Aku ingin sukses, aku ingin menjadi generasi muda yang bermanfaat, membanggakan orang tua dan berguna bagi bangsa dan negara serta agamaku.
-Assyifatul Almaira.~~~~
"Bismillahirrahmanirrahim, the first day sekolah Ara berharap semoga ini jalan menuju kesuksesan yang Ara impikan. Jenjang baru mindset baru, fighting."
Terdengar ucapan lembut dari seorang gadis yang menatap dirinya di depan cermin lengkap dengan pakaian putih abu abu dan balutan hijab yang menutupi dadanya.
Assyifatul Almaira, seorang gadis berusia 16 tahun yang bertekad untuk membahagiakan kedua orang tuanya.
Ia pintar dan juga terkenal sebagai orang yang ramah serta sopan santun yang begitu tinggi. Dirinya yang sangat mudah bergaul membuatnya di kenal banyak orang.
"Ara, udah jam 7 nak. Kamu gak terlambat ni?"
Suara sang ibu mengguyarkan lamunan Ara, ia segera bergegas menggunakan sepatunya untuk berangkat ke sekolah. Karena hari ini adalah hari Senin, Ara yang sedang berpuasa Sunnah tidak mengambil sarapan seperti biasanya.
"Bunda Ara pergi dulu ya Bun. Doakan hari pertama di SMA Ara bisa banggain bunda." Gadis itu mencium punggung tangan sang ibu dan bergegas pergi.
"Hati hati ya nak, doa bunda menyertai kamu."
Sesampainya di depan gerbang sekolah, Ara membuka helm dan memberikan nya kepada sang ayah.
"Yah, Ara sekolah dulu ya, yah." Ucap Ara sambil mencium punggung tangan sang ayah lalu menatap mata sang ayah seakan memberikan beribu harapan.
"Iya nak, ayah selalu mendoakan Ara. Ayah sayang Ara."
Ara bergegas masuk agar tidak telat di hari pertamanya. Semua murid baru dikumpulkan di lapangan untuk diberi masukan dan pembagian kelas.
Ara yang sedari tadi bingung untuk duduk dimana akhirnya ditegur oleh salah satu senior.
"Kenapa masih tegak?" Ucap salah satu senior sekaligus OSIS di SMA-nya.
"Ma..maaf kak, ini saya mau duduk." Ucap Ara yang tak berani memandang tatapan sang senior karna takut akan menimbulkan zina mata.
Namun, saat ada beranjak pergi, begitu terkejut nya ia ketika senior yang tidak ketahui ini tiba-tiba menarik lengan Ara. Ara pun tersontak kaget.
"Astaghfirullahaladzim." Ara melepaskan genggaman itu.
"Oke, maaf gue ga bermaksud lancang. Tapi gue cuma mau bilang kalau Lo cantik. Gue jatuh cinta sama lo." Ucapnya dingin lalu meninggalkan Ara.
"Haaaa apaansi baru juga pertama kali sekolah masa langsung ketemu orang aneh kaya dia. Iihh."
Ara memilih duduk di samping teman SMP nya dulu sekaligus sahabat nya, Helsyia Aish Lubna.
Pembagian kelas dan beberapa masukan pun telah disampaikan oleh kepala sekolah serta pihak kurikulum dan mempersilahkan seluruh siswa untuk masuk ke kelas yang sudah ditentukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALMAIRA [On Going]
Teen FictionSebelum memasuki cerita ini, jangan lupa vote dan follow ya teman-teman:) Dan jangan lupa juga saran serta kritikannya. Love you all♥️ WARNING! Cerita ini 100% hanya imajinasi tanpa menyinggung siapapun. Nama pemain diambil dari vote teman-teman Aut...