkan jika kau tidak ditakdirkan bersama. Jadi kau harus menerimanya karena itu yang terbaik bukan...