16. Kenyataan pahit

98 58 14
                                    

" jikalau rasa tak berujung cinta, mengapa harus ada suka dibalik luka?"
-Fachri Albar Sidiq

Akhirnya bus yang mereka kendarai pun sampai pada tempat tujuan.

Ara bergegas turun dan mengikuti Ratna serta Ranti sebagai pembimbing mereka menuju villa yang sudah disediakan.

" Nah jadi kalian tidur nya barengan ya. Untuk anak kelas 10 ikut Bu Ranti. Untuk anak kelas 11 dan 12 berhubung yang ikut sedikit kalian gabung ya." Ucap Bu Ratna setelah mengumpulkan para peserta olimpiade.

Ara menjatuhkan tubuhnya kasar diatas kasur dan menutup matanya.

Ia masih terbayang dan mengingat semua kejadian yang ia alami. Semenjak menyukai Fachri, seperti batas antara Ara dan Ikhwan tidak terlalu dijaga nya lagi.

Ara yang tengah kacau dengan fikirannya dikejutkan dengan Helsyia yang menariknya dan membawanya ke suatu tempat.

" Hel, ini mau kemana."

" Udah gak usah banyak bacot! Lo ikut aja." Tarik Helsyia.

Helsyia membawa Ara kesebuah taman yang disana sudah terlihat angel, Kevin dan Fachri tengah duduk.

" Nah ini ni si anak kecil udah datang." Ucap Angel dengan gaya sombongnya.

" Ii..ini ada apa ya?" Ara kebingungan dengan situasi ini, bahkan Fachri pun hanya menatapnya dengan tatapan kosong.

" Jadi gini Ra, gue,angel dan Helsyia cuma mau bantuin Fachri soalnya dia mau ngomong sesuatu." Jawab Kevin

" Udah ya gak ada yang perlu dijelasin." Ucap Ara dengan senyuman yang masih sempat ia mekarkan dan memilih untuk pergi.

" Dia bakalan tunangan sama Sepupu gue, Nadhifa!"

Suara angel membuat Ara tertegun dan akhirnya memilih membalikkan badannya untuk meminta penjelasan.

Warning!
Please banget yang mau ngerasain feel nya silahkan putar lagu se sedih sedihnya wkwk. Author aja nulis ini sambil dengerin lagu nya BCL-CINTA SEJATI DAN MY HEAT. NGENA BANGET:'(

" Kak."

" Kak Fachri?"

" Kak Fachri ini semuanya gak bener kan?" Ara Semakin mendekati Fachri dengan nada suara yang menahan sekuat mungkin agar tak menjatuhkan air matanya.

" Kak Fachri?"

" JAWAB KAK JAWAB!" Ara mulai berteriak menarik kerah baju Fachri.

Sedangkan Fachri hanya terdiam memandangi Ara dengan keadaan yang begitu menyedihkan.

" Ra, cukup. Gue mohon sama Lo jangan berharap lebih sama gue." Jawab Fachri datar.

" Lo jangan suka lagi sama gue, Lo itu bukan tipe gue dan Lo harus belajar ikhlas buat ngelupain gue."

" Gue cuma iseng-iseng buat ngedeketin Lo. Dan Lo harus tau bahwa gue emang gak ada perasaan sedikit pun sama Lo."

Ara melepaskan genggaman nya dan mulai menjauhi Fachri.

Ia berusaha tersenyum walaupun air matanya sudah memenuhi pipi gadis itu.

" Ah kakak mah gak lucu kak bercanda nya." Dengan air matanya yang masih mengalir Ara berusaha membuktikan bahwa Fachri hanya bercanda Dengan ucapan nya.

" GUE SERIUS RA! GUE CINTA SAMA NADHIFA DAN BUKAN LO RA!." Fachri menegaskan semua perkataan tepat dihadapan Ara.

Ara masih tersenyum yakin bahwa yang ia dengarkan Sekarang hanyalah mimpi.

Sedangkan ketiga manusia yang merasa tak berdosa itu hanya tertawa sinis melihat adegan yang begitu membuat mereka bahagia.

" Kak Fachri, barusan kemarin kakak bilang kalau..." Ucapan nya terputus.

" Itu kemarin Ra, dan sekarang udah berbeda. Lo sama aja kayak perempuan murahan diluar sana. Lo gak ada bedanya Ra." Sambung Fachri yang kembali menatap kosong ke arah ara.

" Kak gak mungkin kak, jelasin dong kak jangan kaya gini. Aku... Aku udah sayang banget sama kakak ayo dong kak ngomong. Jujur kak! Aku yakin ini bukan kak Fachri." Ara kembali menarik kerah baju Fachri.

" Ra, Lo gak usah buta sama cinta! Gue gak suka sama Lo dan please jangan berharap lebih sama gue." Fachri menghempaskan tangan Ara dengan kasar.

" Kak terus maksud kakak selama ini ngasi perhatian? Terus maksud kakak selama ini baik sama aku cuma mau nyakitin aku?" Tanya Ara tak percaya pada keadaan sekarang.

" Lo itu murahan Ra mau aja di deketin semua cowok. Dasar bitch."

Durrr

Bagaikan disambar kilat, hatinya rapuh. Ia mendengar ucapan yang sangat menyakitkan dari orang yang sangat ia sayangi.

Ara tak percaya dan lari meninggalkan mereka yang masih diam ditaman itu.

Air matanya tak dapat ia bendung. Langkahnya mulai memelan. Ia merasakan pandangan nya mulai memudar dan akhirnya

Brukkk

" Aa..ku dimana?"

" Lo tadi pingsan di taman, jadi gue bawa Lo kesini." Ucap Iqbal sambil memberikan kompres air hangat ke kepala Ara.

Ara kembali mengingat kejadian yang ia alami dan kembali meneteskan air matanya.

" Lo gak boleh sedih Ra, gue yakin semua ini pasti rencana angel buat maksa Fachri ngucapin kata kata itu."

" Kakak tau dari mana?" Tanya Ara bingung.

" Sebenarnya..."  Iqbal menghentikan ucapannya.

" Duh gue jujur ga ya, kayak nya sekarang bukan waktu yang tepat. Gue tunggu sampai semuanya steril aja deh." Batin Iqbal

" Kak!!!"

" Eh maksudnya gue sebenernya gue mantauin elu dari tadi. Yaudah sana tidur besok harus bangun pagi pagi buat mulai lombanya, FIGHTING ya Ra."

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh terimakasih sudah berkunjung ke cerita ini. Tinggalkan vote dan comment ya terimakasih:)

ALMAIRA  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang