9. Iqbal

138 86 22
                                    

" Bertemu dirimu adalah anugerah, namun untuk mendekati mu adalah sebuah perintah."
- Iqbal

Ara terdiam sejenak meratapi nasib malang. Baru saja ia melihat sesuatu yang dapat membuatnya mengutuk dirinya sendiri, Sekarang ia mendapat teror yang begitu membuatnya sengsara.

Tempat duduknya penuh dengan lumpur dan beberapa kertas makian atas dirinya.

Teman temannya tak ada yang mengetahui ulah perbuatan siapa, mereka pun membantu Ara membersihkan dan menenangkan Ara.

" Ra, kayaknya Lo beneran berurusan sama Kevin. Inget gak kmren Lo udah nampar dia, belum lagi Kak angel kmren juga nampar Lo kan." Ucap salah satu teman sekelas Ara.

Ara menundukkan kepalanya dan setuju dengan pendapat dari temannya itu.

Ara pun bergegas mencari keberadaan Kevin.

" Kak!." Ara menghentakkan tangannya ke atas meja yang di isi oleh kevin dan teman temannya.

" Kenapa lo?." Kevin pun beranjak dari tempat duduknya dengan ekspresi kebingungan.

" Lo maunya apa sih kak? Kalau gue emang ada salah ya ngomong. Jangan kayak gini! Lo udah nyuruh orang kan buat nyulik gue dan sekarang Lo ngerusak kursi gue, mau Lo apa kak? Gue ga suka ya sama cara Lo." Ara bergegas meninggalkan Kevin dan teman temannya

" Ra.. tunggu." Kevin mencoba untuk mengejar Ara namun seketika lengannya di tahan oleh seseorang.

" Udahlah baby, gak usah di kejar tu anak kecil." Angel menarik dan menggantung manja di lengan Kevin.

" Bentar deh njel, yang nyulik Dan ngerusak kursi dia itu elu? Gue ga habis fikir ya sifat ko kejam banget." Jujur sebenarnya Kevin sangat tidak tega melihat penderitaan yang muncul dari sorot mata Ara.

" Gini ya sayang, aku gak pernah ada niat ngerusak kursi dia. Terus yang masalah nyulik emang ide aku tapi aku yang nyuruh orang untuk nyulik dia." Angel memberikan alasan kepada kevin.

Memang benar, angel pernah berniat ingin menculik Ara namun pada hari dimana Ara diculik bukanlah ide angel melainkan perencanaan seseorang yang juga sama sama ingin mencelakai Ara.

" Kalau kamu terus kasian sama Ara, gimana rencana kita mau berhasil syaang." Ucap Angel kembali.

Akhirnya Kevin memilih untuk diam dan kembali duduk diantara angel dan teman temannya.

Sementara di lain tempat, seorang pria menatap datar dan dingin kearah angel dan Kevin.

" Beribu apapun cara Lo buat nyakitin  Ara, gue bakalan tetap jadi orang pertama yang melindungi dia. Ara, gue sayang Lo." Batinnya.

~~

Hari ini merupakan hari pertama pertemuan Rohis. Seharusnya pertemuan ini dilaksanakan 2 Minggu yang lalu. Namun, karna beberapa faktor maka anak-anak baru memulai kegiatan rohis pada hari ini, tepatnya Jum'at sore.

" Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, baiklah adik-adik sekalian. Perkenalkan saya Ranti Anastasya, saya pembina Rohis baru di SMA ini." Ucap Ranti menjadi pembuka dari kegiatan rohis.

" Apakah ada yang mau ditanyakan adik-adik? Mumpung kita belum saling kenal, gimana kalau kita memperkenalkan diri masing-masing? Setuju?." Ucap ketua angkatan rohis.

" Setuju." Sahut serentak semua anggota rohis.

Semuanya pun memperkenalkan diri masing-masing. Hingga pada akhirnya giliran Ara lah yang memperkenalkan diri.

" Assalamu'alaikum teman-teman perkenalkan saya Assyifatul Almaira, saya dari IPA 2." Belum selesai memperkenalkan diri, perkataan terpotong oleh ketua Rohis.

" Assyifatul Almaira yang biasa dipanggil ara, cita citanya ingin menjadi dokter muda, tinggal di perumahan puri putri dan lagi jomblo. Iya kan?." Sahut ketua rohis tersebut dengan senyum yang mekar di sudut bibirnya.

Ara merasa malu ketika semua mata tertuju padanya. Ia hanya mengangguk malu dan kembali duduk.

" Ehem kayaknya ada yang lagi berbunga bunga atau apa ya." Potong Ranti untuk mencairkan suasana.

Semuanya pun kembali fokus pada materi yang di sampaikan Ranti. Mulai dari motivasi bahkan jalan kehidupan Ranti menuju karir nya yang begitu gemilang yang dibubuhi oleh terjangnya jurang.

Seusai kegiatan rohis, Ara berniat pergi ke minimarket untuk membeli beberapa peralatan yang ia butuhkan.

Namun langkahnya tercegat seketika seseorang dengan cepat menghampiri dan menghadangnya.

" Hai maafin gue, tadi udah buat pipi Lo merona bak bunga mawar. Oh iya gue Iqbal, dan Lo pasti gak asing lagi sama gue. Kita pernah ketemu loh sebelumnya." Sahut Iqbal.

Ara masih berfikir sejenak dan menatap sebentar lawan bicaranya itu.

Akhirnya Ara mengingat pria yang mempunyai wajah blasteran dengan mata coklat dan bibir tipis merah yang merona. Rambut ala oppa korea dengan rahang yang tegas membuat penampilan sangat perfect, bahkan mengalahkan Kevin.

" Tapi, kenapa kakak bisa tau tentang aku?." Tanya Ara dengan wajah ya g Sangat bingung.

" Kan kamu terkenal." Ucap Iqbal santai sambil memberikan sepucuk senyuman.

Fikiran ara kembali tertuju pada Fachri. Kalimat yang diucapkan Iqbal adalah kalimat yang sering Fachri ucapkan.

" Oke kalau gitu aku duluan kak, aku mau pulang." Ucap Ara

" Sebentar, lo lewat jalan mana ni pulang nya?." Tanya Iqbal kembali

" Jalan mawar."

" Kalau gitu Lo pulang bareng gue." Iqbal bergegas mengambil Motornya yang terparkir di parkiran sekolah.

Ara menatap aneh dan merasa sangat bingung dengan tingkah manusia yang satu ini.

" Naik." Ucap Iqbal.

" Enggak kak aku pulang sama ayah aku kok." Ara mencoba menolak.

" Lo bakalan telat, cepetan naik."

Ara tak ada pilihan, waktu pun semakin larut dan sekolah tampak kosong.

Ia menerima tawaran Iqbal. Namun anehnya Iqbal tak menghantarkan Ara melalui jalan mawar, melainkan berputar melewati jalan bulan untuk menghindari jalan mawar tersebut.

" Kak kenapa lewat sini? Lewat sana lebih cepat loh." Ungkap Ara heran.

" Terserah gue, gue mau jalan jalan sekalian." Jawab Iqbal.

Iqbal pun menghantarkan Ara dengan selamat sampai tujuan.

Ara mengungkapkan terimakasih dan dibalas Dengan senyuman oleh Iqbal.

Malam harinya, Zahwa dan dzakira datang bermain ke rumah Ara.

" Eh ada Zahwa, ada dzakira. Masuk masuk, Ara lagi dikamar ngerjai tugas dianya." Ucap bunda Ara dengan ramah.

" Makasih bunda." Dzakira dan Zahwa pun memasuki ruangan demi ruangan untuk mencapai ruang kamar Ara.

" BAAAAAAA.." ucap dzakira dan Zahwa serentak mengkagetkan Ara yang fokus pada layar laptop nya.

Ara tersontak kaget.
" Eh kambing kucing minum susu lima karung."

Dzakira dan Zahwa tertawa terpingkal pingkal melihat kelatahan Ara dan ara yang merasa sangat kaget mencoba menetralisir kondisinya.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh terimakasih sudah berkunjung ke cerita ku. Jangan lupa untuk vote dan comment ya:)

ALMAIRA  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang