Mohon dibacanya jangan pake perasaan. Pada puasa kan ya beibs.. 🙏
Semoga cerita ini masih aman dibaca walau lagi shaum yaa..
Happy reading
.
🌷🌷🌷
Aku terkejut mendengar perkataan teh Alfani barusan.
Apa dia bilang?
"Ayoo buruan.."
Aku menatap Altaf dengan cemas. Aduh, mana bisa begituan depan orang lain. Berdua aja kami sama sama rikuh gak karuan. Ini disuruh disini.
"Malu atuh teh ada siboys disini.. ada ada aja sih teh.."
Ku lihat Altaf mengusap tengkuknya sambil menatap kakaknya kesal.
"Bodo amat. Sekarang!!"
Ya Allah.. ini tuh betulan?
"Bi Eem mau ajak the boys ke depan, sama si Akang juga. Ayoo.."
Tak lama ku lihat Bi Eem menggiring para bocah anaknya teh Fani keluar dari rumah, diikuti kang Randy yang tertawa ngakak melihat kelakuan istrinya.
"Rekamin ya Ma.. jangan lupa.. pengen liaat.. wkwkwkwk"
"Dosaa cintaa.." sahut teh Fani santai. Tangannya bersidekap tegas seraya menatap Altaf yang masih sibuk mengusapi tengkuknya atau menyentuh lengannya bergantian.
"Gak ada yang laen teh?"
Teh Fani melotot kesal ke arah adiknya itu.
"Kamu itu dah bangkotan Altaf! Kelakuan masih kayak bocah. Gak tahu hukum kamu? Mau mainin ikatan pernikahan atas nama Tuhan? Mau kamu dikutuk jadi kacang ijo??"
Eueluh teh Fani .. ada ada aja. masa dikutuk jadi kacang ijo? Keeenakan atuh lah
"Istri sendiri dibilang asisten?? Kamu ngaku apa lagi sama orang lain soal Rana HAH?? Rana.. sini kamu.."
Deg, mati aku!
Duh.. kenapa aku kena semprot juga ini?
"Rana, kamu kenapa gak langsung bilang sama si Jave kalau kalian sudah nikah?"
Aku terdiam bisu. Bingung mau jawab apa.
"Kesalahan apa lagi yang si borokokok ini lakukan? Siapa lagi yang dia bohongi?"
Aku harus jawab apa?
"Aah.. teteh tahu. Bentar.."
Ku lihat teh Fani mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang dan memanggilnya dak dok dak dok. Aduh, jangan jangan papanya Hima nih. Hikss
"Bagooss.. si Jave dan Dokter Windu kalian bohongi juga. Cakeeppp..."
Takut rasanya melihat wajah teh Fani, kakak pertama Altaf, yang menahan marah seperti itu
"Kaliaaaaa!!! Hadeuhh.. kalau Mama Papa sampe tahu kelakuan kalian, pasti bakalan marah besar. Sebagai hukumannya, teteh minta kalian ciuman depan teteh. SEKARANG JUGA!!!"
Gustii.. gimana ini??
Tangan teh Fani menarik jemariku dan mendudukanku ke depan Altaf yang tengah cemas dan gelisah.
"Sekarang kalian siap siap. Teteh mau rekam pake hape."
"Teeh.. apaan sih?"
Altaf mencoba merayu kakaknya supaya tidak menyuruhnya macem macem.
"Pilih aja. Mau ciuman atau dilaporin Mama. sok.."
"Jangan gitu atuh lah.." rajuk Altaf.
"Teteh hitung dalam hitungan ke lima kalian sudah harus ciuman. Gak boleh berhenti sebelum teteh bilang STOP. Atau teteh langsung telfon Mama nih sekarang juga!! Mau yang mana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Luar Biasa (END)
ChickLitKisah Granada Aisyah, seorang gadis dari keluarga sederhana, yang berjuang mendapatkan beasiswa untuk belajar di negara penuh cahaya Islam di Eropa. Dan dia berhasil berjuang mendapatkan kesempatan itu dengan segala keterbatasan yang dia miliki. Tap...