Kugelarkan sajadahku di sepertiga malam, ku tengadahkan kedua tangan ini hanya pada-Nya.
Sang Maha pencipta, penguasa alam semesta yang tiada dua.
Saat kata tidak lagi sanggup terucap, mulut sudah tak sanggup berbicara, bahkan saat hati telah lelah disakiti, hanya pada-Mu ku bersimpuh.
Tidak ada yang bisa kupercaya selain Engkau Yaa Allah.
Kupanjatkan do'a ketika itu, kusebutkan dengan rinci satu persatu masalahku.
Terkadang, manusia memang begitu.
Lagi susah, sholehnya luar biasa.
Lagi senang? Khilafnya naudzubillah.
Buktikan, bahwa kita bisa istiqomah di jalan-Nya.
Yakinkan Allah bahwa ketika kita susah ataupun senang kita senantiasa mengingat-Nya.
Bahkan bukankah Allah berfirman dalam Q.S. Al - Baqarah ayat 152,
"Ingatlah kepada-Ku, niscaya aku akan ingat kepadamu".
Kutanamkan ayat tersebut dalam hati, supaya aku selalu ingat bahwa aku tidak sendiri, aku punya Allah.
Aku punya Sang pencipta dan pemilik segalanya.
Sungguh luar biasa nikmat yang Allah berikan selama ini.
Baru aku sadari, sudah banyak sekali kesempatan yang aku sia - siakan hanya untuk hal yang sebenarnya tidak terlalu penting.
Mungkin inilah cara Allah, juga inilah titik temu yang kucari selama ini.
Melalui hidayahnya, perlahan aku memahami dan memaknai atas apa yang terjadi dalam hidup.
Terima kasih Yaa Allah.
Mungkin hanya dengan seperti ini aku bisa dekat dengan-Nya.
Karena aku sadar, berapa banyak sepertiga malam yang aku lewatkan hanya dengan tidur?
Berapa banyak kesempatan untuk shalat dhuha yang aku sia - siakan?
Ketika aku ditanya Allah nanti, bagaimana aku menjawabnya?
Apakah aku sanggup Yaa Allah?
Hatiku menjerit.
Ampuni diri ini Yaa Allah.
Jika bukan Engkau yang mengampuniku,
Maka siapa lagi yang bisa menolongku di yaumil akhir nanti?
***
Hari ini kuceritakan semuanya hanya padamu Yaa Rabb, aku tidak memiliki siapapun di sini.
Aku anak tunggal, dan akupun tidak terlalu bisa untuk berinteraksi dengan orang lain.
Yang kumiliki saat ini hanyalah Engkau, Ummi, dan sahabatku.
Aku percaya, ada hikmah disetiap detik kejadian yang aku alami.
Yang terpenting sekarang, aku harus mencari kerja.
Aku harus bisa membiayai Ummi dan diriku sendiri.
Aku tidak boleh manja,
Akan aku buktikan bahwa diri ini bisa menjadi anak yang membanggakan.
***
Setiap peristiwa yang aku alami saat ini mungkin adalah pembelajaran.
Bahwa selama ini aku lalai dalam mengingat-Nya, tidak menunaikan perintah-Nya, bahkan rasanya aku terlalu sibuk dengan urusan duniawi.
Astaghfirullah.
Tidak henti diri ini beristighfar.
Karena aku yakin bahwa Allah itu Al - Ghofur (Maha pengampun) dan Ar - Rahim (Maha Penyayang).
Aku selalu teringat dengan dosaku di masa lalu, namun aku bersyukur karena Allah telah memberikan umur hingga saat ini agar aku bisa memohon ampun pada-Nya.
Titik temu itu bukan hanya ditunggu, bukan juga hanya dinanti.
Tetapi didatangi, dan dipahami.
Bahwa frekuensi kita sebagai hamba harus berbanding lurus dengan tuhannya.
Siapa itu? Allah Swt.
Kita tidak bisa sejalur dengan apa yang diperintahkannya apabila kita tidak memahami syari'at - syari'at nya.
Maka dari itu, aku akan terus mendekati-Nya, dan memohon ampun pada-Nya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
If You Believe That You Can
Teen FictionNafisya Angelitta. Panggil saja fisya, Seorang wanita tangguh yang berjuang sendirian. Berbeda dengan remaja lainnya, ia tidak bisa menikmati masa muda dengan bersantai begitu saja. Ada Ummi yang harus dia jaga, ada tanggung jawab di pundaknya un...