"Gibran kuncirin dong susah banget" Ucap Kei menyerahkan ikat rambut kepada Gibran.
"Gue mana bisa nguncir coba" Gibrna berusaha menguncir rambut Kei alhasil malah acak-acakan membuat rambut Kei kusut.
"Kok malah diacak-acak, Kei mau jalan sama Adnan nih" Ucap Kei.
"Udah sini gue aja" Bani mengambil ahli, Bani menguncir rambut Kei dengan rapih. Karena Bani sudah terbiasa menguncir adiknya yang masih SD.
"Makasih Bani" Ucap Kei. "Makasih juga Gibran udah acak-acakin rambut Kei" Lanjut Kei.
"Kei mau jalan sama Adnan?" Tanya Gibran. "Kita berdua udah kesini Kei malah pergi" Ucap Gibran.
Bani memerhatikan tingkah laku Gibran, ia melihat kalo Gibran itu cemburu terhilat jelas dari matanya. Namun Bani juga tidak bisa berbuat apa-apa ini Kei juga butuh bahagia, tapi Bani tidak tega dengan Gibran.
"Jangan lama-lama Kei" Ucap Bani. "Kita nginep dirumah Lo" Lanjut Bani.
"Iya, aku ke bawah dulu ya Adnan udah Dateng" Kei melambaikan tangannya Ke Gibran dan Bani, mereka berdua membalas dengan tersenyum.
"Hati-hati my love" Teriak Bani, mencoba menggoda Gibran.
"Cemburu enggak kalo gue yang bilang gitu ke Kei?" Tanya Bani.
"Enggak lah masa cemburu Ama kodok" Celetuk Gibran.
"Sembarang lo" Bani menonyor kepala Gibran.
"Ka Kei jadian ya sama Ka Adnan?" Tanya Kai.
"Lo nanya sapa sih?" Ucap Gibran.
"Kalian berdua lah" Jawab Kai.
"Iya jadian Kai" Ucap Bani.
"Di panggil Bunda di bawah, diajakin makan malem" Ucap Kai.
"Mantap, nanti gua turun" Jawab Gibran. Gibran dan Bani turun ke bawah untuk makan malam bersama Bundanya Kei dan Keluarganya Kei yang lainnya. Sedangkan Kei nya malah pergi bersama Adnan.
"Ayah gimana Bran?" Tanya Ayah Kei.
"Gimana apanya yah?" Gibran merasa bingung.
"Udah pulang Dinas?" Ucap Ayah Kei.
"Udah lah, cuma berangkat lagi langsung ke rumah sakit yang biasa" Jawab Gibran.
"Namanya juga Dokter" Ucap Ayah Kei sambil tersenyum, dan Gibran pun ikut tersenyum. "Papah jarang pulang Ban" Ucap Ayah Kei kepada Bani.
"Iya yah" Jawab Bani.
"Namanya juga pilot yang penting masih inget sama keluarga ya Ban" Ucap Ayah Kei, Bani pun tertawa pelan.
"Udah makan ngobrol Mulu" Ucap Bundanya Kei. "Anak gadis bunda udah gede lagi pacaran, eh Bunda sama anak gadis yang satu lagi nih" Ucap Bunda Kei sambil merangkul Kai.
"Ayah mah seneng anak ayah ada yang jagain 2 laki-laki hebat nih" Ayah Kei melirik Bani dan Gibran, yang di lirik tersenyum.
"Makasih Bun" Ucap Bani saat di taruhkan nasi di piringnya oleh Bundanya Kei, Gibran pun tersenyum saat piringnya di taruhkan nasi juga dan Gibran mengangguk seolah-olah mengucapkan terimakasih.
Setelah selesai makan Gibran dan Bani kembali ke kamar dan bermain PS. Sambil menunggu Kei datang jam sudah mau menunjukkan pukul 10 seharusnya Kei sudah pulang tapi jam segini belum pulang juga. Akhirnya Gibran memutuskan menelepon Kei.
"Balik Lo" Ucap Gibran
"Lagi di jalan Ibran sabar" Jawab Kei.
"Lagi di jalan Bran" Ucap Adnan terdengar dari suara telepon Kei.
"Hati-hati" Ucap Gibran, langsung mematikan Teleponnya.
Beberapa menit menunggu Kei akhirnya Kei sampai rumah, dan langsung menghampiri Gibran dan Bani.
"Tebak abis ngapain" Ucap Kei.
"Paling jalan-jalan makan" Jawab Bani.
"Tidur" Ucap Gibran.
"Ngade ngade Lo Bran, masa iya gue tidur" Jawab Kei kesel kepada Gibran. "Gue bukan Lo yang kerjanya tidur" Lanjut Kei, Bani pun tertawa.
"Gue enggak tidur, abis makan terus main PS" Ucap Gibran.
"Ganti baju sana, terus tidur" Suruh Bani.
"Iya bye" Ucap Kei melambaikan tangannya.
"Pujaan hatinya Gibran" Goda Bani kepada Gibran.
"Rese lo, nyesel gue cerita ke lu" Ucap Gibran menonyor Kepala Bani.
"Hobi Bani menonyor kepala orang" Ucap Bani, "kali-kali punya Hobi cakepan dikit Bran" Lanjut Bani sambil tertawa.
"Tuh Pujaan hati Lo nelepon, mending angkat biar enggak ganggu gue" Ucap Gibran menunjuk handphone Bani yang berbunyi di atas kasur.
"Abis nelepon bisa gue lanjutin" Jawab Bani. Akhirnya Bani mengangkat teleponnya di balkon sambil menikmati pemandangan malam dan angin sejuk di malam hari.
"Kenapa num?" Tanya Bani
"Lagi nginep rumah Kei ya?" Tanya Hanum.
"Iya".
"Bisa jemput enggak? Di tempat les" Ucap Hanum.
"Bisa, aku otw sekarang ya kamu tunggu" Jawab Bani, langsung mematikan teleponnya.
Bani masuk ke kamar dan buru-buru mengganti bajunya, Gibran yang melihat itu biasa saja sudah mengerti apa yang akan di lakuin Bani dan kemana Bani akan pergi. Jadi Gibran diam dan fokus pada YouTube yang di sambungkan ke telivisi.
"Enggak mau nanya Bran gue mau kemana?" Tanya Bani, Gibran tidak memperdulikan. "Gibran!" Teriak Bani.
"Caper Lo, paling juga mau jemput Hanum" Jawab Gibran.
"Duh sahabat banget sih kamu, tau aja aku mau kemana" Goda Bani sambil memeluk Gibran.
"Jijik gue di peluk Lo" Ucap Gibran sambil menyingkirkan Bani.
Bani melepaskan pelukannya dan pergi, sedangkan Gibran tetap fokus dengan YouTube nya. Tiba-tiba Kei masuk setelah tidak lama Bani pergi dari kamar itu. Kei seperti seseorang yang sedang mencari-cari sesuatu, Gibran tetap diam sambil memperhatikan Kei.
"Bani mana?" Tanya Kei, "kaya jin tiba-tiba ilang" Lanjut Kei.
"Biasa" Jawab Bani. Kei mendekat kepada Gibran dan tiduran di pangkuan Gibran yang sedang duduk sambil menonton.
Lo ngapa gini si bikin gue dag-dig-dug tau ga, Batin Gibran.
"Lu ngapain tiduran di paha gue bocah" Ucap Gibran mencoba menyingkirkan.
"Pengin sama Abang jutek ini" Goda Kei.
"Lebay anjir, sana tidur" Ucap Gibran mematikan tontonan nya dan menarik Kei dan membawanya keluar kamar.
"Kok gue di bawa keluar" Ucap Kei.
"Gue mau tidur bodoh" Jawab Gibran.
"Lo mending balik ke kamar" Lanjut Gibran, Gibran pun masuk kamarnya dan menutup pintunya dan tidak lupa mengunci agar Kei tidak berusaha masuk lagi."Gibran buka!!!" Ucap Kei dari luar sambil mengetuk pintunya.
"Gue udah tidur" Jawab Gibran, Kei di luar tertawa.
"Tidur Lo hebat Bran, bisa ngomong" Teriak Kei.
"Lagi ngigo gue" Balas Gibran.
"Aduh unyu banget Abang" Goda Kei, Gibran didalem tersenyum senyum sendiri mendengar ucapan Kei. "Jangan bales omongan Kei, Kei mau tidur bye. Selamat tidur" Lanjut Kei.
"Iya selamat tidur juga" Teriak Gibran.
"Jangan di bales Gibran" Teriak Kei, Gibran di dalam kamar hanya bisa tertawa, setelah memastikan Kei benar-benar tidak ada di depan pintu ia kembali membuka kunci pintunya agar nanti Bani bisa masuk ke dalam. Setelah itu ia memutuskan untuk tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
Novela JuvenilSiapa bisa mengira perasaan bisa berubah dengan adanya keadaan, sekuat apapun kau menginginkan bersama orang yang kau mau. Sekuat itu pula takdir memisahkan jika kau tidak ditakdirkan bersama. Jadi kau harus menerimanya karena itu yang terbaik bukan...