Sebuah perasaan (6)

10 2 0
                                    

Untuk kesekian kali Gibran terlambat, Gibran langsung di bawa ke ruang BK agar dapat hukuman. Gibran pasrah sudah berulang kali di ceramahi, di hukum tapi ia tetap tidak kapok. Gibran mendengus kesal seketika di hukum suruh membersihkan seluruh toilet di sekolah, hukumannya tidak main-main berapa banyak toilet di sekolahannya bisa-bisa tulang Gibran remuk.

"Bu jangan semua dong" Pinta Gibran.

"Nawar lagi, enggak liat kamu telat itu 30 menit" Omel Bu Ani selaku guru BK.

"30 menit doang Bu" Ucap Gibran.

"Doang lagi kamu, 2 kali kamu kaya gini" Ucap Bu Ani, Gibran hanya diam dan Langsung pergi untuk melaksanakan tugasnya.

Gibran mulai dari lantai satu dulu, dia mulai dari kamar mandi guru. Setelah itu baru dia naik ke lantai 2 dan seterusnya. Tidak terasa ia sudah membersihkan sampai lantai 4 akhirnya dia bisa masuk kelas dan istirahat betapa capainya Gibran sampai ia menidurkan kepalanya di atas meja dan memejamkan matanya.

"Telat terus sampai sukses Bran" Ucap Aldo.

"Enggak boleh gitu lu, kasian Abang ganteng capek. Mau nitip minum atau makan enggak Bran" Tanya Mail.

"Minum aja" Jawab Gibran masih dengan mata terpejam.

"Begadang ya ku Bran" Ucap Bani, Gibran tidak menjawab karena lelah. Akhirnya teman-temannya ke kantin untuk istirahat sedangkan Bani tetap di kelas.

Bani membangunkan kepalanya dan memelekkan matanya karena terdengar bunyi telepon dari tasnya. Ia langsung mengambil hpnya dan membaca kaya hpnya siapa yang menggangu istirahat nya, ternyata itu Kei yang video call dirinya, lalu Gibran mengangkatnya sedikit malas karena ia sedang capek.

"Telat lagi Bran?" Tanya Kei.

"Tau darimana Lo?" Jawab Gibran.

"Bani, barusan WA" Ucap Kei.

"Matiin ya gue capek" Jawab Gibran tanpa kesepakatan Kei ia mematikan video call sepihak.

"Ini minumnya" Bani mengulurkan minuman ke arah Gibran.

"Makasih Ban" Ucap Gibran.

"Nanti malem Lo mau ikut enggak?" Tanya Bani.

"Kemana?" Tanya Gibran balik.

"Ngedate" Ucap Bani tertawa.

"Lo ngeledek gue ban" Ucap Gibran.

"Enggak seriusan, gue mau jalan sama Hanum terus si Adnan sama Kei. Enggak tau tuh Aldo sama cewek barunya" Ucap Bani.

"Mager gue pengin tidur" Jawab Gibran.

"Kerjaan Lo tidur doang tapi sekolah telat Mulu" Ucap Bani menonyor kepala Gibran.

"Terus gue jadi nyamuk hah? Kalo ikut" Jawab Gibran "Lo semua ada pasangannya bani, si Mail juga Ama ceweknya kan" lanjut Gibran.

"Lagian Lo banyak yang deketin tapi tolak semua" Ucap Bani.

"Bukan tipe gue, lagian perasaan enggak bisa dipaksain" Bani tertawa mendengar perkataan Gibran.

"Kesambet setan toilet Lo Bran, bijak amat" Ucap Bani.

Kring... Kring.....kring....

Bel masuk berbunyi, semua murid langsung berhamburan untuk kembali masuk ke kelas masing-masing. Adnan, Mail dan Aldo menghampiri Gibran dan Bani yang sedang asik mengobrol.

"Gimana Lo mau ikut?" Tanya Adnan.

"Enggak" Jawab singkat Gibran.

"Ya enggak asik nih, enggak ada Gibran" Ucap Aldo.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang