12. Maaf

112 69 14
                                    

" Melihat mu bahagia bersamanya saja sudah membuat ku senang, gimana kalau kamu bahagia nya bersamaku? Mungkin aku pingsan."
-iqbal

Helsyia merasa bersalah dan memutuskan untuk mengunjungi Ara ke rumahnya.

Terlihat Ara sedang bercekrama dengan Ranti di depan teras rumahnya.

Helsyia menghampiri Ara.
" Ra, gue mau ngomong sama Lo." Ucap nya pelan.

Ara melihat ke arah Helsyia yang tengah berada di antara ia dan Ranti.
Ara memberikan senyuman kepada Ranti dan Ranti mengerti maksud Ara.

" Baiklah Ra, saya pulang dulu ya. Untuk konseling lainnya kamu bisa temui saya dan untuk masalah lomba itu, kamu juga bisa minta bantuan kak Ratna. Saya pulang dulu." Sahut Ranti yang langsung meninggalkan Helsyia dan ara.

Mereka berdua menatap kepergian Ranti dengan mobil Fortuner miliknya.

" Iya hel, mau ngomong apa?." Tanya Ara kepada Helsyia

" Gini, gue minta maaf kmren emosi sama Lo sampai ngelontarin kata kata yang gak enak. Gue ga bermaksud buat ngelakuin itu Ra." Helsyia mulai mengeluarkan cairan kristal dari matanya.

Ara yang juga tak dapat membendung air matanya akhirnya memeluk sahabatnya itu.

" Gak apa apa hel, aku juga minta maaf ya." Ucap Ara yang masih bersenggukan.

Ara pun mempersilahkan Helsyia masuk dan mereka kembali seperti semula.

" By the way Ra itu buk Ranti ngapain kerumah Lo dan tadi ada lomba apaan?." Tanya Helsyia penasaran

" Ohhh buk Ranti ngasi beberapa materi untuk kedokteran besok sama beberapa trik gitu untuk lulus disana, nah lomba yang di bilang buk Ranti itu adalah lomba sains biologi provinsi. Yang bisa raih juara 1 2 3 bisa ikutan seminar kedokteran yang pematerinya dokter berpengalaman. Duh pengen banget." Ucap Ara menjelaskan antusias.

Helsyia mengangguk dan mereka pun banyak menghabiskan waktu dengan tertawa.

~~~

Ara duduk di meja belajar nya menghadap jendela kamarnya yang tembus dapat melihat suasan komplek yang sepi.

Ia bergelut dengan penanya untuk mengerjakan rangkain soal yanh telah diberikan buk Ratna dan buk Ranti.

Ketika sedang fokus pada lembaran kertas, boneka beruang berwarna pink muncul dari arah jendela kamarnya.

" Haloo kakak cantik lagi ngapain sih.?"

Mendengar suara itu, ara tertawa.
Ia sangat asing dengan suara itu siapa lagi kalau bukan Iqbal.

" Baaaa." Ucap Iqbal yang memunculkan wajahnya dari balik boneka yang ia bawa.

" Hahah ngapain kesini sih kak." Tanya Ara dengan nada yang sedikit kesal namun terobati dengan kejutan dari Iqbal.

" Gue cuma mau liat Lo dari jendela aja, lagi sibuk banget ya?."

" Cuma ngerjain kimia kok kak." Ara menjawab sambil menghampiri Iqbal yang berada di luar jendela nya.

" Ohh kimia."

Keadaan hening sejenak

" Kalau gitu, aqueous balerang uranium kalium A, Argon A." Ucap Iqbal dengan senyum polos yang ia pancarkan dari sudut bibir yang indah itu.

Ara mengerut kan keningnya mencoba untuk memahami maksud Iqbal.

" Masa anak kimia gak tau." Iqbal meremehkan Ara dengan gaya sombongnya dan melirik Ara dengan lirikan syahdu.

Sedangkan Ara masih memberikan senyuman dengan ekspresi kebingungan.

" AQ  S  U  K  A  AR  A ."  sahut Iqbal penuh penegasan dan berhasil membuat Ara tertawa melepaskan segala kesedihan nya.

" Ya ampun kak kok baru ngeh ya. Yaudah sana yang ternyata lebih pintar kimia dari pada Ara mending pulang gih hus hus." Ara mempraktikan gaya sedang mengusir
Imut.

" Iya ni gue pulang Ra, eh Tapi Lo paham kan sama pelajaran biologi?."

" Lumayan, kenapa kak?."

" Kayaknya Lo gak tau semua tentang biologi." Ucap iqbal remeh.

" Loh kenapa?."

" Karna buktinya Lo udah berputar arah dari pelajaran biologi."

Ara kebingungan.

" Gak gue boong." Sahut Iqbal santai.

" Ih kakak gak boleh loh bohong bohong." Ucap Ara

" Iya Ra gue ga akan bohong lagi soalnya kalau bohong didepan Lo seakan sel jaringan gue bakalan lepas ngeliat Bidadari surga." Ucapnya memberikan gombalan.

Ara tersenyum dan langsung menyuruh Iqbal pulang karna takut ketauan bunda dan ayahnya.

Ara kembali kearah meja belajarnya namun suara Iqbal kembali memanggil nya.

" Shutt Ra sini dulu." Iqbal memanggil Ara secara mengendap endap.

" Apalagi lagi si kak, mau ngegombal? Udah retjeh kak haha."

" Eh dasar Lo ya. Lo tau kan Ra kalau hukum I Newton menjelaskan bahwa sebuah benda yang diam akan tetap diam nah gue mau ngasi tau Lo kayaknya hukum Newton nyampe ke diri gue."

" Ma.. maksud kakak?." Ara memasang ekspresi curiga

" Gue kalau udah cinta ya tetap cinta dan hati gue bakalan bergerak lurus beraturan sesuai pola rasa gue Ra."

Iqbal langsung beranjak pergi meninggalkan Ara.

Ara hanya menatap kepergian kakak kelasnya itu yang sudah dianggap nya sebagai sahabat.

Ara tak mengerti isi kepala pria itu yang sungguh sangat berjuang untuk mendapatkan Ara.

" Tenang aja. jika suatu saat perasaan aku udah beralih ke kamu, aku akan mengabari mu dan akan mempertahankan mu."
Batin Ara Dengan senyuman yang terlukis indah di bibirnya.

Setelah menyelesaikan semua tugasnya, ia beranjak tidur dan akhirnya ia terlelap dalam malam yang begitu indah.

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh terimakasih sudah berkunjung ke cerita ini. Tinggalkan vote dan comment ya terimakasih:)

ALMAIRA  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang