Bab 02

5.6K 281 28
                                    

Aku tersenyum lebar penuh bahagia melihat foto foto yang baru saja di tag ke akunku. Mimpiku, harapanku, sudah terbayang dipelupuk mata disana.

"Kamu wajib ke sini @LovelyGrana. Mimpi kamu menapaki bumi Andalusia tinggal selangkah lagi kan?"

Tulis Hima di caption gambar gambarnya di Instagram.

Ada gambar Istana Alhambra, dan juga suasana didalamnya. Sebuah Istana peninggalan kejayaan Andalusia di Eropa Barat sana.

Mataku bersinar riang. Mimpiku, kan ku rengkuh dalam 1 dekapan lagi. Aku menengadahkan tanganku berdoa semoga semuanya dimudahkan.

Tiba tiba seseorang memelukku dari belakang dengan nada manjanya.

"Teteehh... kayak orang gila wae senyum senyum sendiri.. iihhhh.."

Villa adikku, memelukku sambil mengedikkan dagunya ke bahuku berkali kali.

"Cie ciee.. ada bang Hima ternyata kirim kirim foto.. cie..ciee..."

Mukaku langsung blushing tak karuan! Adekku ini memang pandai menggodaku.

"Cie ciee.. ngintip mulu deh.. dasar keepooo.."

Aku bergegas menutup layar laptopku dan menarik tangan Villa dengan kencang

Ku dengar Villa berteriak kencang dan memanggil nama Ibu yang tengah menjahit dipojok ruangan.

Tak lama kemudian, kami sudah main kejar kejaran diruangan yang hanya berukuran 4x4 ini.

"Kalian ini udah kayak bebek sama ayam aja kalau ketemu yaa.." tutur Ibu yang menatap kami dengan senyum manisnya.

Kepalanya menggeleng geleng menyaksikan kami yang tengah berpelukan kecapean di kursi kayu tempat duduk kami satu satunya.

"Iya atuh Bu.. bentar lagi kan teteh mau pergi.. Villa gak rela sebenarnya bu.. jangan pergi atuh teteh.."

Aku mencubit hidung mancung Villa dengan gemas.

"Molaaii.. nanti kalau pulang gak dibawain oleh oleh.."

"Bawain bule ajaa teteh.. bule muslim hihiii..."

Aku tertawa lebar mendengar penuturan Villa. Adikku yang baru duduk di bangku kelas 8 ini memelukku erat.

"Kalau disana jangan lupa video call terus ya teh.. Villa mau tiap hari pokoknay teteh telfon.."

Kembali aku mencubit hidung mancung adikku dengan gemas

"Liat nanti dong.. kalau gak sibuk pasti teteh telfon Ibu sama kamu.."

Villa menggangguk angguk tanda mengerti.

Aku memeluk adikku satu satunya ini dengan sayang.

"Kamu jangan banyak maen yaa.. temenin Ibu dirumah. Jangan bandel. Jangan banyak keluyuran. Jangan jajan aja. Jangan..."

"Iishhh teteh mah ngasih aturan panjang benerr.. ngalahin kereta api.. weeikksss"

Aku tertawa lebar mendengar tanggapannya.

"Jangan pacaran awas!"

"Elaahh teteh aja sama Bang Hima disana paling pacaran. Nikah aja sekalian.. daripada Ibu kuatir!"

Deg. Wajahku terasa memerah sekarang. Duh bikin jantungku berdebar aja.

"Siapa yang pacaran??" Tanyaku galak

"Ah liat nanti aja. Paling juga tau tahu nikah deh. Ngapain nyusulin jauh jauh segala coba?"

"Lhoo.. teteh kan pengen napak tilas leluhur kita sekalian belajar sejarah Islam neng. Kamu teh ada ada aja.."

Cinta Luar Biasa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang